bagian sembilan belas

5.3K 153 0
                                    

||19. Kesalahan besar Marvel.

Marvel menatap malas ke arah pasutri yang duduk di sofa seberangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marvel menatap malas ke arah pasutri yang duduk di sofa seberangnya. Tatapan tajam ia dapatkan dari pria berumur yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya. Takut? Tidak sama sekali. Marvel tidak pernah takut dengan ayahnya. Dia justru berbalik menatap benci kepada pria bernama, Dion Argantara itu.

"Marvel, bisakah kamu bersikap sopan terhadap ibu mu, heh?!" Sarkas Dion tajam. Marvel berdecih sinis.

"Anda berbicara tentang kesopanan saya terhadap ibu saya?" Marvel memainkan lidahnya di dalam rongga mulutnya.

"Setiap hari, jam, menit dan detik. Saya tidak pernah lupa untuk mendoakan ibu saya di atas sana. Dan kemarin, saya juga berkunjung ke rumah ibu saya. Apa menurut anda, saya adalah anak yang kurang ajar? Jika begitu, jelaskan letak kesalahan saya dimana!"

Dion memijit keningnya lelah. Marvel, putra tunggalnya itu benar-benar sangat keras kepala. Beradu argumen dengan Marvel bukan satu atau dua kali, tapi sudah berkali-kali. Dion tentu tidak lupa, sifat anaknya itu menurun jelas dari sifatnya. Atau bahkan, Marvel melebihi dirinya?

"Hera, bukan Feyla. Papa tegaskan, papa berbicara tentang Hera saat ini, Marvel!" Tegas Dion.

"Dan saya juga menegaskan, tidak ada seorang ibu bagi saya terkecuali satu nama, Feyla! Jika anda ingin membahas tentang dia---" Marvel tanpa ragu menunjuk wajah Hera dengan jari telunjuknya.

"Jangan kaitkan dengan kata 'ibu'! Karena dia, tidak pantas mendapat kata-kata tersebut. Anda mengerti!" Nafas Dion memburu. Cukup sudah, menurutnya Marvel sudah keterlaluan.

"MARVEL!!!" Marvel ikut berdiri dari duduknya, mengikuti sang ayah. Bedanya, Marvel berdiri dengan santainya tanpa emosi. Dia bahkan menatap Dion dengan alis yang dinaikkan satu, seolah bertanya 'kenapa'.

"Sudah berkali-kali papa bilang kepadamu, Marvel. Tidak ada bedanya antara Feyla dan Hera. Dua-duanya adalah ibu kamu. Jangan membeda-bedakan mereka, apalagi bersifat kurang ajar pada salah satunya!" Ujar Dion.

"Karena mereka tidak ada kesamaan sedikitpun. Ibu saya terlalu suci jika di samakan dengan wanita murahan seperti wanita bernama Hera itu!!"

PLAK!!!

"MAS!!!" Hera langsung bangkit dari duduknya, kala sang suami dengan kerasnya menampar pipi Marvel. Membuat anak laki-laki itu tersungkur ke sofa, dengan memegangi pipi kanannya yang terasa sangat panas. Sungguh, tamparan yang tidak main-main, sudut bibirnya bahkan robek hingga mengeluarkan darah.

"Kamu ini apa-apaan, sih? Kenapa kamu tampar Marvel sampai kayak gitu, hah?" Bukannya sakit hati dengan ucapan Marvel yang terbilang menyakitkan, Hera justru menatap marah kepada sang suami, Dion.

"Hera, apa yang kau lakukan? Dia sudah menghina dirimu, bahkan tamparan yang aku berikan kepadanya tidak ada apa-apanya dengan rasa sakit hatimu!" Dion menatap tidak percaya ke arah istrinya.

BAD COUPLE [VELJESHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang