4

83 12 0
                                    

Kenneth dikejutkan oleh kedatangan Panglima Cedric di pagi buta. Lelaki itu datang dengan pakaian ala kadarnya. Ia membangunkan Kenneth dengan cara mengguncang kakinya. Kenneth ingin marah saat ia dibangunkan begitu saja padahal ia baru tidur selama beberapa jam. Namun dilihat dari waktu dan penampilan Panglima Cedric sekarang, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan oleh lelaki tersebut.

"Mengapa kau datang sepagi ini? Ada apa ini?" Kenneth mengernyit sembari mengumpulkan nyawanya. Ia bahkan baru ingat bahwa ia tidur di kamar Mary semalam sehingga ia memilih memelankan suaranya.

"Kau sudah mendengar kabar dari medan perang mengenai Pangeran Archer? Ia terkena panah beracun sehingga ia mengalami demam tinggi. Ia sudah tidak sadar selama dua hari." Ujarnya dengan wajah khawatir. Detik itu juga nyawa Kenneth kembali seutuhnya. Ia merasa dunia sedang mempermainkan kewarasannya.

"Dimana dia sekarang? Mengapa aku baru diberitahu sekarang?" Lelaki itu meninggi seketika.

"Situasi di medan perang sangat sulit, Yang Mulia. Mungkin kabar tersebut baru sampai di telinga kita hari ini. Pangeran Archer sedang dalam perjalanan menuju Istana. Aku saja tahu karena penjaga gerbang kota yang mendatangiku tadi dini hari sehingga aku segera datang kemari, Yang Mulia."

"Berarti ia sudah berada di Dakota?"

"Ya, Pangeran Archer sudah berada di Dakota."

Detik itu juga Kenneth bangkit dari ranjang Mary. Cedric mengikuti kemanapun Kenneth melangkah. Ia tahu Kenneth benar - benar stress saat ini.

"Nyonya Anika, tolong bereskan kamarku sekarang juga. Pangeran Archer akan datang sebentar lagi. Panggil para tabib kemari." Titahnya cepat. Nyonya Anika hanya mengangguk lalu membagi semua pekerjaan tersebut dengan pelayan yang lain.

"Mulai sekarang, tutup semua jendela dan nyalakan semua perapian selama musim dingin. Aku tidak mau paviliun berada dalam kondisi dingin karena Putri Mary tidak bisa bernafas dengan baik apabila ia kedinginan."

"Baik, Yang Mulia." Ujar mereka semua dengan serempak. Di pagi buta, Witchave sudah terlihat sibuk. Udara di luar memang sangat dingin sehingga mereka semua perlu memakai mantel supaya tidak membeku. Namun dinginnya Whitemouttier tak mampu mendinginkan kepala Kenneth yang sedang panas. Ia merasa tertekan dengan banyaknya masalah akhir - akhir ini. Bukannya selesai, justru masalahnya kini bertambah satu.

***

Sesuai dengan apa yang dikatakan Panglima Cedric, Archer tiba di Istana Dakota pagi - pagi sekali. Lelaki itu tak sadarkan diri sehingga para prajurit membawanya menggunakan tandu. Kenneth menempatkan Archer di kamar raja, kamarnya sendiri. Para tabib segera mengurusnya sehingga kini pintu kamar tersebut ditutup rapat - rapat. Panglima Cedric terus menemani Kenneth, berjaga bila lelaki tersebut membutuhkan sesuatu.

"Yang Mulia, bila Pangeran Archer ditempatkan di kamarmu, lalu kau tidur dimana?" Tanyanya heran.

"Mana sempat aku berpikir seperti itu di saat anak - anakku sedang sekarat, Ced? Aku bisa tidur dimana saja. Yang terpenting sekarang adalah kondisi mereka berdua. Aku menempatkan Archer di kamarku karena tak ada kamar lain lagi disini. Aku ingin menjangkau anak - anakku dengan mudah, itu sebabnya aku menempatkan Archer di kamarku. Aku tidak perlu kesulitan untuk mengecek Archer dan Mary secara bersamaan."

Saat Cedric tahu alasannya, ia merasa tersentuh. Di balik sikap kerasnya, lelaki tersebut memiliki jiwa ayah yang sesungguhnya. Ia lebih mengkhawatirkan kondisi anak - anaknya dibanding dirinya sendiri. Kasarnya, ia menomor satukan Archer dan Mary.

***

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Kenneth cemas kepada Tabib Beth yang baru saja keluar. Kini, pintu kamar raja terbuka lebar sehingga Kenneth bisa melihat Archer yang terbaring di ranjang.

THE DAYS : Season 2 - Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang