Hari Minggu begitu cerah bagi Veronika kimberly. Gadis cantik itu hendak pergi bermain ke rumah Zero, tanpa memberitahunya terlebih dulu. Ia ingin memberikan kejutan padanya. Tidak perlu menunggu lama, Veronika akhirnya tiba di rumah Zero kekasihnya itu. Ketika berada diambang pintu, samar-samar mendengar suara desahan dan suara seorang wanita. "Ahhhhhhh..."
"Ahh! Ahh lebih cepat ahh... Sayang terus,"
"Ahh ... Aku akan segera mencapai puncak nya." rancau nya.
"Kau begitu lemah sayang, kenapa kau begitu cepat keluar nya." ucap wanita itu terdengar kesal, karena laki-laki yang memakai tubuhnya. Baru saja masuk sudah keluar lagi. Benar-benar payah.
Seperti nya ini bukan samar - samar, ini terlalu jelas di telinga Veronika yang sedang mematung di ambang pintu. Bahkan Veronika melihat begitu jelas dua orang bejat, yang sekarang sedang melakukan hal tak senonoh di ruang tamu, mereka sampai lupa tuk menutup pintu rumah.
Veronika dengan santainya, melipat kedua tangan nya, ia sempat mengambil beberapa gambar mereka berdua dengan ponsel nya, lalu memasukkannya kembali ke dalam tas nya, untuk berjaga-jaga, jika laki - laki bejat itu berbuat sesuatu yang tidak-tidak pada nya. Maka ia akan mengancamnya.
"Apakah gaya seperti itu sangat enak?" dengan suara yang keras Veronika berucap sambil melihat ke arah dua sejoli yang sedang bercinta dengan gaya yang sangatlah aneh. Zero berada di bawahnya sambil duduk di sofa dan juga wanita berada di atas tubuh Zero.
Menurut Veronika gaya seperti itu terlihat aneh mungkin karena, ia belum pernah melakukan hal seperti itu. Zero yang mendengar suara yang sangat di kenal nya. ia langsung menoleh dan membelalakkan kedua matanya, setelah melihat siapa orang yang berdiri di ambang pintu tersebut.
"Veronika!" Zero tersentak kaget.
"Hai Zero, kita putus!" tanpa basa-basi lagi Veronika segera pergi ke luar, tidak ingin mendengar jawaban Zero.
Belum sempat keluar dari ambang pintu, Veronika sudah menabrak seorang wanita paruh baya dan ternyata itu adalah ibu nya Zero.
"Aduh!" ucap Veronika bersamaan dengan ibunya Zero.
"Maaf tante, aku tidak melihat nya," Veronika segera meminta maaf. Namun bukan nya menjawab ucapan Veronika, wanita paruh baya itu malah terkejut dengan apa yang di lihat nya.
Dia melihat Zero, anaknya yang sedang bersama dengan seorang gadis yang sangat tidak disukai olehnya sedari dulu.
Wanita paruh baya itu semakin terkejut, setelah apa yang dilihat oleh kedua matanya. Ia melihat anaknya yang sedang berdiri tanpa sehelai benang di tubuh mereka berdua.
Ibu Zero melihat ke arah Veronika, setelah menyimpulkan apa yang terjadi.
Wanita itu terlihat marah karena bisa-bisa nya Zero tidur dengan wanita lain dan tertangkap basah oleh pacarnya. Wanita itu langsung masuk untuk memberinya pelajaran pada Zero anak kesayangan nya. Dia memukul Zero, Lalu beralih ke arah gadis yang ditiduri Zero dengan tasnya, setelah itu menjambak rambut gadis itu. Veronika dibuat terkejut dengan aksi wanita paruh baya itu. Veronika langsung menutup mulutnya yang terbuka.
Zero yang melihat Veronika hanya berdiri di ambang pintu, sambil melihat aksi ibunya yang sedang memukul mantan pacarnya. Seketika Zero menarik tangan Veronika masuk kedalam rumahnya karena ia ingin menjelaskan kejadian ini, namun dirinya tidak memakai baju.
"Ahhh... Lepaskan tanganku Zero. " ucap Veronika.
Zero melepaskan tangan Veronika saat ia telah berhasil menarik Veronika lalu menutup pintu rumah nya.
"Sayang, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kamu lihat." kata Zero.
"Tidak perlu repot-repot kau jelaskan Zero, aku sudah melihat nya. Kita akhiri saja hubungan ini, kita putus."
"Tidak bisa, aku tidak mau. Aku mencintaimu Veronika Amberly."
"Oh ... ya... hanya orang bodoh yang percaya perkataan mu. " Veronika hendak membuka pintu dan segera pergi. Namun Zero menghentikan langkah kaki Veronika.
"Buka, pintu nya Zero." Zero mencoba menghalangi pintunya. Membuat Veronika tak bisa keluar.
"Tidak! Aku tidak akan membukanya sampai kamu menarik perkataanmu."
"Kita tetap putus Zero, kau jangan seperti ini. Cepat buka pintunya, kamu yang mencari gara-gara dengan berselingkuh, tapi kamu sendiri yang tidak ingin putus. Apa kamu masih waras." kata Veronika.
"Aku tidak sengaja melakukan itu. aku lupa sayang." sambil memegang tangan Veronika.
'apa katanya? Melakukan adegan seperti itu karena khilaf?' batin Veronika.
"Kau begitu tega Zero. Sampai-sampai kamu melupakan aku. lalu kenapa kamu tidak mau putus! kita putus mulai sekarang juga." Veronika mendorong tubuh Zero.
Sampai Veronika berhasil terlepas dari genggaman tangannya. Namun sayang nya Zero beralih menarik pinggangnya, saat Veronika hendak segera keluar.
Zero menempelkan tubuh Veronika ke arah tembok. Lalu menekan tubuh Veronika dengan tubuh nya, agar Veronika lebih dekat dengan nya. Sampai-sampai sesuatu milik Zero berdiri kembali, karena bergesekan dengan tubuh Veronika.
Zero mencium bibir Veronika dengan penuh pemaksaan. Veronika mendorong tubuh Zero agar dia tidak mencium nya.
Tidak jauh dari Veronika ibunya Zero yang sedang mencaci maki wanita yang ditiduri Zero, dengan kata-kata kasar sambil menjambak dan memukul wanita tersebut. Seketika menghentikan aksi nya, setelah melihat Zero memaksa Veronika.
Gadis kecil itu terlihat sangat tertekan karena ulah Zero.
Wanita paruh baya itu pun menghampiri Zero. menarik telinga anak nya, sangat keras. Sampai Zero mau tak mau melepaskan ciuman pada Veronika.
Veronika membersihkan bibir bekas ciuman Zero, yang air liurnya sampai tidak beraturan di bibirnya.
Veronika melihat ke arah Zero yang sedang meminta ampun pada ibunya, agar ibunya mau melepaskan telinga.
"Ampun bu... Sakit." rintih Zero yang yang meminta dilepaskan.
"Berani-berani nya kamu sudah melakukan kesalahan, malah memaksa anak orang untuk terus bersama denganmu. Dasar anak tidak tau diri.
Sekarang kamu minta maaf pada Gadis itu, atau kamu pergi dari rumah ini dan bawa wanita murahan ini pergi dari sini. Zero kau benar-benar membuat ibu marah." Teriak wanita paruh baya itu yang bernama dewi.
Veronika merasa tak enak atas apa yang terjadi pada hari ini.
sampai-sampai Zero akan di usir oleh ibu nya. Veronika memilih untuk pulang.
"Tante, aku pamit pulang. Dan kamu Zero, sekarang kita sudah tidak ada lagi hubungan apapun. kita putus! Makasih untuk selama ini sudah menemani ku." kata Veronika sambil pergi dengan senang, karena Ia tidak perlu repot-repot mencari alasan untuk putus dari Zero. Walaupun Zero selalu menemaninya saat keluar nya harus meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SANG MAFIA
Romance21+ cerita dewasa Di khianati kekasih nya, di jadikan jaminan oleh orang tua nya pada mafia kejam. Membuat Veronika seperti hidup didalam penjara. Ia harus rela kehilangan keperawanan demi kebebasannya. IG : Simbaradiffa Fb : Simbaradiffa