bagian dua puluh sembilan

4.8K 150 8
                                    

||29. Permainan kedua?

"Manusia mempunyai harapan namun, dunia ini pemilik sebuah kenyataan."

-Agathaveya Kajesha Ailyvora-

Kajesha menatap malas pria di hadapannya. Berbeda jauh dengan Levina yang sedari tadi tak berhenti memamerkan senyumannya. Ingin rasanya ia menghilang dari bumi saja saat ini. Ini membosankan.

"Sebelumnya, perkenalkan ini anak saya pak. Namanya Kajesha, seperti yang saya katakan tempo hari." Dengan senang hati, Levina memperkenalkan Kajesha.

Pria dengan kaca mata minus yang menghiasi wajahnya itu tersenyum dan mengangguk. "Oh jadi ini anakmu, Levina?"

Levina mengangguk antusias. "Iya, ini benar anak saya." Jawabnya tanpa menghilangkan senyumannya.

"Levina, sudahlah. Jangan memakai bahasa formal. Kita ini teman." Protes pria itu, yang membuat Levina terkekeh. Sedangkan Kajesha hanya diam dengan wajah flat nya. Berbeda dengan hatinya yang bertanya-tanya, kenapa mereka seakrab itu?

"Haish, Arie. Kau merusak suasana aja. Baiklah, Jesha, kenalin ini om Arie. Om Arie ini temen SMP mama dulu." Ujar Levina.

"Dan om Arie juga yang bakal jadi fotografer pemotretan kamu nanti." Lanjutnya, yang hanya di balas anggukan malas oleh Kajesha.

"Lebih tepatnya, anak om yang akan menjadi fotografer nya." Ujar pria bernama Arie itu.

"Ah iya, itu maksud mama." Levina mengubah sedikit posisi duduknya menjadi menyerong dan sedikit berhadapan dengan Kajesha.

"Atha, om Arie ini baik sekali orangnya. Apalagi kalo soal pemotretan ya, hasil fotonya itu bener-bener bagus. Dulu saat masih sekolah, mama sering difotoin candid sama om Arie. Tapi hasilnya selalu bagus." Levina bercerita dengan hebohnya.

Arie terkekeh. "Bisa aja kamu, Lev." Ujarnya. "Lho, emang bener kok." Jawab Levina.

"Oh iya, tentang anak kamu. Kamu punya anak laki-laki ya?" Levina kembali menghadap sepenuhnya ke arah Arie.

Arie mengangguk. "Iya. Yang akan memotret Kajesha nanti, anak laki-laki ku." Levina mengernyitkan keningnya heran.

"Bukannya dulu anakmu perempuan? Kenapa berubah tiba-tiba? Oh kamu punya dua anak?" Tanya Levina beruntun.

Arie terdiam, sesaat kemudian ia tersenyum tipis. "Kau benar. Anakku perempuan, anak satu-satunya." Arie menatap Kajesha dengan dalam.

"Jika dia masih ada, pasti sudah tumbuh besar seperti Kajesha sekarang. Dan pasti aku akan mengajaknya bertemu dengan anakmu ini, Lev. Mereka akan berteman dengan baik layaknya saudara." Kajesha mengernyitkan keningnya, juga Levina yang semakin bingung.

BAD COUPLE [VELJESHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang