Untuk kesekian kalinya mata rachel jatuh pada selembar gambar yang tidak sengaja ia temukan disela-sela barang yang telah usang.. sebuah gambar menunjukkan kenangan yang berusaha ia kubur beberapa tahun silam.Gambar itu menunjukan sepasang remaja yang tengah tersenyum bahagia ke arah kamera, seperti menunjukan bahwa mereka tidak akan pernah terpisah, karena binar cinta yang terpantul dari mata keduanya terlihat murni, bahkan siapapun akan merasa iri melihatnya.
Namun nampak nya itu digambar saja, nyatanya mereka akhirnya berpisah juga, keegoisan dan sifat lembek si pria lah yang membuat itu terjadi, dan mirisnya sebagai seorang wanita yang lebih mengutamakan cinta diatas segalanya hanya bisa pasrah dan menyerah hingga membuat hidup nya dalam kubangan sesal dan sakit hati.
Tapi.. tidak apa-apa itu sudah berlalu sangat lama, dan rachel sudah mengikhlaskan itu semua dan sudah hidup bersama buah hati, menata masa depan yang bahagia, setidaknya itulah yang ia lakukan selama hidupnya.
"Apa dia ayah dari anna?"
Hampir saja rachel berteriak, dengan segera rachel memasukan kembali gambar tersebut dan beralih menatap Lisa.
"Budayakan mengetuk pintu saat masuk ke kamar orang Lisa" tegurnya.
Lisa tidak menjawab gadis itu masih terpaku pada gambar tersebut "Maaf, sedari tadi aku memanggilmu, tapi kau tidak menjawab"
Rachel berdiri dan menyimpan kembali peti kecil tersebut, kemudian segera menyeret Lisa keluar, karena sedaritadi mata gadis itu hanya berfokus pada petinya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku" Lisa masih penasaran dengan lelaki di foto tersebut.
"Pertanyaan yang mana?" Tanya rachel dengan menggandeng tangan Lisa keluar kamarnya.
"Pria tadi-"
Rachel menghentikan langkahnya "Dia.. Ayah Raina"
Bibir Lisa terkatup "Kau serius?" Rachel mengangguk sebagai balasan.
Lisa terdiam. Ia gambar yang bersama rachel tadi, entah kenapa Lisa merasa pernah bertemu dengan pria tersebut.
"Kau sedang apa?" Tanya rachel saat melihat miran tengah tersenyum sendiri dengan jari yang sibuk membalas pesan teks disana,
Ia torehkan kepalanya ke arah Maya yang hanya mengangkat bahunya tidak tahu, Karena pertama kali Maya bergabung diruang tamu Miranda sudah seperti orang yang tengah kasmaran.
"Miran sedang berkenalan dengan pria" Jisya datang arah dapur dengan membawa beberapa cemilan.
"Wah, benarkah? Siapa? Apa dia tampan?" Tanya Lisa sambil mencomot kentang goreng buatan jisya.
"Astaga, Mir jadi kau sedang kasmaran?" kekeh rachel, ia cukup merasa senang ternyata miran bisa membuka hati juga.
"Sedikit hehe" balas Miran.