Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari energi yang menyertai perubahan fisika atau reaksi kimia. Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria untuk ketentuan penentuan kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan. Wikipedia
Kini mereka bertiga telah tiba di rumah sakit, Ananda, Brian dan Aditya memilih untuk menunggu Salsa di taman, setelah menjenguk keadaan ibu dari perempuan olimpiade biologi itu.
Salsa menyuruh mereka untuk menunggu di taman, karena Salsa ingin menyelesaikan pembayaran rumah sakit.
"Gimana persiapan kalian buat ujian nanti?" Tanya Ananda yang membuat Brian dan Aditya menoleh ke arahnya.
Ini rencana kedua, tentang menyelidiki aturan sialan itu.
"Baru 80%." Jawab Brian, lalu mengambil permen karet dari sakunya.
"Kalo lo Dit?" Tanya Ananda yang kali ini mengarah pada Aditya.
Aditya menghebuskan nafasnya, sepertinya anak olimpiade matematika itu terlihat tidak bersemangat hari ini " Gue baru 65%." Mungkin laki-laki itu berada di fase jenuh belajar, atau mungkin ada hal lain.
Ananda dan Brian tampak terkejut, biasanya Aditya paling siap diantara mereka berempat, mengapa persiapannya mulai menurun sekarang. Dan laki-laki itu selalu menjadi penasehat mereka, tapi kali ini laki-laki itu butuh mereka saat ini.
"Dit are you okay?" Tanya Ananda yang kini menatap Aditya. Memastikan laki-laki itu baik-baik saja
"I'm not okay." Jawabnya dengan nada yang terdengar tak bersemangat. Entah mengapa melihat Aditya yang ini membuat mereka prihatin.
"Kalo lo ada masalah cerita, setidaknya kami bisa bantu lo." Ucap Brian sambil menepuk bahu Aditya. Setidaknya laki-laki pemegang olimpiade fisika itu menyalurkan energi untuk teman barunya.
Aditya menghela nafasnya sejenak "gue cuma capek aja,setiap pencapaian gue dan juga prestasi yang gue raih mati-matian itu gak ada arti apa-apa buat bokap gue."
"Kalo bukan karena aturan sialan itu, mungkin gue udah nyerah dari dulu." Lanjut Aditya.
Perkataan laki-laki itu mewakili rasa sakit mereka. Jika mereka berhenti sekarang, dua tahun yang mereka perjuangkan akan sia-sia begitu saja.
Andai dulu mereka menentang aturan itu dari awal, mungkin...ada dua kemungkinan, mereka hidup dengan tenang, atau berakhir dengan tangisan.
"Kenapa bokap lo gitu ke lo, lo salah paham kali. Bokap lo itu, pasti sayang sama lo" Ananda berusaha berpikir positif dan membuat kalimat penenang.
Aditya tersenyum hambar, bukan senyum bahagia yang dipancarkannya, melainkan senyuman yang tersirat sebuah kekecewaan yang mendalam. Mereka juga merasakan sakit yang mendalam dari mata laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMPIONSHIP
Fiksi RemajaTentang empat orang hebat di SMA NUSANTARA yang selalu memecahkan rekor dalam olimpiade tingkat nasional. masing-masing memiliki keahlian yang tidak semua orang bisa. empat orang hebat diantara mereka mampu menguasai pelajaran Matematika, Fisika, Bi...