"Jae." Panggil Asahi pelan.
"Kenapa Sa?" Tanya lembut Jaehyuk setelah meneguk habis minumannya.
"Pingin ketemu Haruto boleh?"
Jaehyuk menatap Asahi terkejut, "kenapa mau ketemu?"
"Sebenernya akhir akhir ini aku kepikiran sama Haruto. Aku juga merasa bersalah karna dulu aku mengabaikan Haruto, kalo aku engga gitu pasti Haruto juga ga bakal gini kan?"
Tak ada jawaban membuat Asahi melanjutkan ucapannya.
"Pedahal waktu itu Haruto butuh banget teman buat cerita keluh kesah, butuh buat nenangin dia saat dia ketakutan."
"Tapi Sa, aku takut kamu bak-" ucapannya terpotong kala tangan Asahi memegang tangan Jaehyuk.
"Aku gapapa kok Jae. Buat sekali ini."
Akhirnya Jaehyuk hanya mengangguk menyetujui itu.
"Yaudah aku beresin ini dulu ya."
"Gausah Sa, biar aku aja. Kamu tadi udah masak pasti capek kan? Jadi biar aku aja yang beresin."
Tanpa menunggu jawaban Asahi, Jaehyuk sudah bergerak untuk membereskan piring dan gelas yang sudah dipakai.
***
"Haruto diruang mana emang? Kok ga nyampe nyampe sih." Kesal Asahi yang sedari tadi sudah menulusuri lorong yang seperti tak berujung itu.
"Paling ujung."
"Loh kenapa? Pedahal aku liat masih banyak kamar yang kosong." Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Asahi.
Jaehyuk sama sekali tidak menjawab, ia malah izin untuk mengangkat telepon sebentar membuat Asahi mendengus kesal.
"Jae, aku jalan duluan ya."
Tanpa menunggu jawaban dari Jaehyuk, Asahi melanjutkan langkahnya yang hampir dekat dengan ujung lorong ini. Rasanya capek juga.
Setelahnya Asahi melihat sosok Haruto yang entah sedang apa berkutat dengan buku. Tapi dilihat dari raut mukanya ia benar benar sedang serius hingga tak menyadari keberadaan nya.
Asahi mengetuk pintu besi berwana putih itu, hingga suara berdengung kecil terdengar menyita atensi sosok pemuda yang tadi berkutat dengan bukunya.
Haruto melihat Asahi dengan datar, Asahi yang melihat itu menjadi takut namun dengan keberanian nya ia menyebut nama pemuda itu.
Namun sama sekali tidak di jawab dan masih terus menatapnya. Kini Haruto beranjak dari duduknya, melangkah mendekati Asahi yang melangkah mundur tanpa sadar, pedahal jika dipikir kini keduanya terhalang oleh besi maka sangat kecil kemungkinan Haruto bisa mencelakainya.
"H-haruto."
"Asahi. Lo makin cantik, apalagi dengan rambut lo yang baru itu." Senyum manis itu malah membuat Asahi merinding.
Asahi memang mengecat rambut nya kemarin dengan Jaehyuk.
Asahi tak menghiraukan ucapan itu, "maaf, gw emang salah. Dulu gw ga pernah mau berteman sama lo."
"Maaf lo gw terima. Tapi, lo tetep harus jadi milik gw."
Asahi menatap Haruto tak percaya, "gw kira lo udah berubah setelah beberapa bulan disini. Tapi ternyata engga ya, penyakit lo em-"
"Sa." Teriakan itu membuat Asahi menghentikan ucapan nya.
Jaehyuk mengatur nafasnya, ia tadi berlari untuk cepat menuju kesini. Khawatir dengan Asahi.
Haruto yang melihat Jaehyuk kini masuk kedalam duduk kembali lalu mulai melanjutkan aktifitas nya.
"Kita pulang aja Sa." Jaehyuk yang melihat raut wajah Asahi langsung meminta nya untuk pulang.
Lagi pula Haruto itu tidak bisa disembuhkan. Jaehyuk takut akan terjadi sesuatu jika Haruto bertemu lagi dengan Asahi.
Asahi mengangguk tanpa mengalihkan pandanganya pada Haruto yang sekarang telah menatap nya juga. Sebelum benar benar pergi, Asahi jelas melihat Haruto tersenyum,
Tersenyum menyeringai kepadanya.
"Lo harus inget Sa, mau sampe lo matipun gw bakal kejar lo."
Yuhuyyyy epilognya bikin overthinking wkwkwkwk.
MASIH BELUM BISA MOVE ON DARI RAMBUT ASAHI YANG INI🧘🫂
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E [COMPLETED]
Misteri / ThrillerMau bagaimana pun, kau hanya milikku. milikku. Warning! Sama sekali tidak di revisi. Bahasa acak kadut. #2 bxb 250723 #3 treasure 250723 #2 jaesahi 210524 Publish: 29 Jan 2023 End: 19 Sep 2023 Cover : pinterest ©asaaaku