7

85 10 0
                                    

Natal tahun ini terasa sangat berbeda. Mereka hanya merayakannya bertiga. Tak ada jamuan, tak ada pohon natal. Istana terlihat biasa - biasa saja hari itu, tidak ada suasana natal sama sekali.

Kenneth, Archer, dan Mary makan bersama di meja makan. Kenneth tak membahas mengenai kejadian kemarin sehingga Mary juga memilih diam. Archer tak ambil pusing karena ia tak ingin berlarut - larut dalam sebuah masalah. Menurutnya, semua keluarga pasti memiliki konflik masing - masing.

"Mary, ayah sudah bertanya kepada Tabib Beth apakah kau boleh memakan sesuatu yang lain. Ia berkata bahwa ikan kukus aman untukmu. Ayah baru berhasil menemukan pedagang ikan, itu pun di daerah Lavedette, bukan Dakota."

"Benarkah? Dimana ikannya sekarang?" Mary nampak senang saat keinginannya terkabulkan.

"Pelayan sedang memasaknya. Sebentar lagi akan disajikan." Ujarnya sembari tersenyum singkat.

"Apakah itu ikanmu?" Archer melirik ke arah luar, dimana para pelayan mulai keluar masuk untuk mengantarkan makanan. Mereka menata makanan sangat cepat, cukup terlatih untuk bekerja di kediaman raja.

"Ini besar sekali! Kau harus mencobanya juga!" Mary berseru senang melihat ikan besar yang ada di hadapannya saat ini.

"Ikan apa ini, ayah?" Archer menoleh kepada ayahnya.

"Ayah tidak tahu. Ayah sangat jarang makan ikan sehingga ayah tidak tahu nama - nama ikan." Kenneth menggeleng sembari terus memperhatikan ikan tersebut.

"Aku hanya makan ikan empat kali seumur hidupku." Sahut Archer cepat sembari tertawa lepas.

Mereka makan dengan lahap. Nyatanya, Archer hanya menyentuh ikan tersebut sekali saja, sementara Kenneth tak menyentuhnya sama sekali. Sepertinya mereka sama - sama tak mau mengganggu Mary yang sedang lahap makan. Lagi pula, Mary hanya bisa memakan ikan tersebut, tidak dengan makanan lain yang ada di meja. Sekalipun Mary makan sangat lambat, tetapi ia menghabiskan ikan tersebut dengan pasti. Mary juga perlu menyesuaikan tempo makannya supaya ia perutnya tak memuntahkan kembali makanan tersebut.

***

Archer dan Mary berkumpul di ruang santai sembari bermain ular tangga sementara Kenneth dan Viktor ada di ruang kunjungan. Pintu penyekat antara ruang santai dan ruang kunjungan dibuka sehingga Kenneth bisa menyaksikan anak - anaknya dari kejauhan. Ia tak ingin mengganggu agenda anak muda di acara malam natal yang dingin ini.

"Sudah ada kabar dari Margaret?" Tanya Viktor hati - hati. Ia menyesap tehnya disana.

"Tak ada. Aku sudah berhenti berharap."

"Mengapa kau tidak mengirim utusan kesana? Ayah lebih khawatir bila sebenarnya Margaret tidak baik - baik saja."

"Tidak, dia baik - baik saja. Aku sempat mengirim surat kepada antek - antekku sekitar tiga bulan yang lalu. Ia berkata Margaret sering keluar Istana. Margaret terlihat baik - baik saja, ia berbaur dengan semua orang. Margaret bahkan sering mengadakan jamuan dan pesta kecil - kecilan bersama teman - temannya. Mungkin itu adalah hidup yang ia inginkan dari pada harus berkutat dengan aku dan anak - anak terus menerus. Walaupun demikian, aku tetap memberinya uang bulanan. Aku memotongnya melalui pajak yang dikirimkan Godwhite kemari sehingga Margaret bisa menggunakan uangnya untuk keperluan pribadinya selama ia tinggal di Godrech. Bagaimanapun juga, statusnya adalah istriku. Aku punya tanggung jawab untuk membiayai kehidupannya." Untuk pertama kalinya, Kenneth menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Sebelumnya, ia selalu merahasiakan hal ini.

"Kau sudah memberitahu Archer?"

"Aku tidak akan memberitahu anak - anak mengenai hal ini. Aku tidak ingin mereka menumbuhkan kebencian kepada ibunya sendiri. Aku tidak berharap Margaret akan kembali kepadaku, tetapi setidaknya ia harus menoleh kepada anak - anaknya, terutama Mary. Aku yakin kepergian Margaret tak terlalu mempengaruhi Archer, tetapi tidak dengan Mary. Tumpuan seorang anak perempuan ada pada ibunya."

THE DAYS : Season 2 - Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang