04| Universitas baru.

839 83 0
                                    


Lisa menginjakan kakinya disebuah universitas barunya, gadis itu segera mengalungkan tangannya pada lengan kiri rachel dan lengan kanannya pada jisya, sedangkan maya dan miranda berjalan dibelakangnya, ini adalah hari dimana mereka resmi menjadi siswi baru di universitas ternama dibandung. Baik jisya dan lisa kedua gadis itu merasakan gugup luar biasa apalagi melihat hampir seluruh pandangan siswa dan siswi tertuju pada mereka.

Lisa melepaskan rangkulannya dan berbalik badan mengarah ke arah dimana maya dan miranda. "Aku tidak bisa menjadi pusat perhatian" ucapnya berbeda balik dengan prilakunya.

"Dasar tidak jelas" ucap jisya dan kembali menarik tangan rachel, mereka berjalan beriringan sampai dimana terdengar beberapa orang saling berteriak memberi semangat, kepalanya mereka reflek menoleh ke arah gerombolan siswi yang tengah mengelilingi lapangan bola basket.

"MEREKA SANGAT TAMPAN!"

"Hei baskara! i love you!"

"Liat kak Edgar tampan sekali ya"

Langkah rachel terhenti, menatap segerombolan siswi yang saling berteriak,bahkan beberapa benda seperti handuk dan juga minuman masih bergantung di udara beserta tangan yang memegangnya masing-masing, ia merasa dejavu , itu mengingatkannya saat masih SMA dahulu dimana dia melakukan hal yang sama seperti para mahasiswi lakukan sekarang.

Rachel menggeleng berusaha menghapus ingatan tersebut, benar.. jaman sudah berubah dan itu sudah berlalu, lalu kenapa? semua keadaan yang dihadapkan selalu berakhir dengan dejavu, ia juga pernah melihat dua sejoli masuk kedalam restorannya yang berkahir ia juga pernah merasa di sisi itu.

"Ayo kita ke ruangan dosen" ajak miranda, mereka serempak kembali jalan, jisya menoleh ke arah dimana rachel masih diposisi yang sama menatap kosong ke arah lapangan basket.

"Chela?" panggilnya, wanita itu menoleh ke arah jisya, lantas membalikan badan dan berjalan ke arahnya.

"Awas!!"

BUGH!

Rachel masih ingat jelas jika ada bola yang hampir saja mengenainya. namun sebuah tubuh yang terasa hangat memeluknya secara tiba-tiba, dan berakhir keduanya terjatuh dengan posisi rachel dibawah dan si penolong di atas.

"Kau tak apa?"

Sebuah suara berat tak asing menyapa pendengaran rachel, dengan penuh keberanian, rachel mulai membuka matanya menatap sang penolong.

DEG

Sebuah wajah tampan dengan bau yang khas kali ini masuk kedalam indera penciumannya, hidung yang mancung, wajah yang tampan, serta bibir yang tipis namun sexy, dan jangan lupakan lesung yang tersemat dikedua pipinya, memperindah ciptaan tuhan yang satu ini.

Jeffrey?

"Rachel kau kah itu?"

Waktu seakan berhenti, keduanya masih diposisi yang sama saling menatap satu sama lain, mereka bahkan tak sadar akan posisinya sekarang, jika saja maya tidak menarik Jeffrey menjauh dari tubuh Rachel.

"Apa yang kau lakukan?" tanya maya dengan pandangan tidak suka ia berikan pada Jeffrey.

PUK PUK

Jeffrey membersihkan pakaiannya terkena lantai, dan menatap datar maya yang sekarang menatapnya tajam, lalu menatap rachel yang sudah berada di pelukan lisa.

DEG

Jeffrey menyembunyikan rasa gugupnya sadar akan kehadiran Lisa dan membalas ucapan maya "Hanya menolongnya dari bola" jawab nya santai.

(✓ ) ᴛʜᴇ ᴠɪʀɢɪɴ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang