M I N E [COMPLETED]

Chapter 21

"LO BENER BENER BANGSAT! NGAPAIN LO BUNUH ORANG TUA GW?!" Asahi tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia bener bener ingin meninju wajah Haruto yang hanya merespon senyum yang mengerikan.

"Hm. Kenapa ya?" Haruto terkekeh.

Asahi baru saja akan menampar Haruto, namun terlambat karena Haruto lebih dulu menamparnya.

"Gw udah susah nyari lo dari dulu. Gw udah susah dapetin lo, dan sekarang lo udah sama gw. Nurut atau lo bakal dapet hukuman, babe."

"Lo psikopat. Gw benci lo."

"Yayayaya seterah lo." Haruto berbalik hendak keluar dari ruangan pengap itu, namun sebuah teriakan membuat ia berhenti.

"BUNUH GW SIALAN. GW GA SUDI JADI PEMUAS NAFSU LO!"

***

"Woo, gw khawatir banget sama Asahi."

Jeongwoo menghela nafas untuk kesekian kalinya karna ucapan itu sudah beberapa kali Jaehyuk katakan.

"Sabar ya Jae, gw juga sama khawatir nya sama lo." Tangannya mengeratkan pada setir mobil yang dikendarainya.

Mereka sedang mencari keberadaan Haruto. Sebenernya mereka tidak mempunyai bukti apapun, tapi dengan Haruto yang menghilang dan tidak dapat dihubungi membuat keduanya begitu yakin.

"Gw bener bener ga nyangka Haruto lakuin itu."

"Sama gw juga, apalagi kita itu sekamar dan gw ga pernah liat gerak gerik yang mencurigakan." Jeongwoo menyahuti dengan seadanya.

"Woo, kita cari dimana lagi?"

"Gw juga gatau Jae. Dari tadi kita cuma keliling aja."

Jaehyuk mengacak rambutnya frustasi, melihat keluar jendela. Jika tau begini Jaehyuk benar benar akan mengurung Asahi.

Tuk!

Jaehyuk menoleh kearah Jeongwoo, "ngapain lo pake mukul setir segala. Bikin kaget aja."

Jeongwoo berdehem, "gw punya temen yang bisa lacak handphone orang."

"Terus?" Jaehyuk mengangkat sebelah alisnya.

"Ya kita bisa lacak handphone Asahi, jadi kita tau keberadaan nya."

"Yaudah cepetan." Jaehyuk antusias setelah mendengar itu, ia seperti melihat secercah harapan untuk menemukan Asahi secepatnya.

"Kumuh banget Woo."

"Dia emang sukanya diem di tempat gini."

"Lah babi dong?"

"Goblok. Lo kalo ngomong bisa di filter dulu ga?!"

"Lah emang yang suka jorok jorok gitu kan babi." Sewot Jaehyuk tak ingin kalah.

"Iya sih, tapi jangan gitu dong. Dia kan bisa bantu kita."

Jaehyuk dan Haruto duduk di kursi yang disediakan. Mereka menunggu sang pemilik rumah yang sedang membuatkan minuman untuk mereka.

"Kenapa Woo?" Tanyanya setelah menyimpan minuman itu.

"Gini bang, emm sebelumnya kenalin ini temen gw, namanya Jaehyuk."

Jaehyuk yang di sebutkan tersenyum.

"Hyunsuk."

"Gini, temen gw ilang bisa lacak h
Handphone nya ga bang?"

"Gimana ya, sebenernya gw lagi males ngapa-ngapain."

"Ayolah bang bantu gw."

"Nanti gw kasih duit deh, berapapun yang lo minta." Ujar Jaehyuk menambahkan, yang sejak tadi diam dan hanya menyimak.

"Eitss, gw ga butuh duit ya. Gw ini kaya."

Jaehyuk yang mendengar itu melongo, tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu.

"Jae, walaupun nih orang tinggal di tempat kumuh duit nya ga bakalan habis sampe 7 turunan!" Ucap Jeongwoo menggebu gebu, sedangkan yang sedang dibicarakan memasang wajah sombong.

"Iya deh. Bang tolong bantu yaa." Mohon Jaehyuk.

"Hm yaudah deh. Mana nomor telepon nya."

"Makasih ya bang."

"Hm. Bentar gw cari dulu."

Hyunsuk berdiri, lalu mengangkat minuman Jaehyuk dan Jeongwoo yang sama sekali belum disentuh itu dipindahkan. Membuka taplak meja itu, dan terpampang lah layar membuat Jaehyuk lagi lagi melongo dibuatnya, bahkan ia sempat melihat kebawah meja yang terdapat banyak kabel.

"Gimana bang udah ketemu?" Jeongwoo bertanya.

Hyunsuk mengernyit, "ini kok jauh banget ya?"

"Dimana?" Jaehyuk bertanya cepat.

"Gatau, bentar."

Jaehyuk semakin merasa cemas sekali setelah mendengar itu, entah kenapa perasaan nya berkata bahwa Asahi dengan keadaan yang tidak baik baik saja.

"Wah, ini jauh banget. Kira kira bisa sampe 5 jam kesananya."

Yeyy up, maaf lama yaa(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Maaf banget kalo kurang seru cerita nya.

Jangan lupa vote, sampai jumpa di chapter selanjutnya (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤