Juan benar benar menghabiskan 24/7 dengan Amanda. Setiap hari nya ia selalu berpapasan dengan Amanda, ya mau bagaimana lagi, kamar nya saja berada di sebelah persis kamar Juan. Wajah yang ia lihat pertama kali tak ajarang wajah Amanda ketimbang ibu nya, karena saat Juan keluar dari kamarnya ia selalu berpapasan dengan Juan, selalu. Entah kebetulan atau apa tapi mereka selalu berpapasan, bukan hanya sekali dua kali tapi berkali kali!
"Sayang... mau kemana?" Tanya Amanda yang tak sengaja berpapasan dengan Juan saat keluar dari kamar nya, begitu juga sebaliknya.
Dengan setelan jaket jeans dan celana sobek sobek warna hitam membuat kesan garang Juan kembali mencuat, hal itu lah yang membuat Amanda semakin menyukai Juan.
"Aku mau ke markas"
"Markas?"
"Hm" Juan mengangguk.
"Boleh aku ikut?"
Laki laki berambut berantakan itu sedikit terkejut dengan pernyataan Amanda yang ingin ikut dengan diri nya ke markas. Bagaimana mungkin Amanda ikut dengan nya ke markas? Sebetulnya tidak apa apa sih, toh banyak juga anak anak yang bawa pacar nya dan tidak mempermasalahkan itu, tapi akan beda cerita kalau Juan membawa Amanda kesana. Dengan Juan membawa Amanda seperti tanda bahwa Juan menantang Tony.
"Engga usah ikut, ya?"
Raut cemberut Amanda seketika timbul, dengan suara nya yang imut Amanda berceloteh, "Iiiiii kok gitu sii" rengeknya.
"Kamu malu ya pacaran sama aku, terus gak mau pamerin aku ke temen temen kamu kalo aku pacar kamu, iyakan?" Lanjutnya.
"Ga gitu sayang..." Juan mendekat dan menangkupkan kedu tangan nya di pipi Amanda.
Amanda yang masih kesal terus merengek lentjeh, "Terus kenapa? Dulu dulu kamu sering ko bawa aku kesana, sekarang kok gak mau"
"Timing nya gak pas" Juan mencoba memberi pengertian pada Amanda dengan lembut.
"Ga mau tau pokonya aku mau ikut." Ucap nya tegas dengan menghentakkan kaki nya.
Juan menghela nafasnya pusing, mau bagaimana lagi, Amanda memanglah Amanda yang dulu, yang keras kepala.
"Oke kamu boleh ikut, tapi di mobil aja ya? Jangan turun, oke?"
Gadis berambut terurai itu sedikit luluh dengan Juan yang menatap nya, menghanyutkan nya. "Yaudah oke! Yang penting aku ikut kamu" ucap nya gusar.
Juan tersenyum tipis. "Kalo gitu aku tunggu dibawah ya sayang.." Amanda mengangguk atas ucapan Juan dan laki laki itu pun mulai menuruni tangga.
Juan Juan... lo suruh gue buat ga turun dari mobil? Hahaha terus buat apa gue ikut kalo ga turun?
.........
"Kamu tunggu sini ya sayang, paling sekitar setengah jam aku balik lagi, oke?"
Amanda mengangguk mendengar ucapan Juan. "Oke sayang.."
Juan keluar dari mobil nya dan berjalan kedalam markas Traxy. Di detik ketika Juan langsung keluar menyelonong dari mobil disana lah Amanda merasa heran. Bagaimana tidak heran? Biasa nya Juan selalu mencium kening Amanda, kemana pun dan se sebentar apa pun, tapi kenapa ia tak melakukan itu? Amanda dibuat bingung dan curiga dengan sikap Juan.
Seperti biasa saat Juan masuk banyak anak anak yang menyambut nya dan bersalaman khas mereka, laki laki berambut under cut itu duduk disebelah Cakra yang audah menunggu nya.
"Lama amat lo" ucap Cakra saat Juan mulai duduk.
Laki laki itu menghela nafasnya, "Ya gitu lah"
Cakra pun tak ingin mengambil pusing, toh ia juga tau kalau akhir akhir ini sahabat nya sedang tidak baik baik saja. Rokok yang berada di tangan kiri nya ia hisap lagi lalu mengeluarkan asap dari mulutnya, saat ia sedang merokok tak sengaja arah pandangan nya kekuar jendela, melihat mobil Juan terparkir disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
أدب المراهقين"Orang yang pernah gue sayang dan cintai bakal balik lagi ke kehidupan gue" Gimana rasa nya cuman di jadiin plampiasan? Gimana rasa nya jadi peran pembantu di saat peran utama hilang? Dia yang di kira benar benar sayang, ternyata hanya sekedar berb...