pentol pedas

29 7 6
                                    


Ini malam Minggu,biasanya setiap pasangan kekasih melakukan jalan bersama.
Tapi sayang aku bukan anak SMA yang sering melakukan hal itu,buat aku malam apapun sama saja,asal jangan ada jadwal kuliah pagi.

Tapi karna Wildan masih anak SMA,ya.. meski pun udah lulus beberapa hari lalu.
Jadi kami melakukan malam mingguan.
Wildan menjemput ku dengan motor matic nya..
Dandanan nya persis melambangkan umurnya yang masih 17 tahun.
Jaket versity biru membalut kaos putih didalam nya.

Membuatku memeriksa kembali baju yang akan aku gunakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuatku memeriksa kembali baju yang akan aku gunakan.
" Mau kemana ???" Tanya Wildan saat melihatku hendak kembali keatas,padahal aku sudah berdiri di tangga terakhir.
" Kayaknya harus ganti baju deh,ini terlalu tua gak sih ???"
Wildan melirik baju yang aku kenakan.
" Kau baik baik saja dengan baju itu"
" Jangan menghibur ku Will,aku tau kau berbohong" aku menaiki tangga untuk mencapai kamar ku lagi.
Dan mau tak mau Wildan diam,kembali mendudukkan bokongnya di sofa ruang tv,sambil sesekali memainkan sosial medianya.

Semenjak dekat dengan Wildan,aku jadi mudah insecure..
Melihat menampilkan Wildan yang terlihat muda dan fresh aku selalu merasa tua dan gak pantas.

Sebenarnya aku tak tau hubungan kita apa,karna kalau di bilang pacaran juga bukan,tapi kita dekat seperti orang pacaran.





Flashback

" Iya aku mau" jawabku yang di sambut tepuk tangan meriah dari orang yang menonton Wildan tadi.

Wildan sempat ngebug sebentar,kemudian dia tersadar dan tersenyum lebar,hingga dia loncat loncat kegirangan
Persis seperti anak kecil yang di ajak main ke mall sama mamahnya.

Sebenarnya hatiku belum sepenuhnya menerima Wildan untuk menjadi pacar.
Tapi aku merasa nyaman dengan nya...
Dan jujur aku menyukainya,mungkin aku akan mencoba belajar lebih menyukainya lagi.
Belajar membuka hati ku untuk Wildan,menutup lembaran lama ku dengan aksara.

Semua orang sudah bubar,hanya tinggal kami berdua di tempat itu.
Wildan menatapku dengan pandangan yang datar..
" Kau bilang begitu karna banyak orang kan ???"
Aku mengerutkan keningku " memangnya kenapa ???"
" Kau tak mungkin mencintaiku kan ???"
Melihat wajahnya aku pun terkekeh " betul itu kau tau"
" Gak lucu ahh,kamu mahh PHP" Wildan cemberut sambil melipat tangan nya di dada.
" Will,bagaimana kalau kita menjalin hubungan lebih dari teman ?? Aku menyukaimu,tapi aku belum sepenuhnya mencintaimu"
Kini Wildan menatapku.
" Kau benar menyukaiku Sidney???" Matanya berbinar penuh harap.
" Aku rasa seperti itu"
Senyum nya terbit,lalu dia memeluk ku gembira.
Membuatku kaget karna dipeluk tiba tiba olehnya,tapi kemudian aku membalas pelukan nya.



Flashback off



Akhirnya aku kembali lagi kebawah untuk menemui Wildan yang masih setia dengan ponselnya.
" Bagaimana ???" Tanyaku yang kini berdiri dihadapan Wildan yang sedang duduk.
Perlahan kepalanya mendongak menatap ku dari atas sampai bawah.
" Bagus,bukankah aku tak pernah mempermasalahkan penampilan mu ???" Wildan menyimpan ponsel nya didalam jaket yang ia gunakan.
Dia bangkit dan berdiri di hadapan ku,karna jarak yang sangat dekat,aku mundur selangkah kebelakang.
Sebelum kaki ku melangkah mundur,Wildan merangkul pinggangku mendekat.
Karna kaget,aku pun melotot.
" Wildan"
Yang punya nama hanya memandangku sambil diam.
Tolong tatapan nya Will...
Bolehkah aku meleyot sekarang ???
" Apa Sidney,apakah ini kurang dekat ???" Suaranya pelan tapi justru membuatku merinding.
Kepalaku menggeleng pelan menanggapi nya
" Kau ingin membuat semua orang memandang tubuhmu ??? Kenapa berpakaian seperti ini ???" Tangan jahilnya menyentuh kulit perutku yang memang terlihat,karna aku memakai baju crop.
Aku menjerit tertahan,saat kulit tangan Wildan menyentuhnya
" Will ih kamu diajarin siapa sihh nakal banget tangan nya" aku berusaha berontak dari dalam dekapan nya.
" Aku bukan anak SMA lagi Sidney"
" Kamu masih kecil Will"
Wildan pun mendengus kesal,lalu melepaskan pelukan nya
Membuatku bernafas lega.

serenade | Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang