21-CHOCOLATE

79 6 0
                                    

Nanon terbangun dari tidurnya dan melihat Ohm membawakan nampan berisi bubur serta segelas air putih yang ia taruh di atas nakas.

"Sudah bangun kamu?" Tanyanya dengan nada lembut kearah Nanon yang dijawab anggukan kepala oleh pria lesung pipi itu.

"Kamu memasak ini? Tadi malam kamu tidur, kan?" Nanon memberikan rentetan pertanyaan pada kekasihnya yang dijawab kekehan sekaligus merasa gemas yang Ohm layangkan.

"Sudah, sayang. Jam 5 pagi tadi aku sudah memasak dan kebetulan Bibi Ra belum datang jadi aku masak saja dulu. Rumahmu sudah rapi kok. Aku yang membersihkannya."

"Ohm, rumahku kan besar. Kenapa tidak tunggu asisten rumah tangga saja, aku tidak mau kamu kelelahan juga apalagi hari ini kamu kerja kan."

Ohm menganggukkan kepalanya sambil menjawab, "Iya, aku kerja tetapi aku sudah bisa merapikan rumah mau ukuran rumah itu besar atau kecil tidak masalah. Bibi Ra kesini nanti tinggal memasak makanan saja untukmu, setelah selesai dengan pekerjaanku. Aku akan kesini lagi ya."

Nanon menganggukkan kepala sambil berkata. "Terimakasih ya kamu sudah mau merawatku."

"Sudah kewajibanku merawatmu, sayang. Yasudah di makan dulu ya nanti jangan lupa minum obatnya." Seru Ohm yang dijawab anggukan kepala oleh Nanon yang kini menyendokkan makanan ke dalam mulutnya sambil mengunyah makanan tersebut yang dijawab senyuman oleh Ohm.

---

Beberapa jam kemudian setelah Ohm pergi menyisakan Nanon dan Bibi Ra di rumah ini kemudian tiba-tiba datang seorang gadis tomboy yang Nanon tahu itu adalah Nonnie, dirinya datang bersama dengan Rocha, Gigie dan Sara sepupunya.

Nonnie membawa sekeranjang berisi buah kemudian duduk di pinggir ranjang Nanon sambil bertanya. "Bagaimana keadaanmu? Apakah masih merasakan rasa sakit? Kalau kau sakit bicara padaku. Jangan menahan seperti ini."

Nanon menganggukkan kepala sambil tersenyum dan berucap, "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit kelelahan saja." 

"Kami membawakan air Jahe hangat untukmu agar melegakan tenggorokkanmu. Diminum ya." Tambah Rocha yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon. 

"Terimakasih, P'Rocha. Kalian datang kesini apakah tidak ada pekerjaan?" 

"Aku datang jauh-jauh dari Hua Hin untuk menjengukmu dan kebetulan sudah meminta izin suamiku dan di perbolehkan." Seru Sara sambil tersenyum. 

"Hari ini pun aku sedang tidak ada pekerjaan makanya aku ikut dengan Rocha, Sara dan Nonnie kesini untuk menjengukmu. Kau jangan terlalu porsir tenagamu, kami paham kalau kau dan Nonnie sedang bekerja keras mendirikan perusahaan ini tetapi kau juga harus menjaga kesehatanmu." Tambah Gigie yang hanya dijawab anggukkan kepala oleh Nanon.

"Aku juga sering mendengar dari beberapa karyawan produksi yang shift malam, katanya kau tidur di kamar kosong yang ada di belakang pabrik. Kau jarang pulang ke rumah? Kau ini selalu saja begitu." Kesal Nonnie membuat Nanon terkekeh dengan perkataan gadis yang duduk di pinggir ranjangnya itu. 

"Aku tidak mungkin pulang pergi Bangkok-Pattaya walaupun berselang 1-2 jam tetap saja lebih baik aku menginap. Ruang kosong itu hanya untuk tempatku tidur, aku juga sudah menyulapnya menjadi kamarku." Jawab Nanon yang membuat keempat wanita di hadapannya menggelengkan kepala karena tidak habis pikir dengan tingkah sepupu laki-laki satu-satunya itu. 

"Tapi, Ohm suka mengunjungimu?" Tanya Nonnie lagi yang dijawab anggukkan kepala sambil menjawab, "Kemarin dia kesana menemaniku menginap."

"Setidaknya ada yang menjagamu." Tambah Gigie yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon. 

"Kalian mau makan apa nanti biar Bibi Ra yang menyiapkan." Tawar Nanon yang dijawab menggelengkan kepala oleh keempatnya. 

"Kami harus segera kembali kebetulan aku ada rapat dengan klien hari ini, nanti sekitar jam 14.00 sore." Seru Nonnie.

BEETHOVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang