Sudah beberapa hari Reyno tak menampakan di depan Aleta. Itu di mulai ketika Aleta dan Juan menjalin hubungan. Aleta pun tak mengerti kenapa Reyno tak datang lagi padanya. Padahal setiap hari di sekolah Reyno tak pernah absen untuk menemui Aleta. Aleta merasa jika ada yang kurang beberapa hari ini.
"Aleta" suara itu terdengar dari arah belakang Aleta. Ia menengok dan mencari siapa pemilik suara itu. Seorang perempuan yang sangat ia kenal sedang berjalan menghampiri nya. Aleta tersenyum pada Nesya
"Kenapa? Kangen sama Aleta?" Tanya Aleta ketika Nesya ingin duduk di sebelah nya
"Eh gue tuh dari tadi nyariin Lo. Seneng dikit napa" Ucap Nesya sedikit kesal sambil memperagakan diri nya ingin berdiri.l, namun di tahan oleh Aleta yang membuat Nesya duduk kembali dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.
Pasalnya Nesya sudah mencari Aleta kemana mana. Mulai dari sudut sudut sekolah, tempat penampungan barang yang hilang, tempat orang pacaran, UKS, ruang olahraga, ruang guru, perpustakaan tidak di temukan juga. Sampai pada akhirnya Nesya menemukan Aleta sedang duduk di taman sekolah.
"Ada apa sya?"
"Ada apa ada apa" ucap Nesya pada Aleta yang sedang menerawang ke depan "Nih" Nesya memberikan selembar kertas yang berisi pengumuman. Aleta mengambil kertas itu dari Nesya dan membaca nya
"Kita bakal camping?" Ucap Aleta dengan mata berbinar setelah membaca kertas itu
"Yap, betul sekali"
"Tapi,,, ini sama angkatan kelas 12 juga?"
Nesya mengangguk sebagai jawaban. Perasaan nya menjadi tidak enak, "Lumayan kan Lo bisa pacaran sama dua pacar Lo itu" goda Nesya sambil menyenggol lengan Aleta beberapa kali, tak lupa dengan cengiran nya
"Aku cuman punya satu pacar"
"Siapa?"
"Juan"
Nesya menatap Aleta dengan tatapan yang tak bisa di artikan, beberapa saat kemudian terdengar suara tawa Nesya yang sudah pecah. Aleta hanya dapat memandang Nesya dengan kesal "Lo halu?"
"Tuh orang ga pernah pacaran, masa pacar pertama nya Lo?" Tawa Nesya yang meledek Aleta semakin menjadi
"Kenapa Nesya ga percaya sih, aku jujur tau"
Perlahan tawaan Nesya menghilang "Oh ya? Jadi bagaimana cara si beku nembak Lo?"
"Dia nembak aku di cafe, aku bener bener gatau kalo dia bakal nembak aku di sana. Kondisi nya ga memungkinkan" Nesya masih mendengar kan Aleta tapi wajah nya terlihat sedang meledek Aleta
"Kenapa? Nesya ga percaya juga?"
Nesya menggeleng "Engga"
"Lagian gue masih heran, tuh cowok kenapa bisa nempel ke cewek belet kek Lo" lanjut Nesya
"Belet belet juga cantik ya, maap maap" balas Aleta "Gimana mba rasa nya di tikung temen?" Aleta berusaha untuk menyerang balik Nesya. Tak di sangka wajah Nesya menjadi terlihat sedih. Aleta menjadi tak enak hati telah berbicara sesuatu yang tidak berkenan
"Sya, maaf aku ga bermaksud kayak gini" Aleta meraih tangan Nesya dan membujuk nya.
"Ga papa, gue juga udah lupain dia. Lagian, ucapan Lidya waktu itu ada bener nya, perasaan emang ga bisa di paksain" raut wajah sedih di tampilkan oleh Nesya
"Tapi kamu beneran udah move on dari Ka Riki?"
"Gue udah ngilangin rasa itu, tapi, tak disangka masih ada yang tersisa" ucap Nesya dengan tatapan sayu ke depan "Ta, melupakan seseorang ga semudah merobek kertas, jika orang itu sudah menempel kertas dengan banyak lapisan, kertas itu akan susah di robek. Sama kayak perasaan, semakin banyak dia memberi kenangan semakin susah juga untuk melupakan nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
Teen Fiction"Orang yang pernah gue sayang dan cintai bakal balik lagi ke kehidupan gue" Gimana rasa nya cuman di jadiin plampiasan? Gimana rasa nya jadi peran pembantu di saat peran utama hilang? Dia yang di kira benar benar sayang, ternyata hanya sekedar berb...