Udah lama banget gak mampir ke story ini,semoga gak lupa sama ceritanya.
Mungkin kedepan nya,aku akan ganti POV nya jadi aku ya...
Oiya aku melakukan banyak perubahan dari alur sebelum nya, soal nya aku udah lupa jalan cerita nya.
Semoga kalian suka ya....
Happy reading....***
" Kenapa kau tak pernah pulang ???" Tanya seseorang yang menemuiku saat aku pulang kerja,
Aku mendongak menatapnya yang lebih tinggi dari aku
" Kenapa aku harus pulang kesana ???itu bukan rumah ku" aku kembali membereskan semua barangku dan memasukan nya kedalam tote bag milik ku.
" Sidney,kenapa sih kamu susah sekali di atur ??? Lihatlah adikmu yang penurut,bahkan dia tak pernah membantah kata kata ayah"
Ya... Dia ayah ku...
" Aku hanya tak ingin tinggal Disana ayah,Disana bukan rumahku,selebihnya apakah aku tak pernah menuruti permintaan ayah ??? Coba sebutkan apa yang tak pernah aku turuti ???" Ku tahan amarah yang hampir keluar ke permukaan.
" Kau tak harus bekerja Disni jika kau tinggal bersama kami,apa susahnya Sidney???" Beliau menggeleng kepala,mungkin kesal dengan tingkah laku aku.
" Ayah,bisakah kau tak perlu memarahiku disini ???" Cicitku pelan " aku hanya tak ingin semua mendengar permasalahan kita"
Beliau diam,lalu pergi keluar dari cafe
Menyisakan ku sendiri di ruangan itu,tapi aku tau beberapa teman ku mendengar pembicaraan kami tadi.
Dan aku tak mau mereka mengsihaniku dan memandangku sedih.Perlahan aku mulai meninggalkan cafe tempatku bekerja,berjalan pelan sambil merenungkan semua yang dikatakan ayah padaku.
Sedikit cerita tentang keluargaku.
Ibu ku sudah meninggal sekitar dua tahun yang lalu,dan setahun yang lalu ayahku menikah lagi dengan rekan kerjanya Tante Martha..beliau punya satu anak yang sudah besar bernama khamasean,
Dia tidak disini,sedang kuliah diluar negri...
Sebenarnya Tante Marta tidak jahat,kak Sean pun baik,tapi anehnya aku tidak ingin dekat dengan mereka,selalu ada rasa tidak rela jika ayah punya keluarga baru selain kami,padahal aku tau ibu sudah gak ada,tapi rasanya tidak rela dan tak mau menggantikan ibu dengan Tante Marta.Anak ayah tak hanya aku,ada adik ku namanya juna.
Tapi dia tinggal bersama ayah dan Tante Marta.
Sebenarnya dia tak ingin bersama mereka,hanya saja aku takut jika dia bersama aku,aku tak bisa menjamin nya,pendidikan nya dan semua keperluannya.
Jadi aku meminta dia untuk tinggal bersama ayah,agar semua kebutuhan nya terpenuhi.Ayah selalu mengirimiku uang bulanan untuk keperluan ku,tapi aku jarang memakainya karna aku punya penghasilan dari cafe tempatku bekerja.
Ya kadang kadang kalau aku ada kebutuhan campus,aku memakai uang dari ayah.
Tapi tidak sepenuhnya....Langkah demi langkah aku lalui,namun ucapan ayah masih terngiang ditelingaku.
Haruskah aku mengikuti keinginan beliau untuk tinggal bersama nya ????
Tidak aku tidak mau, Sidney ayolah jangan sedih kamu harus kuat.
" Sendirian aja" seseorang menyapa ku dari samping,membuatku menengok menatapnya yang sedang naik sepeda,dengan senyuman yang terpatri jelas di wajahnya.
" Wildan,sedang apa disini ???" Tanyaku menghentikan langkah Wildan yang sedang mengayuh sepeda pun ikut berhenti.
" Jalan jalan aja,cari usaha segar " masih dengan senyum cerianya,kalian tau senyuman Wildan sangat candu.
Aku mengangguk mengiyakan ucapan nya,iya sore ini memang sangat sejuk dan segar,cocok untuk jalan jalan.
" Mau jalan jalan bersama ???" Tawarnya,membuatku menatap sepeda yang ia naiki " tak perlu khawatir,aku lebih dari kuat untuk membonceng kamu berkeliling kota" dia mungkin melihat wajahku yang tampak tak percaya.
" Bukan begitu,aku berat loh jika harus kamu bonceng"
" Coba aja,ayo naik"
Aku diam tak bergerak,sedikit ragu dengan ajakan Wildan
Aku tak mau di turunkan ditengah jalan ya...
" Ayo Sidney, percaya lah,aku tak akan meninggalkan mu" akhirnya aku pun naik ke boncengan sepeda nya Yanga ada di belakang.
Awalnya aku cukup takut dan memegangi baju Wildan bagian belakangnya dengan erat,tapi lama kelamaan terasa menyenangkan.
Angin bertiup menerbangkan rambut panjang ku yang tergerai
Menerpa kulit ku yang lumayan gerah karna berjalan tadi.
Aku harap badan ku tidak bau,dan yang lebih parahnya lagi tidak tercium oleh Wildan.
Mataku terpejam,wajahku tengadah ke atas,entah kenapa aku merasa tenang sekarang,seakan melupakan kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
serenade | Kim Woonhak
Novela JuvenilWalau pergi tanpa kabar , kalau memang jodoh Takan kemana ! betul