══✿══╡°˖✧快乐阅读✧˖°╞══✿══
Dunrui tersenyum secara paksa, ia tidak mungkin memaksa Qian untuk ikut bersamanya. Dunrui takut Qian akan membencinya.
"Baiklah, aku akan menunggumu di sini."
"Qian'er tidak boleh pergi bersamamu," larang Yelu sambil melayangkan tatapan tajamnya.
"Kenapa kau melarangku? Apa hakmu?" tanya Dunrui dengan nada mengejek. "Kau bahkan bukan keluarga Qian'er."
"Dunrui, kau tidak boleh mengatakan itu. Yelu adalah kakakku, dia keluargaku," bela Qian dengan tegas.
"Qian'er, kenapa kau bersama para pecundang ini? Apa kau tidak tahu jika selama ini kau tinggal bersama dengan seorang pembunuh?" Dunrui menatap Jiangwu dengan tajam.
Jiangwu tidak memperhatikan Dunrui namun ia tetap mendengarnya berbicara, Jiangwu memberikan botol ramuan pada pelanggan terakhirnya. Lantas ia menolehkan kepala membalas tatapan tajam Dunrui dengan ekspresinya yang tenang.
"Pembunuh? Apa maksudmu?" tanya Qian, keningnya berkerut bingung.
"Yah, meskipun dia bukan pembunuh sebenarnya, tidak akan berbeda jauh dengan pembunuh yang asli."
"Kau membuatku semakin bingung, apa kau tidak bisa menjelaskannya padaku?" tanya Qian kesal.
"Tentu, tentu aku bisa mengatakannya padamu, Qian'er. Tapi, aku pikir seseorang akan melarangku menceritakannya." Dunrui mengangkat sebelah alisnya.
Qian menolehkan kepala menatap Jiangwu yang tersenyum ke arahnya. "Jiangwu, katakan. Apa yang terjadi?"
"Tidak ada. Hanya sebuah kesalahpahaman kecil," jawab Jiangwu seraya mengelus rambut Qian.
"Kesalahpahaman kecil kau bilang? Bagaimana bisa kau menyebut semua itu kesalahpahaman kecil?!" Dunrui berkata dengan nada tinggi membuat beberapa orang yang lewat menghentikan langkahnya.
Jiangwu mengangkat kedua bahunya. "Semua itu sudah selesai, aku tidak memiliki masalah ataupun dendam padamu. Lalu, untuk apa aku menganggap semua itu sebagai masalah yang besar?"
"Beraninya, kau melupakan semua kejadian itu!" sentak Dunrui.
"Hentikan!" jerit Qian, ia menatap Dunrui dengan tajam. "Jangan berteriak, orang-orang melihat kita. Apa kau tidak takut menjadi bahan pembicaraan semua orang?" tanya Qian pada Dunrui.
Wang Dunrui menatap sekitar, beberapa pasang mata dan telinga terlihat di depannya menyaksikan pertengkaran mereka.
"Aku tidak akan pergi bersamamu," ucap Qian.
Dunrui terkejut, ia berbalik menatap Qian dengan bola mata membulat. "Qian'er, tunggu. Aku minta maaf karena membuatmu marah, tapi aku--"
"Jangan meminta maaf padaku. Kau harus minta maaf pada Jiangwu," sela Qian.
"Kenapa aku harus minta maaf? Dia yang bersalah, bukan aku!"
"Jangan ganggu aku lagi!" teriak Qian, napas Qian memburu menahan amarah yang meledak-ledak di dalam dirinya. "Aku kehilangan seseorang, aku tidak ingin mendengar pertengkaran. Aku harap kau mengerti."
"Qian'er ... suatu hari nanti kau akan menyesal," ujar Dunrui, pria itu berbalik meninggalkan kios Jiangwu.
✿❁ ≖≖❁≖≖ ❁✿
"Apa yang kau maksud wanita dengan luka bakar di wajahnya?" tanya Yelu ketika ia berada dalam perjalanan pulang.
"Benar," jawab Qian dengan kepala tertunduk. "Saat itu dia menyelematkan aku ketika siluman hendak menyerangku," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dragon Princess
Fantasy"Kepercayaan tumbuh dikarenakan adanya rasa kasih sayang di dalam hati." Xin Qian turun ke bumi untuk menjalankan tugasnya memberi kebahagian pada manusia di bumi. Dalam menjalankan tugasnya, ia juga bertaruh pada sang kakak jika ia akan menemukan s...