||30. Berteman dengan orang baru?||
"Tidak perlu terlalu baik. Karena semakin kita baik, para manusia munafik akan semakin berpura-pura baik. Kamu? Terlupakan."
-Bluee!-
"Bang, lo yakin mau ngelakuin ini?" Tanya si laki-laki kepada laki-laki bertopi.
Laki-laki bertopi itu mendongak, menatap tepat pada manik mata hitam itu. "Kapan gue bercanda?"
"Lo kenapa sih, hah? Akhir-akhir ini bukannya makin maju, lo malah makin mau nyerah?!" Ucapnya dengan nada tak suka.
"Bang, gue bukan mau nyerah, tapi---"
"Tapi apa? Sikap lo akhir-akhir ini, seakan-akan lo itu nggak yakin sama tujuan kita. Oh, atau lo emang udah lupa sama tujuan awal kita lakuin permainan ini?!"
"Nggak bang, bukan gitu maksud gue." Jawab laki-laki satunya, berusaha menjelaskan.
Laki-laki bertopi itu maju hingga berada tepat di depan laki-laki yang tingginya hanya sampai di hidungnya.
"Lo kayak gini, karena perasaan lo udah terlibat sama salah satu dari mereka, kan?" Desis laki-laki bertopi itu dengan nada rendahnya.
Laki-laki yang lebih pendek itu sontak menggeleng keras. "Nggak, bang. Dia nggak ada hubungannya sama sekali. Gue cuma---"
"GUE CUMAN APA, HAH?!!" Laki-laki pendek itu memejamkan matanya, saat suara bentakan itu terdengar sangat memekakkan kedua telinganya.
Dirinya takut? Tentu saja. Laki-laki bertopi yang ia panggil dengan sebutan 'bang' itu sangat menakutkan baginya ketika sedang marah. Tempramen. Itu sifatnya.
Namun tak di pungkiri, ia sangat menyayangi sang abang itu. Hal itu di karenakan, ia hanya mendapat kasih sayang hanya dari laki-laki tempramen tersebut. Ya hanya dia!
"Ohh." Laki-laki bertopi itu mengangguk-angguk dengan senyuman meremehkan. Membuat laki-laki yang lebih pendek itu menatapnya dengan tatapan waspada.
"Atau gue ubah aja rencananya. Jangan bunuh cewek itu, tapi... Bunuh aja cewek yang lo suka." Laki-laki pendek melototkan matanya.
"Nggak, bang. Jangan apa-apain dia. Dia nggak ada sangkut pautnya sama ini semua." Ujar laki-laki itu. Membuat sang abang tersenyum smirk. Ia duduk di bangku dan menghadap ke arah laki-laki yang bisa di sebut sebagai 'sang adik' dengan tatapan remeh.
"Kalo dia jadi penghalang lo balas dendam. Gue nggak segan bunuh dia sekarang juga!" Laki-laki yang masih berdiri itu menggeleng.
"Gue janji, bang. Gue janji bakal ikutin semua permainan lo. Tapi tolong, gue mohon jangan sakitin dia, bang." Laki-laki bertopi itu memainkan lidahnya di rongga mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD COUPLE [VELJESHA]
Подростковая литератураTidak ada kata 'romantis' untuk mendeskripsikan pasangan populer SMA Kapeda. Pasangan yang di juluki sebagai 'couple bad SMADA' ini hanya membuat orang di sekitar mereka geleng-geleng kepala melihatnya. MARVELIO ZARASKA ARGANTARA, laki-laki kasar...