17

160 13 15
                                    

Kenneth datang tepat saat Margaret sedang menyiapkan piring - piring untuk makan malam. Mary ada bersamanya. Gadis itu sedang bermain bersama Archer. Begitu Kenneth memasuki paviliun, Mary spontan berlari ke arahnya lalu menggelanyuti bahu ayahnya tersebut.

"Ayah! Apa yang ayah bawa?" Tanyanya semangat. Margaret tertawa melihat tingkah putrinya tersebut.

"Ayah membeli permainan baru untukmu."

"Benarkah? Mana?"

"Ini, namanya kartu domino. Bawa ini pada kakakmu, ia tahu cara bermainnya." Kenneth mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya. Spontan Mary turun dari pundak ayahnya lalu mengambil kotak tersebut.

"Terima kasih, ayah!" Ia pergi begitu saja, menghampiri Archer dengan hati gembira.

"Anak - anak memang sangat bersemangat." Margaret tertawa pelan saat Kenneth melangkah mendekatinya. Lelaki itu memeluk Margaret dari belakang lalu ia mengecup bibirnya dengan cepat.

"Selamat sore, Nyonya Days. Apa yang kau punya di meja makan ini?" Tanyanya lembut.

"Karena malam ini dingin, maka aku memilih sup ayam, daging panggang, serta bubur kasar."

"Kau paham seleraku." Kenneth menciumnya lagi, membuat Margaret lagi - lagi tertawa.

"Sebentar, aku baru sadar bahwa kau mengganti meja makan kita." Kenneth mengernyit. Dulu, meja makan raja adalah meja oval besar dengan 8 kursi. Namun sekarang, meja tersebut berubah menjadi persegi tidak terlalu besar dengan kursi yang hanya tersisa empat.

"Benar, aku menggantinya supaya kita bisa selalu berdekatan saat makan. Lagi pula, aku tidak pernah melihat kursi sebanyak itu diduduki oleh orang lain. Karena kita hanya berempat, maka aku mengubah mejanya menjadi persegi. Apakah baik - baik saja?" Margaret balik bertanya pada Kenneth. Lelaki itu tersenyum penuh arti sembari menatapnya penuh arti.

"Lakukan apapun yang kau sukai." Ujarnya mendalam. Margaret kembali tertawa sembari mengelap piring yang ada di hadapannya saat ini.

***

Sore itu, mereka makan malam lebih awal. Suasananya hangat, Kenneth menyukai hal tersebut. Sejak tadi mereka bercakap - cakap mengenai topik acak. Tak ada pembahasan mengenai kerajaan sama sekali disana. Archer dan Mary duduk berdekatan sehingga mereka berdua kerap bertengkar. Mary yang pemarah serta Archer yang suka menggoda adiknya adalah kombinasi yang pas. Di posisi terakhir, Margaret selalu menjadi orang yang melerai mereka berdua. Namun bagi Kenneth, hal tersebut terlihat lucu. Jujur, Kenneth sudah lama merindukan suasana seperti ini sehingga ia tak akan menyia - nyiakannya.

"Ibu, aku mau kuah sup lagi."

"Apa kau mau ibu mencampurnya dengan daging ikan kukusmu? Terlihat enak."

"Mary, aku minta ikanmu." Archer mengarahkan sendoknya ke piring Mary sehingga gadis itu menggeram marah. Kenneth terkekeh pelan. Ia tahu, Archer hanya bercanda saja.

"Ibu, dia pelit sekali. Jangan beri dia sup ayam. Dia sudah punya ikan."

"Aku hanya minta kuahnya saja." Balasnya ketus.

"Tuang saja air ini ke buburmu, anggap itu kuah." Sahutnya sarkastik.

"Kakak!" Lagi - lagi Mary marah karena Archer selalu menggodanya.

"Archer, berhenti menggoda adikmu. Mary, ayo makan ini. Jangan pedulikan kakamu." Margaret menegur mereka berdua sekaligus.

"Kau yang memulainya!" Mary melirik Archer dengan tajam, tetapi lelaki itu justru menampakkan wajah polosnya.

"Aku? Aku baik - baik saja disini. Aku diam."

"Ayah, lihat itu! Kakak selalu usil kepadaku! Aku ingin pindah tempat duduk. Aku ingin duduk di antara ibu dan ayah." Kini giliran Mary mengadu kepada Kenneth. Margaret memelototinya, tetapi Mary seperti tak mau mendengarkan sama sekali. Kenneth masih merangkai kalimat saat Archer membalas ucapan Mary lebih dulu.

THE DAYS : Season 2 - Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang