33

73 9 0
                                    

DISCLAIMER — Banyak typo, FIKSI!!!

Happy Reading 🐰

Sore itu dikediaman keluarga Jiyeon terlihat cukup ramai, dengan kehadiran kedua keluarga yang kini saling duduk berhadapan hendak melaksanakan lamaran dikediaman tersebut.

Nampak Doyoung yang terduduk dengan rasa gugup yang hinggap didalam hatinya, dihadapannya terdapat seorang gadis yang sama gugup nya yang akan menjadi calon istrinya beberapa saat lagi.

Mungkin jika Doyoung tidak mempunyai banyak stok kesabaran bisa saja ia sudah menginjak kaki Jihoon dan kakak laki-lakinya yang terlihat menahan tawa kala melihatnya.

"Maaf mengganggu waktu istirahat pak Fathir dan keluarga sore ini"

Fathir selaku ayah dari Jihoon dan Jiyeon pun tersenyum ramah.

"Gak masalah, lagipula saya dan keluarga nggak pernah merasa terganggu sama sekali atas kedatangan pak Dion dan keluarga, justru kami sangat senang karena akhirnya kita bisa silaturahmi"

"Doy ekspresi lo tolong di kondisikan, muka lo kayak orang tertekan"

Anya mencubit pelan lengan putra sulungnya, Doyoung hanya melirik malas kepada Jihoon yang telah meledeknya.

"Maaf ya Doy, Jihoon emang kayak gitu. Biar suasananya nggak tegang tegang banget"

Dengan senyuman kecilnya Doyoung menjawab perkataan Anya "Gapapa tante, udah biasa"

"Eh diminum dulu teh nya, maaf ya cuma nyediain teh sama brownies aja"

Sang calon besan tersenyum, wanita berprofesi sebagai dokter itu menggelengkan kepalanya.

"Gapapa ini udah lebih dari cukup kok, makasih ya"

Dion menaruh secangkir teh hangat itu lalu berdeham pelan membuat atensi kedua keluarga itu menatap kearahnya.

"Pak Fathir hari ini kedatangan kami kesini bukan hanya untuk silaturahmi, kami juga bermaksud untuk meminang putri bungsu bapak dan ibu untuk menjadi seorang istri untuk putra bungsu saya"

"Kami ingin meminang Jiyeon untuk putra kami Doyoung secara baik-baik, saya harap baik itu pak Fathir dan istri begitu juga Jiyeon dapat menerima pinangan ini"

Doyoung menatap kearah ayah dari gadis yang selama bertahun-tahun ini mengisi peranan penting didalam hidupnya dengan tatapan seriusnya.

"Om tolong izinin Doyoung buat menjadikan anak gadis om sebagai ratu di kerajaan yang akan Doyoung bangun"

"Izinin Doyoung buat menjadikan anak gadis om sebagai istri Doyoung nantinya"

"Sebagai satu-satunya teman hidup yang akan menemani Doyoung hingga ajal menjemput Doyoung, izinin Doyoung buat membangun sebuah keluarga bersama putri om"

"Doyoung gak bisa berjanji buat gak bikin putri om nangis nantinya tapi, Doyoung akan berusaha buat bahagiain putri om"

"Doyoung akan berusaha buat bikin Jiyeon bahagia setiap harinya, Doyoung juga akan terus berusaha buat ngejagain putri om setiap saat"

"Meskipun nantinya kalo Doyoung ngebuat sebuah kesalahan yang bikin Jiyeon pengen balik lagi ke pelukan om, Doyoung bakal kembaliin Jiyeon secara baik-baik"

"Kalo emang cinta, kasih sayang dan finansial yang Doyoung kasih ke Jiyeon belum cukup, Doyoung akan berusaha buat memenuhi semua yang Jiyeon butuhkan"

"Doyoung bakal treat Jiyeon dengan baik selayaknya seorang ratu disebuah kerajaan"

"Kalo om, tante, bang Jihoon sama Jiyeon masih ragu gapapa, Doyoung bakal berusaha buat buktiin kalo Doyoung serius buat meminang anak gadis yang tumbuh dirumah ini"

On The Road •• Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang