Ohm baru saja selesai memproduksi lagu-lagu milik beberapa musisi Thailand yang ia pegang. Pria tampan itu menghela nafas sambil menempelkan kepalanya pada bahu kursi kerja miliknya yang ada di Studio miliknya lalu dirinya bangun dari posisi duduk tadi melakukan stretching untuk meregangkan kedua tangannya dengan berjalan menuju pantry membuat segelas coklat hangat lalu memakan satu bungkus roti.
Ia melirik jam tangannya menunjukkan waktu pukul 02.00 dini hari karena seharian ini Ohm sibuk memproduksi beberapa lagu sampai dirinya sadar kalau sejak tadi hanya berada di dalam Recording Room seharian tanpa melakukan kegiatan lain selain fokus di depan DAW.
"Sial. Sejak pagi aku belum melakukan kegiatan apapun selain memproduksi lagu." Monolognya sambil terkekeh dengan kondisinya saat ini kemudian setelah selesai menikmati makanan dan minuman nya. Ohm inisiatif membereskan studio miliknya itu dengan membersihkan pantry, menyapu dan mengepel Recording Room, Lobby, Kamar tidur nya juga mencuci beberapa piring dan gelas kotor yang ada di dalam Pantry .
Setelah selesai mengerjakan kegiatan bersih-bersihnya. Ia pun mematikan lampu papan nama studio yang ada di luar, Recording Room, Pantry dan Lobby studio kemudian dirinya masuk ke dalam kamarnya berganti baju untuk istirahat karena esok hari dirinya harus mengadakan rapat pertemuan persatuan para composer Thailand yang selalu diadakan selama satu bulan sekali.
Keesokan harinya Ohm sudah berada di dalam aula besar sedang melakukan pertemuan membahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan acara musik yang akan di adakan di Thailand. Terlebih dua bulan lagi adalah hari Songkarn biasanya di Thailand selama hari Songkarn suka diadakan acara musik besar-besaran untuk memeriahkan acara musik tersebut.
---
Dua jam kemudian setelah rapat selesai Ohm pun segera pulang namun dirinya mendatangi apartemen member Rosewild untuk sekedar singgah tetapi entah kenapa langkahnya terhenti ketika menoleh kearah kamar 780 yang ia ketahui adalah kamar Nanon itu.
Ia mencoba ketuk pintu tersebut perlahan hingga pintu kamar itu terbuka membuat Ohm terdiam melihat pemandangan wajah Nanon yang berantakan sekaligus kedua mata yang sembab membuat Ohm reflek menyentuh wajah Nanon sambil berkata. "Kau baik-baik saja?"
Nanon menepis tangan itu kemudian masuk ke dalam apartemen nya di ikuti Ohm yang masuk ke dalam apartemen tersebut sambil menyentuh bahu Nanon bertanya dengan nada lembut. "Nanon--" Belum selesai Ohm bicara Nanon kemudian memeluk erat tubuh Ohm dan menangis sesegukkan di pelukan mantan kekasihnya itu, membuat Ohm membalas pelukan itu dan menenangkan pria lesung pipi itu yang masih sesegukkan di pelukannya.
Beberapa menit kemudian Nanon sudah tampak tenang dengan keberadaan Ohm yang duduk di sebelahnya saat ini berusaha menghiburnya dengan berusaha bertanya padanya lagi. "Nanon, kau benar-benar tak ada masalah kan? Kau bisa cerita padaku anggap saja aku temanmu." Cetus Ohm yang membuat Nanon menoleh kearah pria di sebelahnya lalu kembali menundukkan kepalanya sambil menghela nafas.
"Sebelumnya aku minta maaf tiba-tiba memelukmu tanpa izin karena sejujurnya aku memang membutuhkan teman saat ini." Nanon menoleh kearah Ohm yang membuat Ohm tersenyum menganggukkan kepala tanda mengerti.
"Kau bebas memelukku sesuka hatimu. Memang apa yang terjadi padamu sampai kau seperti ini? Dan, maafkan aku kalau tiba-tiba aku mengunjungimu karena sejujurnya juga aku butuh teman untuk mengobrol segala hal." Jelas Ohm yang membuat Nanon tersenyum menghela nafas sambil menghapus airmatanya lalu bangun dari posisi duduknya menuju dapur mengambil 2 kaleng soft drink yang ia suguhkan diatas meja ruang tamu pada apartemennya.
"Sejujurnya aku benci kepada ayahku karena kejadian dirinya yang selingkuh dengan seorang wanita tetapi plot twist nya orang yang justru aku benci, dirinya menderita sebuah penyakit yang susah untuk di sembuhkan. Kenapa dia tidak mengatakannya sebelum aku membencinya seumur hidup? Aku muak dengan hidup ini." Seru Nanon sambil menenggak sekaleng soft drink yang ia pegang sedangkan Ohm yang masih duduk di sofa hanya terkekeh dengan perkataan Nanon.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEETHOVEN
FanfictionDua hati yang telah terkubur selama bertahun-tahun perlahan kembali terbuka ketika di hadapkan dalam sebuah situasi yang tak terduga. Memunculkan kembali memori-memori terdahulu yang memang sudah di pastikan takkan terbuka lagi. Ohm Pawat seorang c...