Bab 3

9.2K 86 0
                                    

Sean menyeringai melihat Veronika tiba-tiba terkejut karena nya. Veronika yang melihat pria di hadapan menyeringai membuatnya seketika takut.

"Gadis kecil, kau ingin melarikan diri rupa nya!" dengan cepat Sean mencengkram leher Veronika dengan satu tangan nya lalu menariknya kehadapannya membuat gadis itu harus berjinjit walaupun begitu tetapi saja Sean harus menundukkan kepala nya untuk melihat ke arah wajah Veronika karena tubuh gadis itu begitu pendek, seperti gadis yang masih duduk di bangku SMP.

"Le... lepasin..." ucapnya dengan terbata-bata.

Veronika menatap wajah pria tampan yang ada di hadapannya begitu menyeramkan.

"Kau ingin kabur? Sampai kau mati pun tak akan bisa kabur dariku!" Sean berkata penuh dengan penekanan meremas leher Veronika membuat gadis itu merasakan sesak di tenggorokan nya dan sulit untuk bernafas.

Veronika berusaha mencoba melepaskan tangan Sean yang ada di lehernya dengan mencekal tangan laki-laki itu dengan kedua tangan nya, menahan tangan Sean agar tidak terlalu menekan ke arah leher nya.

Veronika menatap tajam ke arah Sean ia benar-benar telah bersumpah untuk membenci pria kejam yang ada di hadapan nya ini.

"Gadis kecil, berani sekali kau menatapku seperti itu!" dengan sekali dorongan saja Veronika sudah tersungkur ke atas ranjang.

"Uhukk! Uhuk!" Veronika terbatuk-batuk saat leher nya baru saja dilepaskan oleh pria yang kini sedang berjalan ke hadapan nya dengan melepas baju hitam yang dipakai oleh nya.

Veronika terperanjat kaget saat pria yang tak dikenali nya sama sekali tiba-tiba melepaskan pakaiannya dengan cepat Veronika mundur kebelakang.

Dia begitu ketakutan dengan seringai Sean yang membuat gadis itu kini berkaca-kaca akan segera menangis.

Tok... Tok...

Ketukan pintu membuat Sean mengurungkan niatnya.

Pria itu lalu berkata pada Veronika,

"Hari ini kau selamat,"

Sean segera membuka pintunya dan pergi begitu saja, setelah anak buah nya membisikan sesuatu.

Sean segera menutup pintu dan menguncinya.

Veronika segera bangun dari atas ranjang dan berjalan menuju pintu, yang ternyata telah terkunci.

Veronika melihat ke arah jendela, segera membuka jendela kamar itu yang ternyata mereka terlihat seperti berada di sebuah hotel dengan bangunan yang tinggi membuat Veronika kesulitan untuk mencari jalan keluar.

Gadis itu melihat ke arah samping di mana balkon sebelah nya cukup jauh dari balkon yang ditempati nya, namun masih bisa terjangkau mungkin hanya berjarak satu meter lebih untuk bisa menyeberang ke arah balkon itu.

Veronika melihat ke arah barang-barang untuk bisa di pakai untuk melarikan diri dan sial nya tak ada apapun di kamar itu.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang," gumam Veronika sambil mondar mandir kesana kemari.

"Apa aku coba meloncat saja." gumam Veronika sambil melihat ke arah balkon di sebelah nya.

Gadis itu kini sedang memasang aba-aba di atas kursi panjang dia akan berlari dan menginjak pembatas pagar untuk bisa meloncat ke arah pembatas pagar di seberang.

Veronika memejamkan mata menarik nafas dalam-dalam karena nyawa nya adalah taruhan nya sekarang.

Jika ia tidak sampai ke balkon sebelah maka dia akan mati jatuh ke bawah.

"Satu... Dua... Tiga..." Veronika meloncat ke arah balkon tersebut.

Bahkan ia meloncat cukup jauh dan melewati pembatas balkon yang dituju nya hingga terjatuh ke lantai.

BRUGGGHHHH...

"Akhhhh...." Veronika meringis kesakitan karena harus jatuh ke lantai.

Veronika tidak sadar jika orang-orang yang melihat Veronika di balik kaca, begitu terkejut karena tiba-tiba ada orang yang jatuh ke lantai tepat di pintu balkon tersebut.

Tetapi tidak dengan pria yang kini rahang nya sedang mengeras dengan tangan mengepal.

Veronika melihat ke arah pintu balkon yang terbuka gadis itu membulatkan kedua mata nya saat melihat banyak orang yang ada di sana.

banyak gadis-gadis yang sedang berdiri dengan pakaian sexy dan bermake-up tebal.

Dan mata Veronika kini harus bertemu dengan mata tajam seseorang yang begitu menusuk ke arah nya seperti pisau.

Mata tajam milik pria yang mencekik nya tadi sebelum keluar dan ternyata pria itu ada di ruang sebelah dimana Veronika ingin melarikan diri tetapi malah masuk ke tempat yang salah.

Dimana Sean sedang menjual para gadis-gadis hasil tangkapan nya pada pria gendut yang sedang duduk di samping nya.

Pria gendut itu salah satu pembeli yang nanti nya akan membeli para wanita yang ditawarkan oleh Sean dengan harga mahal, karena barang yang ditawarkan oleh Sean tentu nya masih bersegel.

Biasanya para pembeli akan memaksa para wanita itu untuk memuaskan orang yang membeli mereka.

Dan orang yang membeli para gadis-gadis itu bukan lah pria normal melainkan para pria yang memiliki hasrat menyimpang atau kelainan dalam berhubungan intim.

Mereka bisa menggunakan para gadis-gadis itu sepuas nya bahkan ada juga yang sampai mati.

Sean segera berjalan ke arah Veronika yang kini sedang berusaha berdiri dengan lutut nya yang sakit bahkan cukup sulit untuk berdiri.

Sean mengangkat tubuh Veronika dengan amarah yang menggebu dalam dirinya.

Namun Sean hanya bisa menahan nya. Sambil mengangkat tubuh Veronika dia berbisik.

"Diam tanpa bicara atau kau akan mati seperti mereka!" Ancam Sean

Lalu membawa masuk Veronika kedalam. Gadis itu menuruti apa kata Sean.

"Wow! Sean kau menyimpan barang antik tanpa ingin memperlihatkan nya pada ku" kata Pria gendut.

"Dia, Gadisku," dengan nada dingin Sean segera keluar dan kode pada salah satu asisten nya untuk mengurus pria gendut itu karena dia harus mengurus gadis kecil yang kini ada di pangkuan nya.

Sean kembali membawa Veronika ke kamar, dimana sebelum nya gadis itu berada.

Dengan wajah cemberut Veronika hanya bisa diam dan mengumpati pria yang sedang mengangkat tubuh nya.

Bisa-bisanya pria itu mengakui dia sebagai gadis nya.

Sean mengunci pintu tersebut lalu segera menjatuhkan Veronika ke kasur begitu saja dengan kasar.

"Aw...." membuat Veronika harus kembali meringis kesakitan walaupun jatuh ke atas ranjang empuk tetap saja kali nya yang keseleo merasa sakit.

Di saat sedang meringis Veronika harus di kejutkan dengan ulah Sean yang tiba-tiba menindih tubuh nya.

"Akhhh.... Apa yang kau lakukan" Veronika mencoba untuk mendorong pria yang ada di hadapannya.

"Seharus nya aku yang bertanya padamu. Apa yang kau lakukan! Berani-berani nya kau mencoba kabur?" Sean berkata dengan rahang yang begitu mengeras karena marah.

Hati nya benar-benar marah karena gadis kecil yang kini sedang berada di bawah tubuh nya. 

GAIRAH SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang