Bab. 6 : Terkurung

1K 143 14
                                    

"Jadi intinya, mereka bikin kebakaran dan kamu kena getahnya, trus Blaze masuk rumah sakit," ujar Thorn mengakhiri cerita.

"Tapi kenapa kalian bisa seyakin itu, kalau pelaku yang menaruh racunnya adalah mereka?" tanyaku penasaran.

"Karena hanya dia musuh kita."

Yah, dia ada benarnya juga. Lagian di dunia ini tidak ada Adudu ataupun Probe yang jadi musuh di sini. Setidaknya dengan ini, semua pertanyaan membingungkan sudah terjawab, khususnya bagian dimana aku bisa pindah dunia.

Entah kenapa, disaat aku sedang memikirkan semua itu, kepalaku terasa berat dan penglihatan mulai berkunang-kunang. Aku menggeleng pelan sedikit untuk menghilangkan rasa sakit itu sebelum Thorn menyadarinya.

"Omong-omong kenapa Solar nanya itu? Bukannya kamu ada disana?" tanya Thorn yang baru sadar dengan pertanyaan aneh milikku.

"Um, gapapa cuma agak lupa hehehe."

Untungnya ini Thorn, jadi dia akan langsung percaya dan tidak akan mencurigaiku lebih dari ini. Setelah cukup lama berbincang, kami kembali masuk ke dalam rumah dan betapa mengejutkan. Seluruh rumah sudah menjadi kapal pecah, dan terlihat para TTM dan Halilintar sedang duduk di lantai, dengan Gempa yang sedang marah di depan mereka.

Tanpa ditanya, kurasa kalian semua sudah tau apa yang terjadi. Ya, tidak salah lagi, pasti para TTM baru saja berulah dan Halilintar terlibat di dalamnya.

Tak lama kemudian turunlah seseorang yang paling kutunggu, yaitu Abang tertua atau tuanku di dunia ini.

"Sudahlah Gempa, daripada marah lebih baik bersiaplah sekolah bersama yang lain," ujar Boboiboy sembari menuruni anak tangga.

"Baik Abang," balas Gempa dan bergegas ke kamarnya untuk bersiap, diikuti para TTM.

Setelah mereka berempat naik ke atas, tiba-tiba saja Boboiboy menatapku dengan tatapan dingin, lalu berjalan ke arah dapur tanpa menyapaku sama sekali. Yah, Kurasa memang hubungan kami di dunia ini tidak begitu baik. Meski aku tidak tau apa penyebab yang membuatnya membenciku, yang jelas aku harus segera menuntaskan masalah ini.

•••


Matahari sudah meninggi, panas menyengat dari sang mentari mulai terasa, Untungnya mata pelajaran olahraga sudah berakhir, dan kami para murid telah diizinkan beristirahat sejenak. Terlihat dari kejauhan Blaze sedang duduk santai ditemani Ice di bawah pohon rindang, lalu Thorn dan Taufan ikut bergabung untuk berteduh di sana, tak lama kemudian Gempa menyusul diikuti Halilintar.

Betapa bahagianya melihat mereka bisa hidup tenang seperti ini, padahal dulu aku tidak begitu peduli dengan mereka dan hanya menganggapnya sebagai orang asing. Tapi sekarang? Aku terlalu peduli dengan mereka, yah kurasa ini semua berkat bocah naif itu, Boboiboy.

"Kenapa ga ikutan gabung?" tanya Fang ketika melihat diriku yang masih berdiri diam menatap mereka dari pinggir lapangan.

"Karena aku ga pantas berada di sana."

Ya, aku tidak boleh terlalu dekat dan juga... Aku bukanlah Solar yang mereka kenal, mana boleh aku menikmati hidup bersama mereka begitu saja.

"Dey, Apa lah maksudmu tidak pantas? Kau kan saudara kembar mereka," tanya Gopal bingung.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman sendu, lalu bergegas pergi untuk mengganti baju tanpa menjawab sepatah katapun. Saudara dan teman-temanku hanya bisa saling memandang penuh penasaran, sembari menatap punggungku yang berjalan semakin menjauh.

•••

Di perjalanan menuju ruang ganti, terdapat dua anak pengganggu bernama Vicky dan Carlos. Mereka terlihat seperti sudah menunggu kedatanganku dan bersiap merencanakan sesuatu lagi entah apa itu.

SANG MENTARI [END S.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang