PROLOG

347 20 4
                                    

Suara benda jatuh mengejutkan prajurit yang berjaga di luar. Ada dua orang disana yang sedang berpatroli sehingga mereka berusaha mencari sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati orang - orang terkapar di lantai dalam keadaan mulut berbusa. Tidak hanya satu atau dua, tetapi semua orang yang makan di meja tersebut, orang - orang yang mengenakan atribut gereja. Spontan mereka mencari keberadaan Mary. Rupanya, di antara orang - orang yang telah tewas, Mary masih bertahan walaupun ia mengalami kejang hebat dan mulutnya mengeluarkan busa yang cukup banyak. Tanpa menunggu perintah apapun, mereka berdua segera mengangkat tubuh Mary dan membawanya ke kereta. Dalam kondisi darurat seperti ini, hal yang bisa mereka lakukan adalah memulangkan Mary ke Istana dengan cepat sebelum nyawanya melayang.

***

"Cepat panggil tabib!" Kenneth memerintahkan mereka semua untuk segera bertindak. Lelaki itu membawa Mary dengan air mata bercucuran. Walaupun Mary sudah tidak sadar, tetapi Kenneth bisa merasakan bahwa Mary masih bernafas. Lonceng Istana dibunyikan, pertanda Istana dalam mode siaga. Bagaimanapun juga, keracunan yang dialami oleh Mary sangat tidak wajar sehingga prajurit menghitungnya sebagai usaha percobaan pembunuhan terhadap keluarga kerajaan. Archer yang mendengar bunyi lonceng tersebut segera bergegas menuju Witchave. Keselamatan ayahnya adalah hal yang harus ia pastikan dengan mata kepalanya sendiri.

"Ayah, ada apa ini?" Tanyanya terkejut karena tak ada angin tak ada hujan, ia melihat Mary kembali ke Istana dengan mulut penuh dengan busa.

"Yang Mulia, kau harus keluar. Kami akan menanganinya. Nyawanya sedang terancam." Tabib Beth berusaha mengusir Kenneth dengan halus. Butuh beberapa detik bagi lelaki tersebut untuk melepaskan Mary dari genggamannya.

"Bertahanlah, Mary. Ayah disini." Ia mengecup kening Mary sebelum pergi dari kamar putrinya tersebut.

***

Kenneth mengumpulkan semua prajurit yang berjaga di gereja hari itu. Total ada 15 prajurit penjaga yang menghadap Kenneth di Paviliun Witchave saat ini. Dalam keadaan genting seperti ini, Panglima Cedric datang malam - malam ke Istana sehingga kini Kenneth ditemani oleh Archer dan Cedric.

"Katakan, apa yang terjadi di gereja tadi?" Kenneth menanyai mereka dengan tegas. Lelaki yang berada di posisi paling kiri spontan membuka suaranya.

"Aku dan Ed sedang berpatroli malam itu. Seharusnya, Putri Mary sedang makan malam di asrama gereja seperti biasanya karena saat itu adalah jam makan malam. Ketika kami lewat di lorong asrama, kami mendengar suara benda jatuh yang cukup keras sehingga kami menghampirinya. Betapa terkejutnya kami saat kami mendapati seluruh orang telah diracuni, Yang Mulia. Makanan mereka masih utuh, aku benar - benar melihatnya dengan teliti. Orang - orang sudah tidak sadarkan diri, beberapa dari mereka sudah tak bernafas lagi. Namun kami melihat Putri Mary masih bergerak sehingga kami segera membawanya ke Istana. Kami belum bisa menemukan siapa pelakunya karena banyaknya orang yang berkunjung ke gereja. Sebelum - sebelumnya, tidak pernah terjadi kasus seperti ini."

Kenneth dan Archer bersedih mendengar penjelasan lelaki tersebut, tetapi tidak bagi Cedric. Baginya, ini adalah tugas yang harus ia selesaikan karena insiden ini telah menelan semua orang di gereja sebagai korbannya, apalagi di dalam gereja tersebut ada salah satu keluarga kerajaan. Itu membuatnya semakin runyam.

"Kembalilah ke gereja. Jaga mayat - mayat mereka. Ambil semua jenis minuman yang ada disana lalu segera bawa ke Istana. Sementara itu, kita akan menunggu Putri Mary sadar supaya kita bisa mengetahui reka ulang kejadian tersebut."

"Baik, Panglima." Mereka semua mengangguk sigap lalu pergi dari hadapan Kenneth. Kini, Cedric seakan dihantui oleh banyak penyusup.

"Nyonya Anika." Panglima Cedric memanggilnya sehingga wanita tua itu segera maju.

THE DAYS : Season 2 - Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang