Reyno berjalan melalui koridor sekolah menuju kelas Aleta terlebih dahulu sebelum ke kelas nya. Ia ingin memberi surat pernyataan sakit Aleta ke teman kelas Aleta. Dari kejauhan Reyno dapat melihat Nesya sedang berdiri di ambang pintu dengan seorang cowok yang sudah bisa di tebak. Cowok yang hanya menaruh tas nya di pundak sebelah kanan menghampiri mereka
"Terciduk nih dua orang" ucap nya pada kedua orang yang sekarang berada di depan nya. Kedua orang tadi nya saling bertatap kini kedua nya kompak menoleh pada Reyno yang baru datang
"Sirik Lo" ketus Riki
"Males banget gue sirik sama lo berdua" ucap Reyno "Aleta sakit" Reyno menyerahkan surat yang ia ambil dari saku celana nya pada Nesya. Nesya menerima lalu mengangguk "Makasih"
Reyno membalasnya dengan senyum nya. "Lo mau bareng gue ke kelas apa engga nih?"
Riki menggeleng "Ntaran lah, gue masih pengen di sini dulu" ucap nya sambil menoleh ke arah Nesya sebentar dan kembali menoleh ke arah Reyno
"Sukses bro" Reyno menepuk beberapa kali pundak Riki dengan begitu keras sampe sampe Riki sedikit membungkuk dan memegangi pundak nya yang baru di tepuk oleh Reyno. Sedangkan Reyno dia malah pergi begitu saja menuju kelas nya.
Reyno berjalan dengan kedua tangan di saku celana. Rambutnya yang masih basah dan berbelok ke arah kiri menambah kesan keren diri nya, tak lupa dengan sapu tangan yang telah ia ikat di lengan atas nya. Sepanjang jalan menuju kelas ia selalu menjadi pusat perhatian di sepanjang kelas yang ia lewati. Terutama para cewek yang selalu nongkrong di depan kelas ketika jam pelajaran belum di mulai.
Sampai di lantai 2 ia masih santai berjalan walaupun kelas nya ada di paling pojok. Dari kejauhan Reyno dapat melihat Juan yang sedang bersandar di tembok dekat dengan pintu kelas XII IPA 1. Reyno berjalan acuh tak acuh ketika melewati Juan yang tatapan nya lurus kedepan
"Lo ngapain ke rumah Aleta?" ucap Juan ketika Reyno melewati nya. Reyno menoleh, ia merasa jika ia yang di tuju oleh Juan "Something"
"Gue tanya sekali lagi" kini arah pandangan Juan mengarah ke wajah Reyno, mata nya menatap tajam ke arah mata Reyno "Lo ngapain ke sana?"
Reyno membuang nafas nya kasar "Oke gue jawab, kemaren Aleta sakit"
"Gue tau"
"Kalo Lo tau ngapain Lo nanya Bambang" ucap Reyno kesal. Juan malah membuang muka "Ya karna gue orang yang begitu baik dan pengertian dengan senang hati gue jenguk pujaan hati gue, yang bentar lagi bakal jadi pacar gue." Reyno sedikit mempertegas kata demi kata pada kalimat akhir
"Pede banget Lo"
"Gue ngomong sesuai kenyataan"
"Percuma Lo nembak kalo Lo udah tau jawaban nya" ucap Juan meremehkan
Reyno berjalan mendekati Juan "Gue yakin di bakal nerima gue!" Ucap Reyno dengan penuh penekanan
Juan menghadapi perkataan Reyno dengan berdecih ke arah yang berlawanan dengan muka Reyno. Reyno yang melihat nya semakin kesal dengan Juan yang seakan meremehkan nya. Juan kini memutar kepala menghadap Reyno yang menatap nya dengan amarah.
"Lo nembak gue juga nembak"
"Gue bakal buat dia suka sama gue!"
"Kalo dia udah cinta nya sama gue Lo mau apa?" Juan malah menantang Reyno "Suka sama cinta itu lebih besar cinta"
"Kepedean Lo!"
"Bentar lagi juga Lo bakal denger berita gue sama sang pujaan hati Lo itu pacaran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
Teen Fiction"Orang yang pernah gue sayang dan cintai bakal balik lagi ke kehidupan gue" Gimana rasa nya cuman di jadiin plampiasan? Gimana rasa nya jadi peran pembantu di saat peran utama hilang? Dia yang di kira benar benar sayang, ternyata hanya sekedar berb...