Tadi pagi aku pergi ke campus dijemput aksara.
Udah hampir lima hari ini kami selalu menyempatkan untuk bertemu walau cuman sebentar.Tapi nanti malam akan ada pertunjukan dari anak anak seni tari,dan aksara akan ikut menampilkan satu lagu yang dia buat sendiri.
Jadi dia sedang sibuk latihan hari ini,tak bisa menemani ku makan siang di kantin campus.
" Sendirian aja" seseorang duduk di hadapan ku sambil membawa mie ayam dan es jeruk,meletakan nya di hadapan ku.
Tanpa mendongak pun aku tak siapa orang itu,Han taesan.
" Biasanya juga sendiri,aku kan gak punya temen " aku melanjutkan acara makan ku.
Taesan smirk " biasanya sama aksara,lengket banget kaya prangko"
Anu mendelik menatap nya " makanya punya pacar,biar bisa Deket sama orang"
" Gak ahh" jawabnya sambil terus memakan mie ayam nya
" Kamu sih susah banget tipenya,padahal banyak juga cewe yang ngantri,yang rela beliin motor metik asal jadi pacar kamu" ujarku berlebihan.
Fans nya memang banyak,secara taesan cowok paling famous sekampus.
" Lebay" dia mengacak rambutku yang sudah rapi ini menjadi berantakan.
" Han taesan" teriak ku kesal " ini satu jam loh nyatoknya" aku membenarkan kembali tatanan rambutku.
Taesan menatapku Lamat Lamat.
" Lagian aneh benget pake acara dandan segala,biasanya juga burik"
Si taesan mulutnya,minta di plintir kali.
" Bo ya kalau temen berubah itu support ke jangan di ejek Mulu" aku berhenti menyisir rambut ku dengan tangan
Matanya mendelik " kamu pasti takut kalah saing kan sama Yuna ??? Makanya kamu jadi dandan begini"
Aku berdecih " ngapain kurang kerjaan banget,lagian aku bisa berpenampilan kayak gitu, bahkan lebih baik"
Taesan terkekeh " let's see"Setelah makan siang selesai,taesan mengantarkan ku ke tempat kerja,karna aksara masih sibuk untuk acara nanti malam.
Begitu sampai di tempat kerja,aku turun dari Motor milik taesan,sambil membuka helm yang melekat pada kepalaku.
" Makasih" ku sodorkan helm yang aku pakai tadi padanya,dengan tersenyum dia menerima,lalu mengaitkan nya pada stang motor.
" Mau ku jemput???"
" Tak usah,aku bisa pulang sendiri"
Taesan mengangguk.
Lalu datanglah seseorang dengan sepedanya,memarkirkan nya di depan cafe yang tak jauh dari tempat kami berdiri.
Lebih tepatnya aku,karna taesan tidak turun dari Motor nya.
Kami saling berpandangan,tapi dengan cepat orang itu tersenyum lalu membungkuk kan badan nya memberi salam.
Reflek aku dan taesan pun melakukan hal yang sama.
Setelahnya dia pun masuk kedalam cafe dengan langkah cepat.
" Anak baru ???" Tanya taesan sambil melihat kedalam cafe membuat ku juga mengikuti arah pandangan nya.
" Ia dia anak baru,mungkin baru seminggu" aku mengingat kapan Wildan masuk kerja.
Taesan mengangguk lagi untuk kedua kalinya.
" Ok aku pergi dulu,kerja yang rajin,biar gak burik" taesan kembali mengacak rambutku membuatku menjerit.
" Taesan ihhh" lalu aku memukul lengan nya brutal,tak peduli jadi tontonan orang yang akan masuk cafe.
Dia terkekeh lalu menahan tanganku yang akan memukul lengan nya lagi.
" Masuklah"
Aku menarik tanganku yang ada di genggaman nya,lalu berbalik sambil terus misuh misuh.
Seenaknya saja dia mengacak rambutku,bahkan waktu naik motor pun aku terus memegangi helm agar tidak merusak rambut.
Butuh waktu satu jam aku mengerti rambut lurus ku,dan haruskah berantakan ditangan Han taesan.Dengan langkah berdentum,aku pun masuk kedalam cafe..
Meninggalkan taesan yang sedang tertawa menyebalkan.Aku berdiri di mesin kasir sambil menulis semua pesanan pelanggan,dan memberikannya pada Wildan.
Dan Wildan akan memberikan nya kepada koki,lalu mengantarkan kepada pelanggan.
Begitulah seterusnya.Tapi ada yang aneh hari ini,tak seperti biasa nya Wildan jadi pendiam,sedari tadi dia tak menyapa atau pun berbicara ???
Apakah Wildan sariawan ???" Kau sakit ???" Tanyaku yang sudah tak tahan dengan keterdiaman ini.
Wildan menatapku lalu menggeleng kepala.
" Sariawan ???" Tanyaku lagi
" Tidak" ketusnya,lalu mengambil kertas di tanganku dan pergi,membuatku mengedikan bahu.
Mungkin Wildan lagi ada Masalah,dan aku tak ingin ikut campur.
KAMU SEDANG MEMBACA
serenade | Kim Woonhak
Novela JuvenilWalau pergi tanpa kabar , kalau memang jodoh Takan kemana ! betul