35 (END)

280 12 4
                                    

Waktu keberangkatan Archer telah tiba. Margaret mempersiapkan dirinya dengan gaun rumah sederhana. Sekalipun kondisinya telah berkembang pesat, tetapi tetap saja Tabib Beth melarang Margaret mengenakan sesuatu yang berat di kepalanya sehingga kini ia tak memakai atributnya lagi. Selain itu, Margaret juga telah turun dari takhtanya. Namun hal tersebut yang membuat pagi itu terasa berbeda.

Setelah menyanggul rambut Margaret dengan rapi, Nyonya Anika menarik kain putih yang menutupi cermin besar tersebut. Spontan Margaret menoleh. Ia memperhatikan dirinya dengan baik di sana. Rupanya wanita itu telah berdamai dengan dirinya sendiri, menerima penampilan barunya yang kini jauh dari kata glamor. Ya, Margaret telah menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.

"Kau suka? Rupanya minyak ikan benar - benar berhasil membuat bekas lukamu membaik. Kau memang awet muda. Kulitmu terlihat lembab dan halus." Kenneth memujinya sembari ikut memperhatikan wajah Margaret di depan cermin.

"Terima kasih." Ia tersenyum manis. Margaret menjadi lebih percaya diri karena bekas lukanya mulai memudar. Justru kini kulitnya terasa kenyal.

"Permaisuri, ini untukmu." Kenneth memberikan sebuah kunci padanya. Margaret terkejut karena ia sangat mengenali kunci tersebut.

"Untukku?" Margaret mengulanginya lagi karena ia masih tak percaya. Itu adalah kunci induk yang bisa membuka semua pintu yang ada di Istana Dakota. Kunci tersebut hanya ada satu dan tidak bisa digandakan karena di dalamnya terdapat magnet khusus.

"Ya, itu untukmu. Aku pernah mendengar bahwa jiwa seorang istri ada pada rumah. Mulai dari sekarang, kau bebas melakukan apapun di sini karena kau yang akan mengurusnya. Kau memegang kendali penuh atas apa yang terjadi di rumah." Kenneth tersenyum penuh maksud karena rumah yang ia maksud di sini adalah Istana Dakota.

"Terima kasih!" Margaret spontan memeluknya dengan girang. Margaret memang pernah dipercaya Kenneth untuk mengurus Istana, tetapi sayangnya lelaki itu mencabut hak tersebut setelah wanita itu terbukti menyalahgunakan aksesnya untuk kepentingan pribadi. Setelah belasan tahun berlalu, Kenneth memberikan hak tersebut lagi kepada Margaret. Bahkan kali ini, hak itu terasa lebih besar karena sekarang Kenneth memberikan kunci induk Istana Dakota kepadanya, sesuatu yang seharusnya hanya boleh dipegang oleh raja.

"Aku tahu kau ingin melakukan banyak hal. Sekarang kau bebas melangkah ke manapun yang kau mau untuk melakukan hal - hal yang dulu sempat tertunda." Kenneth memeluknya sembari mencium kening Margaret sekilas.

"Aku mau mengajak teman - temanku kemari!"

"Tentu saja kau bisa."

"Terima kasih!" Lagi - lagi Margaret memeluk Kenneth. Ia tidak bisa lebih bahagia lagi daripada saat ini.

***

Untuk pertama kalinya Mary turun ke Istana. Udara menjadi lebih hangat karena musim dingin telah berakhir. Ini juga menjadi kali pertama bagi Margaret untuk turun ke Istana semenjak insiden penyerangan tersebut terjadi. Wanita itu berjalan berdiri di sebelah Mary. Archer memeluknya dengan senyum lebar, seolah tak ingin membebani pikiran ibunya lagi. Ia berusaha terlihat senang di hari keberangkatannya.

"Saat ibu melahirkanmu dulu, ibu tahu kau akan menjadi lelaki yang hebat, Archer. Ibu sangat bangga padamu. Sekarang ibu perlu berjinjit untuk mengusap kepalamu." Margaret tersenyum dengan tatapan mata yang teduh.

"Aku akan merindukan ibu. Kau juga, anak manis." Archer mengusap - ngusap rambut Mary.

"Kakak, bawakan aku mainan dari Godwhite!" Ujarnya semangat.

"Tentu saja." Archer terkekeh mendengarnya. Sedetik kemudian ia beralih pada Kenneth yang berdiri beberapa langkah dari mereka. Sepertinya ia sengaja memisahkan diri karena ia tahu, Archer pasti akan menumpahkan kesedihannya kepadanya.

THE DAYS : Season 2 - Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang