Bab 13

4.2K 53 0
                                    

Sean tersenyum tipis sangat tipis bahkan tak akan ada yang bisa melihat senyum nya itu.

Sean segera menjalankan mobil untuk ke tempat tujuan nya.

"Sean!" panggil Veronika di saat dalam perjalanan menuju rumah nya.

"Ehmmm..."

"Hentikan mobilnya." titah Veronika

Tetapi pria itu tetap saja masih menjalankan mobilnya karena perjalanan mereka masih cukup jauh.

"Sean, hentikan! Aku ingin muntah."

Skitt ...

Sean yang langsung menginjak rem mobilnya dengan sekaligus. Membuat tubuh Veronika hampir saja terbentur kebagian mobil yang ada di hadapan nya.

Begitu pun dengan anak buah Sean yang ada di belakang mobilnya, hampir saja menabrak mobil bos nya yang tiba - tiba berhenti mendadak.

Veronika ingin sekali memarahi ulah Sean yang hampir membuat kepalanya terbentur.

Tetapi ada yang lebih penting dari itu.

Dengan cepat Veronika segera membuka pintu mobilnya.

Huek ....

Semua makanan yang masuk kedalam perut Veronika sebelum nya, kini harus keluar kembali.

Gadis itu muntah seketika, setelah Sean menghentikan mobil nya.

Sean yang melihat Veronika muntah segera mendekat ke arah Gadis itu lalu membantunya dengan memijit pelan tengkuk leher Veronika yang sedang muntah.

keempat anak buah Sean segera turun dari mobilnya.

Edi yang maju paling depan segera membalikkan tubuhnya, tak ingin melihat ke arah Veronika yang sedang muntah.

"Ah kacau, karena Gadis itu membuatku ikut mual juga." titah Edi lalu segera minum air putih yang ada di dalam mobil dan menyuruh temannya untuk memberikan botol minuman satu lagi yang masih bersegel itu pada bos nya.

"Sepertinya Bos kita telah kepincut." gumam Ceno

"haha... ketinggalan gosip. Semua sudah pada tau tentang itu, karena gadis itu di simpan di tempat yang berbeda dari gadis-gadis lain yang biasa kita tangkap untuk di jual. Bahkan si bos membawa gadis itu ke dalam kamar nya dan tidur dengan nya. Apalagi waktu itu si bos ikut dengan kami hanya untuk menjemput gadis itu saja."

Edi dengan begitu senang nya menceritakan tentang Bos nya pada Ceno yang belum tau apa-apa karena dia baru saja sembuh dari sakit dan beberapa hari ijin tidak bekerja pada Sean.

"Wow! ternyata begitu spesial nya dia, sampai bos ikut turun tangan dalam pekerjaan yang tak pernah dikerjakan olehnya. Biasanya akan menyuruh anak buah untuk hal seperti itu." kata Ceno.

"Kalian seperti ibu-ibu arisan, malah membicarakan orang." ucap salah satu anak buah Sean yang sejak tadi hanya diam.

Edi dan Ceno Segera diam dan kembali melihat ke arah Veronika yang masih saja belum selesai.

Sean yang membantu memijat leher Veronika sama sekali tidak merasa jijik.

Dia seperti seorang suami yang sedang membantu istrinya yang sedang muntah saat hamil.

"Apa sudah baikan?" Tanya Sean sambil memberikan selembar tisu pada Veronika.

Veronika mengeleng kecil lalu segera masuk ke dalam mobil Sean, setelah membersihkan mulutnya.

Di dalam mobil Sean memberikan minum pada Veronika.

Gadis itu segera mengambilnya lalu meminumnya detik itu juga.

"Sepertinya aku terlalu kebanyakkan makan enak." gumam Veronika, menyandarkan punggungnya ke kursi mobil. Memejamkan matanya.

Sean tidak menjawab perkataan Gadis itu lalu segera menjalankan mobilnya.

"Sean, bisakah kau buka jendela nya. Seperti nya aku tidak kuat dengan AC mobil aku lebih suka angin gelebug dari luar. Eh! Maksudku angin yang alami dari luar jendela mobil, dibandingkan AC."

"Hmmm... " hanya suara deheman yang keluar dari mulut Sean.

Sedangkan pikiran Sean kini kembali teringat pada masa lalunya.

Saat dirinya masih duduk di bangku SD dan anak perempuan itu masih belum sekolah mungkin umurnya sekitar tujuh tahun atau enam tahun lebih.

Dimana seorang Gadis kecil itu adalah tetangga nya yang dinyatakan hilang sampai saat ini tak lagi ditemukan. Gadis itu tak menyukai Ac mobil karena dia akan muntah pada saat itu juga dan malah menyukai angin dari luar jendela mobil.

'Ada apa dengan ku? kenapa tiba-tiba teringat pada Gadis kecil itu.' Batin Sean lalu mengalihkan wajah nya sekilas pada Veronika yang kini telah tertidur pulas dengan jendela yang masih terbuka.

Perjalanan masih cukup panjang.

Sean akan membawa gadis itu ke rumahnya yang dulu agar gadis itu menemani ibu nya yang berada di rumah sendirian dan hanya ditemani para pembantu dan juga bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga ibu nya.

Pikiran Sean kembali teringat pada Gadis kecil di masa lalu nya, mungkin dirinya teringat dengan Gadis kecil itu karena dirinya yang akan pulang ke rumahnya yang dulu.

Jam menunjukkan pukul 11 malam.

Sean baru saja tiba dirumah milik ibunya.

Berjalan menuju pintu rumah nya yang cukup megah walaupun model rumah nya terlihat kuno tak seperti model rumah-rumah yang sekarang.

Sean mengangkat tubuh Veronika Ala bridal style.

" Ibu kau belum tidur?" tanya Sean pada ibunya yang sedang duduk di atas kursi roda yang didorong oleh suster yang merawatnya.

"Belum! karena ibu sedang menunggu putra ibu, yang ternyata sudah lama tak bertemu pulang-pulang bawa istri."

Sean membelalakkan matanya terkejut dengan perkataan ibu dan segera melihat ke arah Veronika yang tertidur pulas di pangkuan nya.

"Dia bukan istriku. Tapi Gadis yang dijadikan jaminan padaku oleh orang tuanya."

Margaret terkejut saat mendengar perkataan anaknya. Margaret cukup tau pekerjaan yang dilakukan oleh Sean.

Namun dia tak bisa berbuat apa-apa terhadap anaknya yang terkadang keras kepala.

"Tega sekali, orang tua nya." ucap Margaret.

"Aku akan mempekerjakan nya disini untuk menjaga ibu. Karena Gadis ini tidak laku terjual." Bohong Sean.

Mana mungkin Gadis secantik Veronika tidak laku terjual.

Justru Pria itu tidak berniat menjual Veronika, bahkan ia sampai sengaja membawa Veronika kerumahnya hanya untuk menyembunyikan Gadis itu bersama ibunya.

"Sean, untuk apa kau mempekerjakan Gadis itu. Biarkan saja dia disini menemani ibu, tanpa harus bekerja. lagipula kita sudah memiliki beberapa pekerja disini, ibu hanya butuh teman saha." ucap Margaret deng lembut.

"Ya, maksudku seperti itu bu. karena dia terkadang sangat cerewet, sama sepertimu bu. Aku akan menidurkan Gadis ini di kamar ku karena aku harus kembali lagi untuk bekerja. Mungkin nanti sing aku akan datang kembali dan makan siang bersama mu bu." ucap Sean dengan wajah datar.

Margaret terkekeh dengan ucapan anaknya.

"Baiklah sayang, ibu akan menunggu mu disini."

"Mungkin, untuk kedepannya nanti aku akan rajin pulang untuk menemui ibu." kata Sean sambil berjalan menaiki tangga.

Margaret tersenyum mendengar perkataan putranya.

Dia tau alasan yang sebenarnya bukan karena dirinya. Anaknya akan sering pulang, tapi karena gadis cantik itu.

Margaret begitu senang melihat Sean yang kini kembali membuka hatinya untuk perempuan lain.

Brakkkk...

Sean menendang pintu kamar nya.  

GAIRAH SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang