Sidney menatap kekasihnya yang sedang berdiri dihadapannya , entah kenapa karakter aksara yang extrovert kini hilang.
" Kemarin Yuna ngajak aku pulang bareng,tapi aku bilang gak bisa karna udah janji sama kamu " Aksa menatap Sidney sekilas " pas aku berdiri mau nyamperin kamu , Yuna tiba tiba meluk aku , aku kaget dipeluk Yuna , tapi lebih kaget lagi waktu dia cium aku , sumpah kala aku kaget makanya aku diam " Sidney menghela nafas saat Aksa mengakhiri ceritanya
" Apa kamu jujur sa ????" Dia menatap kekasihnya dalam " jujur aku ragu dengan kalian , apa kalian sering melakukanya ??? "Tanya Sidney hati hati ,dia tau mungkin Aksa akan tersinggung mendengar pertanyaan mu .
Aksara melotot kaget mendengarnya " kala kamu gak percaya padaku ??? Apakah selama setahun kita pacaran tak ada kepercayaan diantara kita ??? "
Sidney menunduk " maaf sa , hanya saja itu terlalu tiba tiba "
Lalu aksara membawa kekasihnya ke dalam pelukan
" Aku minta maaf , seharusnya aku menolak saat itu " dia membelai rambut Sidney yang tergerai " aku mohon kamu percaya sama aku kala, aku tak ada perasaan apapun dengan Yuna, dia murni teman aku "
Sidney mengangguk dalam pelukan aksara.Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang bersarang di kepala nya saat ini tentang Yuna, kenapa Yuna mencium Aksa ??? Bukankah jika seseorang tidak mempunyai perasaan tidak mungkin mencium sembarangan meskipun itu teman sendiri , lalu kenapa waktunya sangat tepat dengan saat Sidney masuk kedalam kelas itu , dan Yuna sepertinya tidak merasa bersalah dengan kejadian itu , dia tidak berusaha menjelaskan apapun pada Sidney, bukankah mereka berteman ???
Entahlah Sidney lelah jika harus terus memikirkan semua ini , yang harus dia percaya sekarang adalah kekasihnya, mudah mudahan dia jujur.Sidney melambaikan tangan saat motor aksara meninggalkan parkiran cafe tempatnya bekerja.
Dengan langkah cepat dia masuk kedalam dan berganti pakaian dengan seragam cafe.
Kebetulan cafe saat ini tengah ramai dengan anak SMA yang baru pulang sekolah.
" Ini antar ke meja 6 ya " ujar teman kerjamu , kamu mengangguk kemudian mengambil alih nampan berisi pesanan pelanggan, kamu melangkahkan kaki menuju meja 6 yang berada di pojok ruangan
" Ini pesanan nya silahkan menikmati " ujar Sidney ramah sambil meletakan satu persatu pesanan didalam nampan ke meja pelanggan
" Sidney ???? " Yang punya nama mendongak melihat siapa yang memanggilnya
" Wildan " dia tersenyum cerah sambil melambaikan tangan
" Kerja disini ???" Sidney mengangguk menjawab pertanyaan dari pemuda yang melayangkan bola basket ke kepalanya kemarin, dengan tidak sengaja.
" Silahkan dinikmati " dia pamit pergi pada Wildan dan kedua temannya." Siapa Will ??? " Tanya teman nya sambil menyikut lengan Wildan Yan tertumpu di atas meja, membuat nya mengalihkan atensi dari Sidney pada temannya yang bernama leehandra
" Gebetan baru " sambar riwoo
" Mudah mudahan " dia tersenyum penuh arti
" Anak SMA mana ????"riwoo
" Gak tau " jawabnya enteng sambil mengedipkan bahunya
Membuat kedua temannya heran " masa calon gebetan gak tau dia anak mana sihh ???"
" Baru tau namanya doank elahh , namanya juga baru calon gebetan santai aja kali bro " sambungnya sambil memakan mekanan yang mereka pesan tadi , membuat kedua teman nya menggeleng geleng kepala.
Lalu atensinya Wildan kembali lagi ke Sidney yang sedang sibuk melayani beberapa pelanggan yang baru datang sambil tersenyum senyum.***
Sidney meraih hpnya yang berbunyi pertanda ada pesan masuk, setelah membaca nya ternyata dari aksara mengabari bahwa dia tidak bisa menjemputnya untuk pergi ke campus ,
Katanya ada keperluan.
Dia mempercepat sarapannya agar tidak ketinggalan bus.
Setelah semua selesai ia berangkat, berjalan kaki menyusuri jalanan menuju halte terdekat.
Saat sedang asyik berjalan tiba tiba ada motor yang melaju pelan disamping membuat nya menoleh
" annyeong " ujarnya sambil tersenyum
Dia adalah teman Sidney , Han taesan...
Rumah taesan memang tidak begitu jauh dengan nya hanya berbeda blok saja.
Taesan juga adalah teman aksara,satu jurusan dan satu club' futsal.
" Ayo naik " ajak nya sambil memegang tote bag yang Sidney kenakan ,membuatnya otomatis berhenti.Bukannya menolak rejeki itu pamali ???? Jadi tanpa pikir panjang ia pun naik ke motor tinggi milik taesan
Lumayan hemat ongkos hahahhaSampai di parkiran Sidney turun dan membuka helm nya, namun baru saja ia akan memberikan kepada taesan , dari kejauhan dia menangkap sosok yang tidak asing sedang membonceng seseorang yang menjadi sumber dari kegalauan Sidney saat ini Yuna Kamidia Larasati dan aksaradival malviano.
Sidney tersenyum ironiTampaknya Aksa pun terkejut melihat Sidney memergoki nya sedang membonceng Yuna.
Mereka saling pandang beberapa saat hingga saat motor Aksa berhenti di parkiran Sidney langsung pergi dari sana, bahkan dia lupa mengucapkan terima kasih pada taesan yang mengantarnyaKaki Sidney bergerak cepat demi menghindari Aksa yang mengejarnya dari belakang, kenapa hal ini terjadi lagi kenapa sesak ini ia rasakan lagi bukan nya luka ini masih berbekas kemarin ????
Demi menghindari Aksa ia masuk ke gedung seni, karna kalau ke class pasti Aksa akan dengan mudah menemuinya, sungguh ia belum siap mendengar penjelasan apapun saat iniDi dalam gedung seni ia menangis sambil bersandar dipintu masuk, kini ia tak dapat menahan untuk tidak menangis, meratapi nasibnya yang menyedihkan
Ditinggal orang tua hingga ia merasa hidup sendirian, kini dia di bohongi oleh teman dan kekasihnya.
Cukup lama ia menangis sendirian Disana, bahkan ia mengabaikan beberapa pesan dan telpon masuk di hp nya
" Kamu itu jelak kalau nangis " suara seseorang membuatnya mendongak, dan cepat cepat menyeka air mata yang terus mengalir di kedua pipinya
" Ko kamu bisa masuk ??? " Heran nya
Gimana tidak heran kan pintu masuknya ada di belakang Sidney, dan selama menangis ia tidak merasakan ada seseorang masuk ke sana.
Yang di tanya malah cekikikan " kamu gak tau yah kalau ada pintu belakang ??? Aku lewat sana " taesan lalu mendudukan dirinya di sebelah Sidney
Tak ada pembicaraan antara Sidney dengan taesan mereka sama sama diam
" Menurut kamu hubungan antara aksara dan Yuna itu apa sih ??? Kadang aku ragu kalau mereka hanya teman " taesan menoleh saat Sidney mulai berbicara memecah keheningan.
Sebelum menjawab ia menarik nafas terlebih dahulu " kalau aku lihat sih kayaknya Yuna deh yang suka sama Aksa , tapi aku gak yakin , emang kenapa kamu nanya kayak gitu ??? "
Sidney menggeleng " hanya tanya "
" Ikuti kata hati , karna hari gak pernah bohong "
Gadis itu diam
" Makasih "
" Untuk ??? "
" Semuanya "
Alis taesan terangkat bingung
" Makasih udah jadi teman aku , makasih udah antar aku ke sekolah dan makasih udah menghibur aku "
Taesan mengacak rambut Sidney gemas " itu gak gratis , kamu harus bayar "
" Perhitungan "
" Bodo " taesan berdiri dari duduknya " ayo ke kantin kamu cape kan nangis dari tadi " ia mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Sidney yang ikut berdiri.Sesampainya di kantin, gak begitu banyak orang Disana karna
Kebanyakan orang masih di class.
Mereka duduk di pojok yang bisa langsung melihat ke lapangan, banyak anak futsal sedang berlatih Disana.
" Mau makan apa ???? " Tanya taesan
" Aku masih kenyang , jus jeruk aja " jawabnya
" Ok " kemudian dia pun pergi memesan makanan meninggalkan Sidney sendiri yang sedang melihat pertandingan futsal
" Silahkan tuan putri " taesan meletakan jus jeruk pesanan Sidney di hadapan nya , kemudian ia pun menyusul duduk di hadapan Sidney
" Kamu gak futsal???bukan nya itu anak anak futsal ya ???? " Tanya Sidney sambil memperhatikan lapangan
" Itu adik tingkat " mendengar itu Sidney menganggukan kepalanya.Karna menghindari Aksa jadi dia bolos class jam pertama begitu juga dengan taesan yang entah kenapa ikut bolos juga
Sidney melirik jam di pergelangan tangan nya , sebentar lagi class pertama akan berakhir
Sebenarnya Ia sangat menghindari Aksa dan YunaTapi kayaknya nasib baik belum berpihak padanya , kini Yuna berjalan menghampiri meja yang Sidney dan taesan duduki
" Boleh bicara ??? " Dia berdiri di samping Sidney membuat nya otomatis menatap
" Duduk aja " jawabnya
" Berdua " taesan yang sadar jadi orang ketiga pun akhirnya pamit pergi dari sana, lalu Yuna duduk berhadapan dengan Sidney yang sibuk mengaduk aduk jus nya
" Maaf udah bikin kalian bertengkar " Yuna menunduk " sebenarnya aku bingung sama perasaan ku " Sidney diam tak menjawab apapun karna sebenarnya dia tau arah pembicaraan itu kemana " aku nyaman dengan Aksa lebih dari sekedar teman , aku harap kamu tidak keberatan "
Sidney diam " kalau aksara juga nyaman denganmu , aku bisa apa ???? " Yuna menatapnya " kita tanya saja padanya " lalu setelah itu Sidney pun bangkit dari duduknya dan pergi dari hadapan YunaHaii... Gimana ceritanya ???? Gaje ya ???
Maaf ya .....
Kalau suka boleh vote dan coment
Terimakasih.....
KAMU SEDANG MEMBACA
serenade | Kim Woonhak
Teen FictionWalau pergi tanpa kabar , kalau memang jodoh Takan kemana ! betul