Bab. 13 : Vicky

814 121 7
                                    

Ini adalah kisah dimana saat Blaze meminum racun.

•••

Setelah sukses menukar racun tersebut , Vicky dan Carlos bergegas pergi dan berlari menjauh dari kedai Tok Aba. Carlos tertawa girang, sedangkan Vicky hanya diam merasakan ada sesuatu yang salah.

"Omong-omong Carl, apa jenis racun itu?" tanya Vicky memastikan.

"Entahlah, aku cuman asal buat. Tapi yang jelas itu sangat beracun."

Vicky sontak terkejut, dia memang seorang pembully, tapi dia masih tau batasan yang tidak boleh dilewati.

"Apa? Maksudnya itu racun... Beneran? Bukannya kita niatnya cuman bikin yang minumnya sakit perut aja?"

"Cih, mana seru kalau begitu, salah sendiri juga ngadu ke guru."

"Tapi Carl, klo gitu yang minum nanti bisa mati. Gimana nasib kita nanti kalau ketahuan?"

"Vick, apa kau lupa? Mereka punya Solar si jenius, kita bisa jadikan saja dia sebagai dalangnya lagi nanti."

Carlos hanya menyeringai kecil, lalu ada butiran cahaya kecil mengelilingi tubuhnya. Vicky hanya terdiam sesaat dan menganggap apa yang dilihatnya sebagai fenomena saja. Saat ini dia lebih baik memikirkan nasibnya jika ketahuan membu**h seseorang nantinya, dia takut dengan nasib sang kakak, keluarga satu-satunya nanti.

Vicky punya seorang kakak perempuan yang sudah merawatnya sejak dulu kecil, karena kedua orangtuanya menghilang entah kemana. Sejak merasa ditinggalkan seperti itu, dirinya merasa iri dengan kebahagiaan yang dimiliki oleh orang lain, karena itulah dirinya setuju-setuju saja dengan ide Carlos untuk mengganggu kehidupan para saudara kembar itu.

'Si*l! Apa yang kulakukan?! Bukannya aku hanya ingin membuat mereka terpecah belah?' batin Vicky kesal.

Dan saat itulah, Vicky perlahan mulai menyadarinya dengan perilakunya yang mulai menyimpang, namun tidak dengan Carlos yang kian hari semakin keji.

Vicky menyadari ada yang aneh dengannya, bahkan sejak saat itu Carlos terlihat semakin benci dengan para Boboiboy khususnya pada Solar. Ia tau Carlos memang membenci mereka, tapi tidak sampai begini, apalagi alasan kebencian yang dipendamnya saat ini sudah berbeda dari yang dulu.

"Vicky, tangkap dia dan masukkan ke gudang," ujar Carlos ketika melihat Solar berjalan melewati lorong.

"Eh? Kenapa? Bukannya waktu itu sudah cukup?"

"Cukup? Mana mungkin cukup! Mereka harus lebih menderita dariku!"

Vicky hanya bisa terdiam, dia tidak menyangka temannya perlahan mulai berubah semakin parah, bahkan mulai menganggap dirinya sebagai seorang bawahan yang bisa disuruh ini-itu. Pada akhirnya ia hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan temannya.

Sebelum menarik Solar ke dalam gudang, ia berkata, "maafkan aku."

Hanya itu yang bisa diucapkan olehnya sebagai penembusan saat ini dan dalam seketika Solar langsung didorong masuk, lalu dengan cepat Vicky menutup pintu itu dan bergegas pergi.

Bukannya ikut pergi Carlos justru menumpuk benda-benda berat ke depan pintu dimana Solar berada.

"Carl? Apa yang kau lakukan?"

"Tentu saja menahan pintu, kalau tidak begini dia bisa lolos dengan mudah."

"Tapi, bukannya ini sudah--"

Teringat dengan perkataan Carlos yang sebelumnya, Vicky memilih untuk menutup mulut dan hanya bisa melihat Carlos yang masih menumpukkan barang lainnya. Semakin dilihat, ia semakin sadar apa yang dilakukannya selama ini adalah salah.

SANG MENTARI [END S.1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang