Chapter 17 - Aku Kenapa?

6 1 0
                                    

══✿══╡°˖✧快乐阅读✧˖°╞══✿══

Pagi yang cerah, Qian terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot tubuhnya dengan menarik kedua tangan ke atas.

"Aah ... tidurku nyenyak sekali," lega gadis itu seraya memijat bahu kirinya.

Xin Qian teringat dengan sosok siluman yang menjerit sepanjang malam, ia kembali menyibak gorden jendela guna mengintip keadaan di luar.

Xin Qian tidak mendapati sosok siluman di luar rumah, ia malah melihat sosok pria tampan tengah mengayunkan pedangnya.

Senyum Xin Qian terbit, ia menopang kedua dagunya menatap pria tersebut. "Jiangwu terlihat luar biasa saat memainkan pedang," ucap gadis itu tanpa sadar.

Sraat

Jiangwu menebas sebuah boneka jerami yang selalu ia simpan di gudang, ia kembali mengayunkan pedangnya guna menebas beberapa boneka di depannya.

Sementara itu, di sisi kiri terlihat Yelu tengah menikmati teh hangatnya di tepi sungai yang mengalir. Kegaduhan dari pedang Jiangwu tak ia pedulikan dan malah semakin menikmati suara alam yang indah.

Jiangwu melirik Yelu di sisi kirinya, pria itu melompat dengan cepat kemudian mengarahkan ujung pedang ke leher Yelu yang hendak meneguk secangkir teh di tangannya.

"Hm ...." Yelu berdehem kemudian meneguk teh di tangannya, dengan gerakan cepat ia mengambil pedang di sisi kanannya lalu menyingkirkan pedang Jiangwu.

Keduanya kini beradu pedang, Jiangwu mengayunkan pedangnya dengan baik. Ia bahkan melompat berputar ke belakang Yelu, tak hanya ia yang mampu melakukannya.

Yong Yelu tak kalah hebat dari Jiangwu, pria itu seakan telah menguasai ilmu berpedangnya sejak dulu sehingga begitu lihai menangkis dan menghunuskan pedang.

Qian yang menonton aksi keduanya dari dalam kamar dibuat semakin penasaran.

Trang!

Pedang keduanya beradu, mereka saling melemparkan tatapan tajam bagaikan elang. Jiangwu memegang pedangnya dengan satu tangan sementara Yelu memegang pedangnya dengan kedua tangan.

Jiangwu mendorong pedangnya sehingga tubuh Yelu ikut terdorong ke belakang, Jiangwu menggeser pedangnya ke samping kiri dengan kuat membuat pedang Yelu terlempar jauh.

Napas Yelu terengah-engah, ia kelelahan sehabis bertarung dengan Jiangwu. Pria itu memilih duduk di tanah seraya meluruskan kedua kakinya.

"Kau masih hebat seperti dulu," ucap Yelu seraya menyeka keringat di dahinya.

Jiangwu mengangkat pedang di tangannya, ia menatap bayangan wajahnya di mata pedang yang begitu tajam itu.

"Sial," umpat Jiangwu pelan, ia memijat pelipisnya. "Kau istirahatlah, aku akan memasak makanan di dapur."

"Memasak? Bukankah kau harus membuat ramuan?" tanya Yelu seraya membersihkan pedang miliknya.

"Hmm ... kau benar, aku harus membuat ramuan."

"Yah, kau bisa mengandalkan aku untuk memasak." Yelu beranjak pergi dari teras diikuti Jiangwu di belakangnya.

The Dragon PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang