HD [03]

9.1K 481 97
                                    

Bagian 03

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 03

"Satu lagi."

Kontak cewek itu menoleh, dan berdebar kencang saat Ervan mendekatkan wajahnya. Membuat posisi tubuh Citra seolah terkungkung.

"Jangan jatuh cinta sama gue."

Kedua alis Citra menukik. Ervan bilang apa tadi? jangan jatuh cinta padanya?!

What? mana bisa! dia bahkan sudah menggilai cowok itu hampir 3 tahun. Emangnya effort yang selama ini dia kasih masih kurang jelas?!

Miris sekali.

Menetralkan detak jantung yang kian berdebar, Citra tersenyum segaris. "Lo larang gue buat jatuh cinta sama lo?"

Ervan mengangguk sekilas, lalu menarik tubuh menjauh dari Citra. Sayang kembali ditahan gadis itu dengan cara menarik dasinya, hingga posisi tubuh mereka hampir menempel.

"Oke." Citra berbisik pelan ditelinga Ervan, kemudian meniup halus telinga itu.

Mata cowok itu menajam, menatap si gadis menusuk. "Gak usah bertingkah kayak jalang, lo menjijikkan."

"Oh ya?" Citra memasang raut seolah-olah terkejut. "Tapi cewek yang lo bilang bertingkah kayak jalang dan menjijikkan ini calon tunangan lo?"

Sial!

Ervan meraih tangan gadis itu bermaksud menyingkirkan dari dasinya, tapi Citra justru mencengkeram dasi itu makin erat.

"Lepas! atau---"

"Atau apa?" potong si gadis cepat.

"Lo mau main-main sama gue?!" Ervan mengcekeram dagu Citra dengan satu tangannya. "Gue gak segan-segan berbuat kasar sama lo! gak peduli kalo lo itu cewek."

"Gue bukan mau main-main sama lo." Citra menceletuk. "Tapi setau gue, jalang tuh harusnya seberani ini..."

Cup!

Sapuan singkat itu menyentuh tepat dibibir sang cowok. Namun yang mengherankan Ervan justru diam, padahal sebelumya Citra mengira cowok itu akan marah-marah.

"Van‐---" Citra memekik, matanya terbelak lebar. Karena tindakan Ervan setelah itu adalah mencengkeram kuat sisi lehernya dengan kedua tangan.

Menekannya tanpa tanggung-tanggung, seakan ingin membunuh Citra detik itu. Citra berontak memohon tapi Ervan seolah tuli, hingga pergerakannya melemah sebab mulai kesulitan bernapas.

"Van-Ervan..."

Sorot tajam mata cowok itu meredup, panggilan itu berhasil menghentikan aksi gilanya. Cengkeraman tangan pada leher si gadis pun terlepas.

Ervan menjauhkan tubuh, ganti mencengkeram stir kuat. Merasa bodoh karena tidak bisa mengontrol diri bahkan hampir membunuh gadis itu. Tanpa kata Ervan menghidupkan mesin dan meninggalkan area lingkungan
tersebut.

Heavily DamagedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang