Bab 2

10.6K 78 1
                                    

Veronika telah sampai di depan rumah nya dengan wajah kesal.

Walaupun ia tidak mencintai Zero tetapi laki-laki itu telah mengkhianati nya selama ini dan berbohong. Ternyata laki-laki itu masih mempunyai hubungan dengan mantan kekasih nya.

'Dasar semua laki-laki sama saja' batin Veronika lalu masuk kedalam rumah nya dengan wajah cemberut.

"Ahhhh ...." Veronika terkejut melihat seseorang yang sedang duduk sambil menghisap sebatang rokok di tangan nya dengan kaki yang bertumpu.

"Siapa kau? Kenapa ada di rumah ku? Kau pasti mau mencuri," dengan nada cukup keras Veronika berkata seperti itu pada pria di hadapan nya.

Pria itu memicingkan mata nya menatap ke arah Veronika melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala nya.

"Bawa dia," tanpa basa basi sang pria itu menyuruh anak buah nya yang kini berada di belakang Veronika untuk membawa nya pergi.

"Lepaskan! mau apa kalian! Hei... Kalian mau bawa aku kemana? Kalian mau menculik ku... Lepaskan!" Veronika mengoceh dengan kedua tangan yang diseret paksa oleh kedua orang yang berbaju hitam mengikuti pria yang kini sedang berjalan menuju mobil nya.

"Gadis kecil kau sangat berisik!" gumam pria yang ada di hadapan Veronika. Kini mata gadis itu mulai berkaca-kaca karena ketakutan.

"Tolong.... Tolong... aku... " teriak Veronika tetapi tidak ada yang berani membantu gadis itu yang kini sudah banyak mengeluarkan air mata dan terus diseret paksa untuk masuk kedalam mobil.

"Ya tuhan, kasihan sekali gadis itu," ucap salah satu tetangga tanpa berniat untuk menolongnya.

Veronika terus saja berontak saat di dalam mobil itu.

"Kalian mau bawa aku kemana..." Veronika terus saja meminta dilepaskan.

"Bisa diam tidak" kata salah satu anak buah yang sedang mencekal tangan Veronika.

Tetapi Gadis itu tetap saja berontak tak bisa diam sama sekali.

Hingga pria yang sedang duduk di samping supir menatap tajam di balik kaca spion yang melihat ke arah belakang ini baru pertama kali nya dia ikut anak buah nya untuk membawa pergi orang-orang yang telah dijual padanya.

"Hentikan mobil nya" dengan nada dingin membuat supir itu segera menghentikan mobil nya.

Pria itu segera turun dari mobil nya dan bertukar tempat dengan anak buah nya yang sejak tadi tidak sanggup menjaga Veronika yang terus saja berontak.

Saat anak buah nya akan keluar Veronika juga mencoba mencari celah untuk kabur tetapi bukan nya kabur dia malah mendapatkan tamparan keras di pipi mulus nya.

Plakk .....

"Ahhhh...sakit... " Veronika menangis sambil menatap pria yang ada di samping nya sekarang.

Gadis itu menangis dalam diam lalu menggeser posisi duduk nya untuk mendekat ke arah jendela dengan menghindar dari pria tampan yang telah menampar pipi nya.

Veronika tidak tau siapa mereka dan apa mau mereka kenapa membawa nya pergi bahkan dia tidak tau di mana sekarang ia berada.

Mata tajam itu melihat ke arah samping dimana gadis yang bertubuh kecil itu terus saja memegang salah satu pipi yang telah di tampar oleh nya sambil melihat ke arah jendela.

Dia adalah Sean Anderson, salah satu mafia yang terkenal kejam tanpa ampun.

Semua orang yang mengenali nya akan takut dengan nya.

Tidak heran jika Sean akan dengan mudah nya memukul atau menampar orang yang menurutnya sulit untuk diatur karena ia tidak menyukai orang-orang seperti itu.

Itulah kenapa Sean menampar Veronika karena gadis itu sejak tadi tidak pernah diam membuat Sean kesal.

Hening, tak ada suara sejak Veronika di tampar dan berhasil gadis itu diam tanpa mengeluarkan satu kata pun.

Perjalanan masih berlangsung.

Veronika memejamkan kedua matanya gadis itu kini tertidur karena perjalanan yang panjang membuat nya mengantuk, apalagi hari makin menjelang sore.

Kepala gadis itu kini tidak sengaja terjatuh ke arah paha pria yang ada di samping nya.

Sean terkejut saat mendapati wajah cantik Veronika kini sedang tertidur pulas di paha nya wajah cantik Veronika begitu terlihat jelas oleh nya.

Kulit yang putih, mulus tanpa noda dengan bulu mata yang lebat dan bulu alis yang membentuk dengan begitu rapi membuat gadis itu benar-benar sempurna.

Sean mengalihkan matanya, tidak ingin terus melihat ke arah Veronika yang sedang tidur begitu menyejukkan ada getaran aneh yang membuat Sean ingin terus melihat ke arah bawah untuk melihat wajah cantik Veronika.

Sean ingin membangunkan gadis itu dari atas paha nya tetapi terasa berat bagi nya untuk membuat gadis itu menyingkir dari atas paha nya. Sehingga sean membiarkan gadis itu tetap tidur di paha nya, lagi pula jika gadis itu bangun itu akan membuat nya kesal nantinya karena ia yakin jika gadis itu akan kembali berontak.

****

Pagi hari yang cerah membuat mata cantik itu mengerjapkan kedua matanya.

"Eughhhhh..." Veronika mencoba untuk bangun

"Kenapa berat sekali" gumam Veronika, lalu secara perlahan gadis itu membuka mata dan melihat ke arah ke dua tangan yang terkunci oleh tangan seseorang yang sedang memeluk tubuh Veronika.

Dengan cepat Veronika menoleh ke arah samping tepat wajah seseorang berada di dekat nya.

Bahkan hampir saja Veronika mencium seseorang yang ada di samping nya itu.

Hidung mereka bahkan sudah bersentuhan lebih dulu.

Veronika kaget dan ingin berteriak, tetapi setelah memundurkan kepalanya ia bisa melihat dengan jelas wajah tampan seseorang yang ternyata itu adalah laki-laki yang telah menculik nya.

'Pria ini kan yang menculikku?' batin Veronika lalu melihat ke arah lain, melihat-lihat semua yang ada di dalam ruangan tersebut.

Ruangan yang begitu besar, mewah, seperti hotel berbintang sangat indah. Bahkan Veronika belum menginjakkan kakinya di tempat sangat bagus ini baru pertama kali bagi Veronika ia berada di ruangan yang begitu mewah.

Secara perlahan Veronika mencoba untuk bangun dari tidur nya dengan menyingkirkan tangan besar yang melingkar di pinggang nya.

Gadis itu mulai turun dari atas ranjang mewah yang ditempatinya.

Melihat ke arah pria yang masih tertidur pulas lalu melihat ke arah badan nya yang ternyata masih lengkap dengan pakaian yang dipakai sebelum nya.

Veronika menghela nafas lega karena sempat terkejut,

karena telah berpikir jika pria yang tidur dengan nya telah melakukan hal yang tidak-tidak padanya.

Gadis itu menatap ke arah pintu dan terdiam sejenak untuk berpikir apa ia harus melarikan diri atau tidak.

Tetapi Veronika berpikir untuk mencoba melarikan diri walaupun dia tidak tau dimana dirinya berada.

Gadis itu berjalan ke arah pintu memegang gagang pintu yang sial nya ternyata pintu itu terkunci.

Veronika cemberut lalu membalikkan tubuh nya.

"Ahhhhh.... Hantu...." Veronika terkejut saat seseorang kini berada di hadapannya tiba-tiba.

GAIRAH SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang