HD [04]

24.3K 846 59
                                        

Absen dulu sebelum baca 🔥

Tim siapa nih yang baca ALAGAN dulu terus lanjut baca cerita ini?

Kasih emot 🔥 biar aku semangat up

Jangan lupa penuhi komen tiap
paragraf 💃

Jangan lupa penuhi komen tiap paragraf 💃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 04

Senyum lebar terukir indah di bibir sang gadis kala dirinya berpas-pasan dengan Ervan di lorong koridor.

"Mas Epan!"

Suara melengking Citra berhasil menarik atensi para murid. Tak banyak dari mereka yang memberikan tatapan sinis, selain karena kebucinannya yang kelewat tolol mereka juga muak terus-menerus menyaksikan gadis itu mengejar si kulkas berjalan.

Memang enggak ada cowok lain apa?

"Tebak Citra bawa apa?" Merangkul lengan cowok tersebut agresif. Mata gadis itu berkedip-kedip lucu.

"Lepas!" titah Ervan dingin.

Citra cemberut, enggan melepaskan rangkulan di lengan cowok itu. "Mas Epan jangan galak-galak dong. Lupa kalo aku ini calon tunangan kamu."

"Bacot!" Secara kasar Ervan menghempaskan tangan gadis itu dari tubuhnya. Lalu melangkah lebar menuju ke kelas.

Citra menghela napas. Kapan sih Ervan bisa luluh? sesulit itu kah menerima kehadirannya?

Tanpa menunjukkan raut sedih, Citra lagi-lagi mengulas senyum ceria. Berlari kecil mengejar Ervan yang sudah jauh di depan.

"Sumpah ya gue muak banget sama sih Citra," celetuk salah satu siswi tengah berkumpul dengan ketiga temannya.

"Bego banget 'kan?" sahut temannya si gadis berkepang dua.

"Bukan bego lagi tapi tolol! bisa-bisanya masih ngejar-ngejar Ervan dari kelas 10. Padahal dilirik juga enggak." Tatapan sinis begitupun raut ketidaksukaan tercetak jelas di wajah si gadis berambut pirang.

"Gimana mau dilirik wong dia gay hahaha." Kini si gadis berambut pendek satunya menyahut.

"Kira-kira tipenya Ervan kayak Argan apa Surya ya?" timpal gadis berkepang dua, tak luput mengulas senyum penuh arti.

"Anjir!" serentak si gadis rambut pendek mengigit dasinya gemas. "Jiwa fujo gue meronta-ronta."

Kompak mereka ketiga tertawa, yang bahkan sebenarnya tak ada lucu-lucunya dari obrolan tersebut.

Tak jauh dari itu Alaka melewati lorong yang sama turut menghela napas. Ingin sekali ia menyuruh agar sahabatnya berhenti mengerjar Ervan sayang Citra begitu keras kepala.

Jadi mau dia menasehati gimanapun, Citra tak akan pindah haluan untuk tidak berhenti mengejar sosok Ervan Candra.

Agak miris tapi begitulah kenyataannya.

Heavily DamagedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang