Wildan POV..
Begitu aku turun dari tangga,aku melihat ibu yang sedang sibuk memasak untuk makan malam nanti.
Kaki ku bergerak menghampiri nya,yang nampak serius dengan masakan yang sedang beliau buat.
" Masak apa Bu??" Beliau berbalik saat aku menyentuh pundaknya.
" Masak ayam" senyumnya terukur,membuatku ingin ikut tersenyum,kalian tau ibu adalah satu satunya orang yang aku miliki didunia ini,tatapan teduhnya membuatku tak ingin membuatnya sedih.
Tangan beliau terulur untuk mengusap wajahku " kamu udah lapar ya ??? Tunggu sebentar ya kita makan bersama"
Aku mengangguk mengiyakan ucapan ibu yang kini kembali sibuk dengan masakan nya.Karna tak ingin mengganggu ibu,aku duduk di kursi makan yang kebetulan tidak jauh dari beliau.
" Kakak belum pulang Bu ???" Tanyaku yang tak melihat keberadaan kakak dari tadi.
" Mungkin di kamar,emang belum ketemu ???" Ibu berbalik menatapku yang kini menggeleng kepala.
Aku pun diam..
Entah kenapa bayangan Sidney terus berputar putar di pikiran ku,membuatku ingin terus tersenyum jika mengingatnya.
" Kamu kenapa Will ??? Lagi jatuh cinta ya ???" Suara ibu mengagetkan ku,membuat senyumku luntur seketika karna malu.
" Tidak Bu" kilahku
Beliau menyimpan hasil masakan nya di meja makan,lalu beliau duduk di sampingku.
" Kalau Will suka sama seseorang gak papa,itu wajar karna kan Will udah besar,tapi Will harus ingat kalau pacaran jangan sampai merugikan Will atau pun pacar Will ya.." ibu membelai pundak ku pelan.
" Kalau Will suka sama seseorang yang umurnya lebih tua dari Will gimana Bu ???"
Ibu tersenyum sambil mencubit gemas pipiku " gak papa asal di bukan istri orang mahh gas aja"
Aku terkekeh mendengar ucapan ibu,beliau sangat pengertian dan aku sangat beruntung memiliki nya.Tak lama semua orang berdatangan ke meja makan,ayah dan juga ka radiv.
Membuat aku dan ibu diam tak membahas apapun lagi.
Aura ayah sangat kuat hingga terkadang aku tak bisa bercanda dihadapan nya.
Aku lebih sering menjadi pendiam bila dihadapan ayah.
" Ekskul Will ???gak keliatan dari tadi"tanya kak radiv yang duduk di sampingku.
" Main dulu ka sama temen,jadi pulangnya agak sore" kakak mengangguk sebagai jawaban.
Sebenarnya kak radiv orang yang ceria,tapi entah kenapa sekarang dia lebih diam,apakah ada masalah ???
Ahh kenapa kau kepo sekali Will,biarkan saja,semua orang juga punya masalah.Ibu mulai menuangkan nasi di piring milik ayah,disusul dengan kita yang mengambil nasi masing masing,begitu juga dengan lauk yang tersedia.
" Mau masuk kuliah jurusan apa Will ???" Ayah bertanya membuatku memandangnya.
" Olahraga,atau seni ???" Jawabku tak yakin,karna melihat ekspresi wajahnya yang berbeda.
" Manajemen dan bisnis bagus Will untuk kamu,biar bisa bantuin kakak dan ayah di perusahaan" ujar beliau lagi.
Aku tau arah pembicaraan beliau,beliau ingin aku mengikuti kak radiv yang kuliah Disana.
Tapi apakah aku harus mengubur mimpiku ???" Yah,bukan kah aku saja udah cukup ??? Gak perlu lah ayah suruh Wildan juga ikut kuliah bisnis,biar dia pilih sendiri apa mau nya"kak radiv mencoba bernegosiasi dengan ayah
" Bukankah lebih banyak orang lebih baik ??? Ayah tau Wildan juga tidak keberatan masuk kesana,ya kan Wil ???" Ayah kini menatapku,sebelum memberikan jawaban aku melirik ibu yang menatapku,tatapan beliau seperti tatapan memohon,dan aku gak bisa bikin beliau kecewa karna pilihan ku.
Biarlah aku tak usah memikirkan cita citaku,yang penting ibu bahagia.
Aku mengangguk menyetujui perkataan ayah,dan beliau tersenyum senang sambil mengusap usap kepalaku.
" Belajar yang rajin" ucap ayah sambil kembali makan
Sempat ku lirik kak radiv,kelihatan nya dia kecewa dengan keputusan ku.
Aku menunduk dalam.
Tapi aku bisa apa ??? Aku hanya tak ingin ibu kecewa jika aku lebih memilih mimpiku dibanding menuruti ayah.
Dan acara makan malam pun berakhir dengan saling diam satu sama lain.Malam ini,aku diam di tepi kolam renang,memandang riak air yang sedikit membuatku tenang.
Ya..hanya sedikit karna selebihnya aku tetep tak bisa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
serenade | Kim Woonhak
Novela JuvenilWalau pergi tanpa kabar , kalau memang jodoh Takan kemana ! betul