keputusan / ending

43 8 13
                                    


Hari ini ayah memintaku untuk kembali ke restoran malen

Aku tau ayah ingin aku memberikan jawaban untuk perjodohan ini.
Tapi bukan kah sudah tidak perlu lagi ???
Untuk apa ???
Karna jawaban nya sudah tak bisa di ganggu lagi.
Jadi bukan kah ini hanya formalitas saja ???

Semalam aku sudah ketemu dengan Wildan membicarakan lagi masalah ini.
Dan seperti yang kalian duga,tak ada perubahan juga
Wildan masih tetap menyuruh ku untuk menerimanya.
Jadi apa yang bisa aku lakukan selain pasrah ???


Flashback


" Tidak bisakah aku menolaknya Will ??? Sungguh aku gak mau kehilanganmu" aku bergelayut manja di tangan nya
Sekarang kita sedang di rumah,menonton film kesukaan kamu
Naruto...
Wildan masih kecil,maklum donk tontonan nya Naruto ???
Meski aku sudah tau berkali kali,tapi sumpah kami tak pernah bosan menonton nya.
Bahkan part dimana dia bertemu dengan ibunya,aku sampai banjir air mata.
Perjalanan hidup Naruto sungguh sangat menginspirasi..

Ok balik lagi ke kenyataan...

" Bukan kah kamu sudah pernah menolaknya ???"
Aku merengut kesal,ingin rasanya aku tantrum sekarang
" Will" rengek ku
Wildan menghela nafas berat,mungkin dia tau kalau aku sebentar lagi mau tantrum.
" Wildan aaahhh" aku menginjak injak lantai dengan cukup keras,tapi aku tatap duduk sambil bergelut di tangan Wildan.
" Wildan....Wildan ....Wildan...." Rengek ku terus menerus
Dia mengusap lengan ku yang tak jauh dari tangan nya
" Tenang,aku akan tetap ada buat kamu kok"
" Tapi kalau aku nikah,gak bisa sama kamu lagi donk" kini air mata ku perlahan turun.
" Kan ada kak aksara yang nemenin kamu,lagian aku juga kalau boleh bakalan nemenin kamu terus kok"
" Tapi aku mau nya kamu Will,kamu bukan aksara kamu wildanandra" ku goyang goyangkan tangan Wildan yang sedang aku pegang,sambil terus menghentakkan kaki ku ke lantai
" Ok stop dulu" dia mencoba menenangkan tapi aku tetap lah aku yang kalau lagi tantrum suka bikin orang emosi.
" Gak Will aku gak mau"
" Sebentar dulu" kini tangan nya menggenggam kedua bahu ku sambil duduk berhadapan
" Kita serahkan semua pada yang di atas Sidney,kita gak bisa berbuat apapun,jika kamu harus nikah sama kak aksara,mungkin itu memang jodoh kamu,ingat jodoh maut itu udah ada yang ngatur,kita gak bisa merubahnya kan ???" Tangan nya mengusap pipiku yang sudah banjir air mata
" Kenapa harus aksara Will ???"
" Bagus donk,Allah sayang sama kamu,kamu sama kakak mantan pacar,akan lebih gampang kalau kalian saling suka lagi" aku menggeleng kepala " coba bayangin kalau dia bukan aksara ??? Akan terasa ribet"
" Wildan" aku terus menggeleng kan kepalaku kesal

Kesal kepada takdir yang terasa mempermainkan ku
Kesal pada ayah yang tak mengerti aku
Kesal kenapa aku gak bisa nikah sama Wildan aja
Kesal karena cowo yang di jodohkan padaku aksara

Kenapa ??? Kenapa harus aksara ??? Dari sekian banyak cowo kenapa harus aksara ???

Aghhhh.....

Aku gak mau kejadian Yuna terulang lagi,sumpah aku gak mau...
Itu adalah masa paling gak menyenangkan dalam diriku.

" Udah kamu berdoa aja,ini adalah keputusan kamu yang paling benar"
" Ini mah kamu yang paksa bukan mau nya aku"
Kesal ku sambil melepaskan tangan Wildan yang ada di pundak ku.
" Kan ini kemauan ayah juga bukan aku aja" bela Wildan
" Lagian kamu mah maksa banget aku nikah sama aksara,seneng banget lihat aku menderita"
" Ih ngomong nya,gak boleh gitu ..." Wildan mengusap lengan ku pelan namun segera aku tepis " ngomong tuh harus yang baik baik biar di kabulkan sama Allah"
" Udah ahh...Will"
Kesalku sambil merebahkan punggung ku di sandaran sofa,memejamkan mata untuk meredam emosi ku
Sungguh rasanya aku ingin guling guling.



Flashback off

Sengaja aku datang paling akhir,aku gak mau terlalu lama menunggu Disana,bersama orang orang yang bahkan tidak aku sukai.
Kadang orang tua selalu bertingkah menyebalkan,mau menang sendiri dan egois.
Tak pernah mengerti anak anak nya.

serenade | Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang