22. Redoks

231 65 19
                                    

Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:

Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

Reduksi menjelaskan penambahan elektron 
oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
(Wikipedia)


Suasana SMA Nusantara sedikit berbeda pagi ini.
Para Siswa dan Siswi kini memperbincangkan postingan yang dibawa oleh orang dengan nama Fikimabi, yang mengajak mereka untuk mencari pembuat aturan aneh itu.

Ananda baru saja tiba di sekolah, jujur langkahnya sedikit gemetar untuk saat ini, saat pikirannya dipenuhi akan aksi dirinya dan teman olimpiadenya semalam. Ananda dapat mendengar ocehan-ocehan yang setuju dan tidak setuju.

Dari pandangan Ananda ternyata masih terlalu sedikit yang ingin bekerja sama dengan Fikimabi. Sisanya? Entahlah mungkin belum ada yang berani, atau karena aturan gila poin tiga 'jangan pernah mencari tahu pembuat aturan'

Ananda mulai mengamati secara perlahan bahwa kericuhan benar-benar akan mulai terjadi. Ia memilih untuk menuju kelasnya mengabaikan dan pura-pura tidak tahu apa-apa.

Ananda meletakkan tas ransel navy di mejanya. Teman-temannya bahkan tidak sadar keberadaannya, mereka sibuk membahas uang 10 Miliyar itu yang saat ini ingin Ananda pukul wajahnya. Sepertinya mereka lebih tertarik uang dari pada pembuat aturan itu. Bahkan Ananda akan memberikan uang lebih jika mereka benar-benar menemukan pembuat aturan sialan itu.

Sialnya satu nontifikasi mengalihkan perhatiannya dan membuyarkan lamunannya.

Bu Siska
Ke ruangan saya sekarang!

Sial sudah Ananda duga, mungkin dirinya masuk ke dalam target untuk orang yang dicurigai.

-
Ananda sudah tiba di ruangan Bu Siska, dirinya biasa-biasa saja jika ditanya mengenai poster itu. Tapi saat tiba di ruangan Ananda terkejut bukan main, tiga teman olimpiadenya jadi tersangka.

Sial untuk kesekian kalinya, Ananda rasanya ingin bertepuk tangan untuk keadaan saat ini.

Bertepuk tangan atas segala kekonyolan gila ini.

"Tuh Ibu tanya aja tuh Anak," Aditya menujuknya dengan wajah songongnya. "Mungkin dia Bu yang buat poster itu."

Ananda tersentak mendengarnya, sampai akhirnya ia sadar bahwa mereka harus terlihat bermusuhan di dalam area sekolah. Ananda akui akting Aditya cukup baik dalam meningkatkan emosi seseorang.

Salsa mengibaskan rambutnya ke belakang, lalu bersedekap dada, "Ngaku aja deh! Lo kan yang nyebarin poster gila lo itu." Dan kali ini Salsa ikut beraksi seperti Aditya.

Ini di luar rencana, semua di luar kendali. Kalo salah sedikit bisa habis dalam satu detik.

"Sudah cukup! Ibu yakin diantara kalian tidak melakukan hal ini, karena kalian sudah tahu konsekuensinya." Bu Siska pun akhirnya menghentikan perdebatan konyol mereka.

"Jadi Ibu minta kalian bersatu untuk cari penyebar poster itu."

Sial untuk kesekian kalinya. Setelah diperhitungkan kembali, hasil rencana rasanya diambang kegagalan.

Mereka berempat saling melirik, memberi isyarat lewat mata bahwa mereka dalam bahaya.

"Saya gak setuju Bu, saya gak mau temenan sama orang bodoh kayak mereka." Brian berucap sarkas tapi ini tidak nyata, membuat yang lain ingin menonjoknya sekarang juga.

CHAMPIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang