Rachel mondar-mandir dikamar nya sendiri, bahunya menegang dan pikirannya kacau, wildan.. pria itu mengapa harus memberikan pertanyaan tersebut?
Rose kau menyukai siapa diantara kami, bukan pertanyaan yang berat sebenarnya,namun berhasil menghasut seluruh pikiran rachel sampai saat ini, bersyukur ia tidak memberikan jawaban karena jisya datang tepat waktu dan mengajaknya pulang.
Hanya saja.. apakah sangat terlihat jika memang ia menyukai jeffrey? Rachel tidak mengerti, mengapa ia se cemas ini? Apakah hanya rasa trauma? Atau hanya takut jika mereka mengetahui perasaannya terhadap jeffrey? Lalu jika itu benar, itu berarti jeffrey akan menjauhinya? Karena secara yang di ketahui orang-orang bahwa jeffrey menyukai lalisa bukan dirinya.
Rachel tidak masalah jika memang cintanya tidak terbalas, setidaknya rachel masih bisa berteman dengan pria itu.
"Rachel kau di dalam?"
Itu- suara...
"Cell, kau sudah tidur?"
"Ah, kau pasti sudah tidur ya? Sayang sekali aku memasakan sesuatu yang spesial untukmu, kau yakin tidak ingin mencicipinya?"
Rachel terus menatap ke arah pintu kamarnya yang tertutup, ia memang sengaja tidak ikut makan malam bersama, karena ingin menghindari kontak mata dengan pria tersebut, namun apa ini? pria yang sedang memenuhi otak nya saat ini tengah berdiri di pintu kamarnya dengan dalih mengajaknya makan?
Lagi, jantungnya berdegup dengan kencang, rasa itu kembali ia rasakan ketika melihat jeffrey tanpa sadar rachel tersenyum, ia tidak bisa menahan rasa kegembiraan nya, wajahnya bersemu merah karena merasa sangat senang, akhirnya rachel menyerah dan berjalan ke arah pintu.
Pintu terbuka menampilkan punggung lebar jeffrey yang memunggungi nya.
"Jeffrey" panggil rachel dari belakang.
Jeffrey membalikan badan dan terkesiap,melirik penampilan rachel dari atas kebawah yang sudah berbalut piyama putih, dan itu sangat cantik sekali.
"Aku sudah menduga kau belum tidur, kau menjauhiku ya?"
Rachel menggeleng keras "Eh tidak kok" bohongnya, padahal rachel memang berusaha menghindar agar tidak bertemu dengan jeffrey.
Jeffrey menatap Rachel dengan pandangan curiga "Lalu kenapa? Setiap kali aku mengajakmu makan, kau selalu beralasan tidur?"
Rachel terkesiap "It-u aku memang sudah tidur Jeff"
"Ayolah, jika aku ada salah kau bilang ya, jangan menjauhiku, kau tahu, karena kau satu-satunya wanita yang membuatku nyaman" Tanpa sadar jika ucapan itu membuat Rachel salah paham.
Apa maksudnya itu?
"Kalau begitu ikuti aku"
Jeffrey menarik Rachel ke taman belakang. samar-samar rachel mendengar suara gelak tawa teman-temannya disana, suara deka dan baskara lah yang paling terdengar keras menurutnya.