11 | Takdir bukan pilihan

579 74 7
                                    

"Kau pikir apa yang sudah kau lakukan Delisa? Jika kau memang bosan hidup kenapa tidak mengakhiri hidupmu sekalian?" Ucap jisya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau pikir apa yang sudah kau lakukan Delisa? Jika kau memang bosan hidup kenapa tidak mengakhiri hidupmu sekalian?" Ucap jisya.

"Apa yang dia katakan padamu? Jayden mengatakan apa? Sampai kau dua hari tidak makan" Tambah Maya yang ikut merasa kesal.

"Harus kah kau melakukan itu? Bagaimana jika jarimu benar-benar terpotong? Sudah cukup aku melihatmu seperti ini, jatuh hanya karena laki-laki, aku paham kau mencintai Jayden tapi apa kah harus serendah itu? Tanpa sadar kau mengulangi kesalahanmu lagi delisa" Tambah jisya lagi.

"Teman-temannya biarkan Lisa bicara dahulu mungkin dia memiliki alasan mengapa dia sangat marah-"

"Setelah menjadi jalang Sehun? berakhir mabok-mabokan, dan sekarang hampir memotong jari? Apa yang harus di toleransi lagi Miran?" Potong rachel.

Wanita itu mengusap wajahnya kasar, ini sudah pukul setengah dua pagi, ia dan ketiga temannya masih berada diluar, mereka sengaja menunggu penghuni villa tidur, beruntung Miran bercerita bahwa Lisa mogok makan hanya karena Jayden alasannya.

Lisa tertawa mengejek, kenapa diantara kritikan  Maya, jisya dan Miran kata-kata Rachel lah membuat dirinya sangat tersinggung.

"Kau berbicara seolah-olah kau orang suci? Setidaknya aku tidak hamil dan memiliki anak diluar nikah!" Bentak lisa.

"Lisa!" Bentak Maya.

Lisa berdiri menantang Maya "Apa? Memang benar kan? Apa bedanya Dia dan diriku? Kita hanya berbeda jalan dalam memilih dosa, sebelum menghakimi seseorang, seharusnya kau berkaca dahulu!" Tunjuknya pada Rachel.

"Kau keterlaluan, hanya karena kau marah perihal Jayden, kau malah melampiaskan semuanya pada Rachel?! Kau pikir apa ucapanmu itu Lisa!" Balas jisya

"Kalian pikir ucapan kalian tidak menyakiti perasaan ku!!" Teriak Lisa pada jisya

"Kita disini bukan untuk berdebat-"

"Yang ingin berdebat siapa? Kalian tiba-tiba menyeret ku dan menuduhku yang tidak-tidak, aku bahkan belum bercerita apapun,kalau sudah berspekulasi bahwa apa yang aku lakukan salah! Kau benar aku memang gila, aku jalang tidak tahu diri!" Emosi Lisa sudah tidak terkontrol, gadis ini benar-benar marah.

Rachel terdiam, mulutnya terkunci saat mendengar pernyataan lalisa, rachel merasa sakit hati mendengarnya, namun Lisa tidak lah salah, perkataan gadis berponi ini benar, ia sangat tidak suci, bahkan lebih buruk dari Lisa, rachel sadar akan hal itu.

Inilah mengapa sekuat tenaga rachel berharap agar tidak terlalu jatuh dalam pesona jeffrey, ia hampir melupakan sosok Anna, jikalau jeffrey menyukainya sekalipun,apakah pria itu akan menerima sosok Anna? Menyayangi Anna sebagaimana anaknya sendiri? Seharusnya rachel tahu diri dari awal, bahwa haram baginya kembali menjalin cinta.

"Kau benar delisa, kau tidak salah, aku memang pendosa aku minta maaf jika ucapanku menyinggung mu, tapi harapan ku dari dulu, cukup berhenti dariku saja, kalian jangan, aku sudah hancur sehancur nya, aku tidak ingin kesalahan yang aku perbuat dimasa lalu terjadi pada salah satu kalian di masa sekarang, karena itu benar-benar sakit, sungguh tidak lebih, aku hanya berharap kalian selalu bahagia bersama dengan orang yang kalian cintai, mungkin beberapa orang memang beruntung dalam hal cinta dan aku orang yang kurang beruntung, tapi tidak masalah, wajah cinta berupa-rupa, kejadian masa lampau sudah ku jadikan pelajaran di masa sekarang, sebaiknya kita bubar, ini sudah malam, kita akan membahas ini besok"

(✓ ) ᴛʜᴇ ᴠɪʀɢɪɴ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang