Semalam aku diare,bolak balik ke kamar mandi
Mungkin karna pentol pedas yang aku makan semalamApakah Wildan juga diare seperti ku ???
Tapi mudah mudahan pagi ini aku gak diare lagi,bisa repot karna aku ada kelas.
Begitu aku membuka pintu rumah ku, ternyata sudah ada taesan duduk di atas motor nya.
Membelakangi ku,mungkin dia sibuk dengan hp di tangan nya
Perlahan aku menghampiri nya.
" Hai" dia berbalik
Seperti biasa tak ada senyuman di wajahnya,taesan itu jarang banget senyum.
" Mau ke campus kan ???" Dia membenarkan posisi duduknya,lalu memberikan helm padaku.
" Emang kamu ada kelas juga ???" Tanyaku sambil mengambil alih helm yang diberikan taesan.
" Nganterin teman gak papa doank" dia memasang helm keatas kepalanya.
" Gak enak San, ngerepotin tau gak,aku bisa jalan sendiri" aku masih memeluk helm milik taesan.
" Udah sih tinggal duduk aja,lagian aku gak ngerasa di repotin kok"
Aku menghela nafas berat,begini ini kalau berhubungan dengan Han taesan,keras kepala...Akhirnya aku mengalah dan naik ke atas motor milik taesan dan memakai helm yang tadi dia berikan.
Motor berjalan pelan..
Aku sibuk memakai helm agak tidak merusak rambut ku yang sudah ku catok hari ini.
Sebenarnya helm ini adalah helm yang khusus untuk aku,karna aku tak pernah melihat taesan membawanya saat tidak membonceng ku.
Jadi didalamnya pun terdapat wangi sampo yang selalu aku gunakan.Saat sedang di perjalanan,aku merasa hp ku bergetar didalam tas yang aku gunakan.
Karna takut penting,aku pun melihatnya.
Ternyata dari Wildan..
Ada apa dia menelpon ku pagi ini ???" Iya Will ???" Ku lihat taesan melirik ku dari spion
" Kamu dimana ???"tanya nya di sebrang sana.
" Dijalan mau ke campus,kenapa ???"
" Aku di luar"
Keningku berkerut,kenapa Wildan ke rumah,bahkan dia tak bilang apapun padaku.
" Aku udah pergi Will,aku udah dijalan sekarang"
Terdengar helaan nafas di ujung telpon,mungkin dia kecewa
" Sama siapa ???"
Mataku menatap taesan yang juga sedang memperhatikan ku di spion.
" Taesan" cicit ku pelan
Lalu sambungan telpon terputus tanpa bicara apapun lagi.
Apa Wildan marah ??? Atau jaringan nya jelek hingga terputus sendiri???
Aku kembali memasukan hp ku kedalam tas.
Kepalaku dipenuhi pertanyaan kenapa Wildan mematikan telpon itu sepihak ???Motor taesan terparkir di tempat parkiran yang biasa di gunakan.
Aku turun dari motor sambil membuka helm yang menutupi kepalaku.
" Berapa kelas hari ini ???" Tanya taesan yang masih duduk di atas motornya.
" Dua" Jawab ku,meletakan helm di atas spion motor taesan.
Taesan berdiri dari duduknya,menjulang tinggi di hadapan ku
Tangan nya terulur untuk membenahi rambutku yang sedikit berantakan.
Sebenarnya aku kurang suka,takut ada yang melihat dan nyangkain macam macam,tapi gak mungkin kan aku mendorong dia untuk tidak menyentuh ku.
Jadi aku pasrah saja ketika dia merapikan rambutku.Dia mundur selangkah saat rambutku sudah rapi.
" Belajar yang rajin,nanti aku jemput kamu" ujarnya yang segera aku sela.
" Tidak usah San,aku mau langsung kerja kok,gak perlu di jemput"
" Biar aku antar Sidney,aku free hari ini,bosen juga dirumah"
Sebelum menjawab omongan taesan,aku terlebih dahulu menghela nafas panjang " makanya punya pacar biar ada kerjaan"
Taesan tertawa pahit " bukan kah kau menolak ku Sidney?? Bagaimana aku bisa punya pacar"
Aish... omongan taesan memang bikin aku diam.
" Oiya" aku menatapnya " kau dekat dengan Wildan ???"
" Dari dulu juga dekat"
" Kau mengerti kan maksudku Sidney" mata taesan menatapku tajam,membuat nyaliku ciut
Ayolah akan tak enak jika harus bicara jujur padanya,lagian hubungan ku dengan Wildan belum di sebut pacaran kok.
" Iya kami dekat,dan kau tau itu"
Tunggu... Kenapa kelihatan nya seperti seorang pacar yang ketahuan selingkuh ya...
Padahal kami hanya teman,bahkan aku dan Wildan belum resmi pacaran.
Taesan mengangguk tak memberikan tanggapan apapun lagi,tapi aku melihat raut wajah kecewa dari wajah taesan.
Apakah di juga marah ???
Ohh ayolah.. aku harus bagaimana ???
KAMU SEDANG MEMBACA
serenade | Kim Woonhak
Ficção AdolescenteWalau pergi tanpa kabar , kalau memang jodoh Takan kemana ! betul