18. 2409 ❤ Sapta Harsa

35.6K 4.5K 2.5K
                                    

Selamat Membaca🤍


💚💚💚

Sorot matahari menjelang senja menerangi perjalanan anggota Klandestin menuju pantai berpasir putih. Mereka tiba dengan semangat yang penuh. Mereka melepas sepatu dan merasakan sensasi pasir yang menyapu kaki mereka dengan lembut. Perasaan sejuk dan lembut langsung menyapa ke-tujuh pemuda itu, memberikan sensasi nyaman di setiap langkah mereka.

Warna air di depan mata mereka adalah keajaiban tersendiri. Biru kehijauan yang lembut, seolah menggabungkan langit dengan laut, menciptakan pemandangan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Suara deburan ombak membangun irama alami yang menenangkan, mengalun seiring angin yang berhembus lembut. Pantulan cahaya matahari di permukaan air menciptakan kilauan indah yang memain-mainkan mata.

Anggota Klandestin merasa seperti tengah terisolasi dari keramaian dunia luar. Beban pikiran dan perasaan sedih mulai terangkat, digantikan oleh kehangatan persahabatan dan momen-momen indah yang akan mereka nikmati bersama.

Mereka kini duduk bersama di tepi pantai, mendengarkan riak ombak dan merasakan semilir angin di kulit mereka. Waktu berjalan perlahan, sementara cahaya matahari perlahan memudar di cakrawala.

"AAAAAAAAA!" Marka berteriak seolah melepaskan semua beban yang ia bawa. Pemuda itu lanjut tersenyum lega.

"UWAAAAAA!" sambung Aji. Marka spontan menariknya untuk dirangkul sebab gemas.

Hela napas saling bersahutan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah sejauh ini ya ternyata," celetuk Haikal sambil menatap matahari yang mulai tenggelam di kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah sejauh ini ya ternyata," celetuk Haikal sambil menatap matahari yang mulai tenggelam di kejauhan. Ekspresinya penuh refleksi, seolah sedang merenungkan perjalanan hidup yang telah mereka lalui bersama.

"Tertarik ngomongin harapan di masa depan, nggak?" celetuk Arga, menyahuti pernyataan Haikal dengan senyuman. Pertanyaan itu seolah membuka pintu untuk mereka merenungkan dan membagikan impian-impian mereka tentang apa yang akan datang.

"Emang apa harapan lo buat masa depan, Bang?" tanya Aji pada Arga dengan penuh minat. Aji terlihat begitu ingin tau apa yang ada di pikiran Arga tentang masa depan, untuk tahun-tahun yang akan datang.

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang