Rachel menghela nafas nya berkali-kali, ditangannya sudah tersedia beberapa camilan, mengingat sudah selama hampir tiga Minggu lebih ia dan jeffrey tidak bertegur sapa sama sekali, kali ini ia memberanikan diri menemui jeffrey, ia tidak ingin terlihat lemah oleh pria itu, juga ia tidak ingin menjadi musuh pria itu, ia tidak masalah jika ditolak, setidaknya ia tidak melakukan kesalahan apapun, sisanya terserah dengan Jeffrey.
"Aku sudah memutuskan untuk berhenti dengan perasaan ini"
Lisa,Miran,Maya serta jisya terlihat terkejut mendengar ucapan rachel.
"Why did you give up? Rachel, listen, jeffrey is just hesitating, give him time, your feelings are actually reciprocated"
Rachel menggeleng ke arah Miran "Prioritas utama hidupku adalah memberikan pehatian penuh terhadap anna,aku harus lebih mencintai Anna, jadi aku mohon jangan memaksa ku untuk menerima laki-laki mana pun, aku baik-baik saja hidup sendiri, aku memiliki kalian, itu sudah cukup"
"Kau pikir aku baik-baik saja melihat hidup seperti ini? Tidak cel kami menginginkan hidupmu bahagia, aku tidak akan menikah jika kau belum menikah"
"Apa itu alasanmu menolak mahen?" Selidik rachel Miran menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Kau menolak miran?" Tanya jisya yang dibalas anggukan lemah oleh Miran
"Apa aku menjadi alasan kau menolak mahen? jika memang benar itu membuatku bersalah Miran" lirih rachel.
"Aku tidak bisa hidup bahagia diatas penderitaan temanku sendiri, aku belum pantas untuk itu"
Rachel menghembuskan nafas lelah "Tapi mahen mencintaimu, begitu juga kau, kenapa kau melakukan itu? Jangan libatkan aku dalam kisah hidupmu Miran, kau gadis yang beruntung dicintai oleh pria sebaik mahen,selama berbulan-bulan dia menunggu jawabanmu, dan kau malah menolaknya, demi tuhan Miran, aku benar-benar merasa bersalah sekarang"
Miran terdiam, gadis itu hanya menunduk dihadapan rachel,Lisa,maya juga jisya.
"Aku, hanya ingin menjadi saksi kebahagian kalian, itu sudah cukup, kalau mengenai cinta, dari awal itu bukan prioritas utamaku cel aku masih ingin mengejar karirku dimasa depan, aku ingin ikut membahagiakan anakmu kelak, aku ingin melihat Lisa menggandeng suaminya, aku ingin melihat maya memiliki anak, aku ingin jisya menjadi saksi di pernikahan jisya, tidak besar keinginanku"
"Aku mengerti, tapi kau menolak miran pria sebaik itu ? Aku sangat sedih kau menolak mahen" balas jisya
Miran menggeleng dengan tersenyum tulus "Aku yakin jodoh tidak akan kemana, mungkin sekarang aku menolak mahen, kita tidak tahu masa depan yang akan datang, jadi kalian tidak perlu merasa bersalah, ini keputusan ku, aku sudah membahas baik-baik dengan mahen, dan dia menerima keputusanku" ucap Miran yakin.