bagian dua puluh satu

5.3K 132 2
                                    

||21. Bolos bertiga.

 Bolos bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sialan. Gara-gara si Meldanjing, nih. Kita jadi harus kotor-kotoran benerin taneman." Darlene menggerutu kesal, sambil tangannya mencabuti rumput kecil yang berada di area tanaman bunga.

"Tau tuh. Kalo bukan di sekolah, udah gue hajar tadi." Kajesha pun tak kalah kesal. Jika bisa, ia ingin sekali menghajar manusia bernama Melda itu. Namun apalah daya, dia sedang tidak ingin terkena masalah di sekolah dan membuat orang tuanya mendapat surat panggilan.

Tadi, setelah di giring ke ruang BK, mereka di ceramahi siraman qolbu oleh ibu Ratih tercinta. Tidak seperti guru BK yang lainnya, yang kebanyakan orangnya memiliki postur tubuh gendut dan sanggul yang cetar membahana. Bu Ratih termasuk ke dalam jajaran guru cantik. Tubuhnya langsing dan badannya juga cukup tinggi. Dandannya natural, dengan polesan bibir berwarna pink, bukan merah cabai. Namun kekurangannya adalah, killer nya masyallah, mulutnya astaghfirullah. Pedes cuy, mirip Kajesha.

Mereka bertiga di hukum untuk membersihkan, membenarkan dan mencabuti rumput tanaman belakang. Sedangkan Melda, gadis itu di pisahkan dari para rival agar tidak terjadi keributan lagi. Dan sialnya, Melda di suruh untuk membersihkan toilet perempuan kelas dua belas. Enak bukan? Udah sendiri, dapetnya malah ngebersihin toilet. Haha, Kajesha sih bahagia aja.

Kenapa bisa pembagiannya seperti itu? Karena bu Ratih yang mengatur. Katanya gini, 'Karena tanaman belakang luas, jadi itu menjadi hukuman kalian bertiga. Sedangkan Melda, membersihkan toilet perempuan kelas dua belas, sendirian. Toilet tidak terlalu luas bukan? Hanya kotor.' seperti itu lah kata bu Ratih. Tentu saja membuat Kajesha, Darlene dan Ralfa menyoraki Melda dalam hati. Takdir memang adil.

"Tapi kita juga yang goblok sebenernya." Kajesha menoleh ke arah Ralfa, begitupun dengan anteknya, Darlene.

"Kenapa goblok? Gue pinter ya!" Ujar Kajesha tidak terima. Darlene mengangguk menyetujui. "Gue juga..."

"Dikit." Darlene menyengir kuda, hingga matanya menghilang. Ralfa melempar gumpalan tanah, hingga mengenai sepatu Darlene.

"Nyengir lo ampe matanya kabur." Darlene melotot tidak terima. "Kalpa, sepatu gue, ih!!" Kesalnya.

"Udah lah, tinggal buang terus beli lagi." Ujar Kajesha enteng. "Sekarang lo. Pa maksud ngomongin goblok?" Tanya Kajesha.

"Ya kita goblok. Udah jelas tau nggak ada yang ngawasin, malah tetep jalanin aja ini hukuman melelahkan." Ujar Ralfa. Kajesha dan Darlene saling bertatapan, loading.

"Iya juga, yak?" Ujar keduanya kompak. "Ya iya." Sahut Ralfa.

Kajesha melempar pot kecil yang di pegangnya, lalu berdiri. "Yaudah kalo gitu, ngapain lagi? CABUT LAH, GAS?!"

Darlene dan Ralfa tersenyum, lalu ikut berdiri. "GAS LAH!!"

Mereka meninggalkan taman belakang dan berjalan menuju kantin. Mereka akan bersembunyi di sana hingga jam istirahat. Jika kembali ke kelas, Kajesha dan Darlene tidak akan selamat. Karena mapel pertama mereka adalah bimbingan konseling, yang artinya bu Ratih mengajar di kelas itu. Kan ntar ketahuan mereka tidak menjalankan hukuman.

BAD COUPLE [VELJESHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang