air es

35 8 4
                                    


Semenjak teman teman Yuna mengejek ku dengan sebutan tepos,aku jadi insecure dengan bentuk badan ku..
Ya... Aku memang tidak pernah membentuk badan secara khusus hanya mengalir alami saja.
Beda dengan Yuna yang selalu memikirkan bentuk badan nya yang seperti jam pasir itu
Dia memang bagus dan juga cantik,aku tau dan aku mengakuinya.
Tapi haruskah teman teman nya mengejek ku dengan sebutan itu ?? Apakah kaum lelaki sangat mementingkan bentuk badan wanita ?? Tidak bisakah mereka memandang wanita dari hati nya saja bukan dari badan nya ???

Mulai saat ini aku harus bertekad kalau aku harus membentuk badan ku,agar tidak dibandingkan dengan Yuna.
Karna jujur aku selalu iri dengan nya,yang punya badan bagus,cantik dan punya seluruh perhatian dari aksara.
Aku rasa mungkin aku hanya pacar bayangan nya aksara saja kali,sebenarnya di belakangku mereka pacaran beneran ?? Tapi untuk apa juga ??? Ah entahlah aku pusing..

Sekarang setiap hari aku selalu menyempatkan pergi ke gym untuk olahraga,entah pagi,siang atau malam
Apa saja yang penting aku olahraga.
Aku tidak peduli waktu istirahat ku jadi berkurang.

" Kau ngantuk ???" Tanya Wildan saat aku menenggelamkan wajahku di antara lipatan tangan.
" Sedikit"
" Tidurlah biar aku yang jaga" perintah Wildan yang aku balas dengan deheman.
Aku tau Wildan sedang sibuk dengan bukunya,karna dia sedang belajar untuk ujian.
Tapi aku sungguh tak kuat,mungkin lima belas menit cukup untuk membuat Mataku kembali cerah.

" Tring"
Aku tersentak mendengar suara bel,yang menandakan harus mengantar pesanan.
Segera aku bangun dan celingukan.
Ternyata Wildan sedang menggantikan ku menjadi penulis pesanan
Sedangkan kerjaan Wildan belum tersentuh.
Aku melihat sekeliling ternyata pelanggan sedang banyak,bahkan ada beberapa orang yang masih mengantri menunggu Wildan menulis pesanan nya.
Tidak ada kata mengumpulkan nyawa setelah bangun tidur,aku langsung berjalan ke arah pesanan yang harus di antara,tanpa cuci muka dan gosok gigi dulu.
Semoga aku tidak belekan atau pun ada belas iler di dekat bibirku,yang lebih parah lagi semoga aku gak mau mulut ketika bicara dengan pelanggan nanti.

Ku membawa nampan yang berisi pesanan dari meja nomor enam.
" Silahkan di nikmati" tak lupa senyum ku sunggingan saat bertemu dengan customer.
Walau agak tidak pede,tapi aku berharap tidak ada aroma yang tidak sedap keluar dari badan ku.
" Terimakasih" aku mengangguk,lalu segera pergi dari hadapan mereka.
Karna pesanan lagi banyak sekarang.
Untuk mengantisipasi aku memakai masker di depan mulutku,kembali melangkahkan kaki untuk mengantarkan semua pesanan yang ada.

Aku kembali untuk mengambil pesanan yang terakhir
" Udah duduk aja biar aku yang antar" Wildan mencekal lengan ku yang hendak mengambil nampan berisi pesanan
" Gak papa Will,aku aja kamu kan udah kerja dari tadi"
Tapi bukan nya mengalah tapi Wildan malah berbisik di telinga ku " cuci muka gih,biar beleknya ilang" aku tersentak kaget dan langsung meraba mataku,sedangkan Wildan terkekeh pelan sambil mengambil nampan lalu pergi.
Karna malu aku pun segera pergi ke kamar mandi.

Hal pertama yang aku lakukan di kamar mandi adalah mengaca,apakah benar yang di katakan Wildan ??? Bagaimana jika iya ?? Berarti mereka semua melihat mataku yang ada beleknya doank ?? Aish malu banget.
Tapi aku berkaca tak ada belek di mataku,atau mungkin sudah jatuh ketika aku memegangnya tadi.
Ahh sudahlah aku cuci muka saja.
Karna jam kerja sudah mau selesai sebentar lagi,aku memutuskan untuk mandi saja,biar segar...

Tapi saat aku sedang asyik mandi dan keramas,tiba tiba air Yanga da di shower tidak menyala,dan itu membuatku panik.
Gimana gak panik,aku belum membilas badan dan rambutku.
Aku mencoba memutar terus keran yang tersambung pada shower tapi tetap gak keluar.
Akhirnya aku memakai bathrobe dengan mata yang aku buka satu,karena sudah mulai terasa perih akibat shampo yang belum di bilas.
Tak jauh dari kamar mandi pegawai ada kulkas untuk minum pegawai yang berisi botol botol air mineral berbagai ukuran ada botol ada gelas.
Karna dalam keadaan darurat aku pun mengambil semua botol dan gelas air Yang ada di dalam kulkas.
Membawanya kedalam kamar mandi.
Membuka tutupnya satu persatu,lalu menyimpan nya kedalam ember yang ada Disana.
Mungkin terhitung ada sepuluh botol dan dua puluh air dalam gelas yang aku masukan kedalam ember yang lumayan besar.

serenade | Kim WoonhakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang