sejak hari di mana seongmin tak masuk sekolah dikarenakan sakit. taeyoung sudah tidak pernah melihat seongmin masuk lagi selama 1 minggu.
tidak taeyoung tidak khawatir, hanya saja dia merasa sedikit sepi.
selasa sore ini, taeyoung baru saja menyelesaikan bimbingannya dengan guru fisika. selesai merapihkan barang-barangnya yang berada di atas meja, dia segera keluar dari kelas tempat dia bimbingan.
ketika sedang membenarkan posisi tasnya yang merosot. guru geografi yang menjadi guru pembimbing seongmin tiba-tiba menyapanya.
"sore taeyoung, kok belum pulang? baru selesai bimbingan ya?" sapa guru itu.
taeyoung menyungingkan senyumnya lalu menyalimi tangan guru geografinya. "sore juga ibu. iya, baru banget selesai," jawabnya. "ibu sendiri kok belum pulang? baru selesai ngajar bimbingan juga?"
guru geografi, atau panggil saja bu sejeong hanya menghela napas panjang. "belum pulang karena ngerjain kerjaan aja, lagian ibu mau ngebimbing siapa? kan udah seminggu seongmin gak masuk," balas bu sejeong.
benar juga, seongmin sudah tidak masuk satu minggu. yang berarti anak itu sudah melewatkan 3 kali bimbingan lombanya. dia lalu melirik pada kertas yang dibawa oleh guru muda itu.
entah ide darimana, taeyoung tiba-tiba berkata. "ibu kalau mau nitipin soal latihan seongmin ke saya aja. kebetulan saya sama seongmin tetanggaan, jadi bisa sekalian dianterin juga ke rumahnya,"
di dalam otaknya dia juga sudah bertanya-tanya. kenapa bisa-bisanya ide seperti itu keluar dari dalam mulutnya? mana pakai segala berbohong dan diucapkan secara lantang, lancar, dan jelas pada bu sejeong yang kini menimang-nimang tawarannya.
"boleh, deh," kata bu sejeong. dari dalam plastik tempat dia menaruh lembar kertas soal, dia mengeluarkan 3 tumpuk kertas yang sudah di streples. bu sejeong menyerahkannya pada taeyoung. "nanti tolong kasihin 3 ini ya ke seongmin, sekalian titip salam juga ke dia dari ibu. semoga cepet sembuh, gitu. ah satu lagi, makasih banyak loh taeyoung, ibu baru tau kalian berdua tetanggaan,"
sambil tersenyum, taeyoung menerima kertas yang diberikan bu sejeong. yah walaupun sedikit berbohong, setidaknya dia bisa bertemu dengan seongmin. "iya bu, sama-sama. kalau begitu saya duluan ya ibu, mari~" pamitnya, kemudian melangkah meninggalkan sejeong.
•••
saat sudah tiba di rumah seongmin, taeyoung disambut oleh irene yang sepertinya akan pergi keluar bersama dengan seorang pria yang seusia dengan irene atau mungkin lebih tua dari wanita cantik itu.
sambil menunggu seongmin, taeyoung duduk di atas sofa ruang tamu. di depannya sudah ada camilan, serta teh yang disiapkan oleh irene sebelum dia pergi.
wanita cantik itu berkata jika seongmin akan keluar dari kamarnya mungkin beberapa saat lagi. setelah mengatakan itu, dia dan ayahnya seongmin langsung pergi tanpa meninggalkan pesan apapun.
sambil menunggu seongmin keluar dari kamarnya, taeyoung asik bermain dengan handphonenya.
"taeyoung," panggil seseorang.
taeyoung menoleh ke arah suara, dan ternyata itu adalah seongmin yang memanggilnya. pemuda manis yang mengenakan celana piyama, dan sweater warna cream itu berjalan kearahnya.
dari luar sih seongmin terlihat baik-baik saja. namun, taeyoung sadar jika lingkar hitam dan kantung mata pemuda manis itu sedikit lebih menebal daripada sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
7 days 7 mission
Fanficseongmin suka sekali bermain game. salah satu jenis game yang paling dia suka adalah game berjenis simulasi. tapi bagaimana jadinya, jika suatu hari seongmin terjebak di dalam sebuah game simulasi bersama dengan taeyoung, musuhnya di masa sma?