Veronika begitu ketakutan saat melihat wajah Ema yang seperti menatap ke arah nya.
Dia menyesal telah melihat ke arah Ema berada.
Andai dia tidak berontak saat melihat darah di bawah lantai mungkin dia tidak akan melihat potongan-potongan tubuh yang begitu mengerikan.
"Tolong lepaskan aku, biarkan aku pergi aku takut" Veronika terus saja menangis hingga Sean menurunkan Veronika di kasur tempat Veronika sebelum nya di kurung di dalam nya.
Baru saja Sean menurunkan tubuh Veronika di kasur gadis itu langsung meloncat ke arah tubuh Sean.
Gadis itu seperti koala yang menempel di tubuh Sean begitu erat.
Veronika masih terbayang wajah Ema yang begitu mengerikan hanya tinggal kepala apalagi Ema sempat tinggal di kamar nya bahkan dia melakukan hal itu dengan Sean.
"Jangan turunkan aku di sini, ku mohon! Aku takut. Gadis yang kau ajak tidur tadi, dia telah tiada, aku takut!" Veronika benar-benar tak bisa diam di pangkuan Sean gadis itu terus saja menggerakkan tubuh nya, bahkan semakin erat memeluk Sean mengalungkan kedua tangannya di leher Sean.
"Turun!" titah Sean sambil berusaha menurunkan tubuh Veronika yang seperti lintah sangat sulit untuk diturunkan dari atas pangkuan nya.
"Aku tidak mau, aku tidak mau tinggal di tempat orang yang telah tiada. Apalagi aku begitu melihat jelas wajah nya,"
Gadis itu berbicara sambil menangis terus menerus.
Sean hanya bisa menghela nafas nya lalu membawa Veronika ke arah balkon tanpa melepaskan Veronika yang masih di pangkuan nya.
Dia berjalan seperti sedang menggendong anak kecil Veronika menyusupkan kepalanya ke dada bidang Sean.
"Turun!" titah Sean setelah mereka sampai di sofa yang cukup panjang di simpan di teras balkon.
"Gak mau, aku gak mau turun," gadis itu merengek seperti anak kecil yang sedang bermanja - manja pada ayah nya.
"Cepat turun!" Sean mencoba melepaskan tangan Veronika yang mengalung di leher nya. Namun bukan nya terlepas, Sean malah ikut terjatuh ke sofa menindih Veronika yang ada di bawah tubuh nya.
Mata mereka saling bertatapan, saat Sean mengungkung tubuh nya agar tidak menindih tubuh gadis kecil yang berada di bawahnya.
Satu detik, dua detik, tiga detik,
CUP!
Sebuah kecupan mendarat di bibir veronika yang begitu terlihat menggoda.
Plakk....
"Dasar kurang ajar!" bentak veronika sambil menampar Sean yang mencium bibir nya.
Baru kali ini gadis itu menampar Sean setelah beberapa kali di cium oleh nya.
Veronika benar-benar marah karena bibir yang telah mencium nya itu pasti bekas wanita yang hanya tinggal kepala nya saja karena mereka telah melakukan nya.
Pikiran Veronika begitu kacau Dia sangat ketakutan dalam kini merasa jijik karena Sean mencium nya.
"Jangan coba-coba menciumku lagi, bibirmu itu bekas mencium wanita tadi yang sekarang telah mati, dan kau malah berani-beraninya menciumku! Bagaimana jika arwah gadis itu gentayangan padamu karena telah mengkhianati nya." Dengan nada cukup keras Veronika berucap pada Sean yang ada di hadapannya.
Pria itu belum juga bangun dari atas tubuh Veronika walaupun telah di berikan tamparan.
Sedetik kemudian Sean terkekeh melihat veronika yang begitu marah padanya hanya karena mengira jika dirinya telah mencium Ema.
Veronika pasti telah mengira jika dia telah melakukan nya dengan Ema, dia bahkan belum sempat melakukan nya tadi karena milik nya harus kembali tidur akibat Veronika melarikan diri ke dalam kamar mandi.
"Apa kau sudah gila," bentak veronika yang malah melihat Sean tertawa.
"Gadis kecil, aku bahkan belum sempat melakukan nya karena dirimu, punya ku jadi tidak-" Sean menghentikan perkataan nya tidak ingin melanjutkan nya lagi karena tidak ingin gadis kecil yang kini berada di kungkungan nya tau jika milik nya tidak normal jika tidak melihat nya.
Veronika menautkan kedua kening nya mendengar perkataan Sean yang belum selesai.
"Hahaha.... Kau kira aku ini bocah ingusan yang mudah kau bohongi, menjijikkan ternyata setiap laki-laki sama saja menyukai hal begituan." Veronika membuang muka ke arah lain.
"Jangan sama kan aku dengan pria lain, aku tidak sama seperti mereka." Sean berkata dengan menatap tajam ke arah Veronika yang bahkan sama sekali tidak melihat ke arah nya gadis itu malah membuang muka.
Sehingga Sean mencengkram kedua pipi Veronika agar melihat ke arah nya.
Kini mata indah Veronika melihat ke arah Sean yang juga sedang melihat ke arah nya dengan detak jantung yang begitu kencang melihat wajah cantik veronika, mata yang indah dengan bulu mata yang lebat.
Veronika yang kini bertatapan dengan Sean mendadak terpana dengan wajah pria yang ada di atas nya.
Namun sedetik kemudian bayangan wajah kepala Ema sekilas melintas di benak Veronika membuat gadis itu seketika berteriak.
"Ahhh.... Aku tidak akan mengganggu kekasih mu.... Aku tidak akan merebutnya dari mu, aku tidak menyukai nya kau tenang lah di alam sana" Veronika menutup wajah cantik nya dengan kedua tangan nya begitu ketakutan dengan pelipis yang kini dipenuhi dengan keringat.
"Hey! Ada apa denganmu... Di sini tidak ada apapun" ucap Sean di saat Veronika kini kembali ketakutan.
"Pergi lah, aku tidak mau berada di dekatmu bayangan wanita mu itu terus saja muncul di benakku" Veronika mendorong dada Sean agar pria itu segera menyingkir dari atas tubuh nya dan pergi dari hadapan nya.
Dia tidak ingin terus dihantui oleh gadis itu.
"Apa maksudmu? Aku bahkan tidak memiliki wanita," ucap Sean
"Kau tidak perlu berbohong, mana mungkin pria seperti mu tidak memiliki wanita. Segera lah pergi dari hadapan ku dan temui wanita mu itu, bukan malah berada disini. Kekasih mu itu tinggal kepala nya saja tapi kau malah berduaan dengan ku di sini. Cepat temui dia.... Aku turut berduka atas kematian nya semoga kau bisa mencari pengantin nya." Ucap Veronika dengan mendorong tubuh Sean yang bahkan hampir saja terjatuh ke lantai karena mereka dalam posisi yang tidak tepat.
"Aku tidak berbohong untuk apa aku berbohong. Aku bahkan bukan kekasih wanita itu dia adalah bawahan ku bukan kekasih ku. Dia para wanita yang akan aku jual,"
Sean mencoba menjelaskan pada Veronika agar gadis itu tidak salah mengira.
"Aku tidak percaya pada mu... Cepat lah pergi dari sini!" usir Veronika
Gadis itu begitu ketakutan sehingga terus saja mengusir Sean.
"Baik kalau kau memang tidak percaya padaku aku akan pergi saja. Lagi pula dia bukan kekasihku, walaupun dia gentayangan dia hanya akan mengganggu wanita penakut seperti mu,"
Setelah berkata seperti itu Sean segera berdiri namun saat hendak berdiri.
"Jangan tinggalkan aku disini sendirian,"
Veronika ingin mengusir Sean, namun ia sendiri begitu takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH SANG MAFIA
Romansa21+ cerita dewasa Di khianati kekasih nya, di jadikan jaminan oleh orang tua nya pada mafia kejam. Membuat Veronika seperti hidup didalam penjara. Ia harus rela kehilangan keperawanan demi kebebasannya. IG : Simbaradiffa Fb : Simbaradiffa