37

22 2 1
                                    


"BRO ANJIRR LO BENERAN SELINGKUHIN SI ALETA?" cerocos Bagas kala Juan duduk di kursi kantin. Suara bak toa masjid itu benar benar membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Juan pun hanya duduk tanpa membalas ucapan Bagas.

"Heh ditanya noh sama kangkung" Cakra menyenggol lengan Juan karena sahabat nya itu tak menjawab pertanyaan Bagas. Di dalam pikiran nih si bagas gaptek banget apa emang kudet y? Perasaan dah lumayan lama mereka berdua putus.

Juan menghela nafas nya, mencoba untyk menjelaskan sedetail detailnya pada dua sahabat nya yang sudah siap mendengar penjelasan Juan. "Gue ga selingk-"

"Tapi lo nyakitin!"

Mereka bertiga yang duduk di meja kantin seketika terkejut akan kedatangan Reyno bersama Rifky.

"Apasi lo semut rangrang! Nyamber aje kek geledek" balas Bagas.

Senyum tipis dan remeh Reyno tunjukan pada Juan. "Seengganya kalo ga bisa jaga Aleta ga usah nge so." Ucap nya penuh penekanan di akhir kalimat.

Juan berdiri seketika, sorot mata nya yang tajam seperti pisau yang menusuk, dua laki laki berbadan tinggi itu saling berhadapan. Juan menatap Reyno penuh amarah, sedangkan Reyno menatapnya santai namun penuh dendam, jengah rasa nya ingin menonjok laki laki brengsek di hadapan nya.

"Ga ngaca lo?" Tanya Juan.

"What do u mean? I feel gue ga pernah nyakitin Aleta, sedikit pun."

Laki laki bermata cokelat itu hendak melayangkan pukulan pada Reyno, namun ia menahan nya dengan nafas yang memburu. Ia memilih untuk pergi dan tidak meladeni Reyno yang terus memancingnya. Saat Juan mulai menjauhi nya Reyno kembali berbicara,

"Kalo belum selesai sama masa lalu jangan pernah mulai hubungan baru"

Mendengar itu langkah kaki Juan terhenti, entah mengapa ia seperti tertampar mendengar ucapan Reyno barusan.

Kalo belum selesai sama masa lalu jangan pernah mulai hubungan baru

"Juan kamu udah makan?" Lamunan Juan menghilang tatkala Amanda menghampiri nya, tak lupa dengan merangkul lengan Juan, Amanda juga jelas mendengar ucapan yang Reyno ucapkan tadi.

Melihat kedatangan Amanda seketika senyum jahat nya kembali muncul. "Satu lagi"

"Bunga mawar ga seindah itu. Lo pasti paham maksud gue"

Entah mengapa gerak gerik Amanda menjadi gelisah. Ia buru buru menarik Juan untuk pergi dari sana, sampai punggung kedua nya tak tertampak lagi di kantin.

"Heh kutu kambing! Maksud lo apa bunga mawar ga seindah itu?!" Celetuk Bagas.

Reyno tiba tiba terkekeh pelan, membuat Cakra dan Bagas sedikit takut. "Kenapa lo?!" Tanya Cakra.

"Lo berdua dah tiga tahun sekolah disini, did you forget?" Ucap Reyno, "Semua murid disini tau bagaimana Amanda dulu. Ga inget lo pada, hah?"

Cakra dan Bagas benar benar mematung dan seketika teringat apa yang terjadi setahun ke belakang. Satu lagi, hanya Juan yang tidak tahu masalah ini. Kedua sahabat nya enggan bercerita hanya untuk menghargai perasaan Juan yang benar benar pikiran nya kala itu belum seratus persen melupakan Amanda, walaupun gadis itu telah menyakiti nya.

Reyno menepuk pundak Cakra beberapa kali sebelum ia dan Rufky meninggalkan kantin. Saat punggung Reyno sudah tak tertampak lagi ia memalingkan wajah nya ke arah Bagas.

"Cok, lu inget?"

Tampang Bagas serius dan menatap balik Cakra, "Kaga"

"Kon**l"

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang