BAGIAN SATU

47 23 5
                                    

Teruntuk dirimu Samuel,
Malaikat sementara yang sempat menghiasi hidupku.

Sam,
Terima kasih telah pernah mewarnai hidupku.
Terima kasih telah mengajarkanku bahwa semuanya butuh waktu
Dan terima kasih telah mengajarkanku bahwa mencintaimu tidak harus memilikimu

Aku tidak tahu harus sampai kapan mengagumimu.
Tapi satu yang harus kamu tahu, aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu hingga akhir hayatku.
Kembalilah jika dirimu memang ditakdirkan untukku.

Namaku Raini. Raini Yoseppina Saragih, gadis keturunan Batak Simalungun yang lahir pada bulan Maret. Saat ini aku sedang berkuliah dan sibuk mencari jati diriku. Aku baru saja melewati semester tigaku dengan penuh lika-liku. Di waktu ini juga aku akan melukiskan keindahan ceritaku bersamanya hingga berakhir melepaskan satu sama lain demi sebuah cinta (Give Up for Love).

Aku mengenalnya pada awal bulan Agustus 2020. Dia merupakan kakak kelasku sewaktu di SMP, menurutku dia unik dan sangat menarik untuk disukai. Dia memiliki rambut bergelombang, kumis tipis, dan pipi yang sedikit chubby. Cara dia berjalan telah menunjukkan bahwa dia memiliki wibawa yag gentleman dan sangat dingin. Dan hal itu yang membuat aku jatuh cinta kepadanya.
Meski sempat kehilangan informasinya selama dua tahun lebih aku tidak pernah bosan untuk selalu menganguminya.

Tertanggal 1 Agustus 2020 aku pergi ke suatu wahana jogging tepatnya di Haranggaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.
Aku bersama dengan sepupuku, Sanni namanya melintasi sebuah warung yang tidak jauh dari tempat wahana jogging itu.

"Raa, kita mau istirahat dimana?

"Gue juga binggung San, soalnya tidak ada kursi kosong lagi untuk kita istirahat "

"Nahh, kelihatannya mereka udah mau pergi tuh, bagaimana kalau kita istirahat disana saja?

"Boleh tuh San"

Tepat di tempat itu, aku pertama kali menemukannya setelah dua tahun aku kehilangan informasi tentang dirinya. Sebelum kami mengambil alih kursi mereka, aku sempat menatap matanya sekitar lima detik.
Wajahnya semakin mempesona, kumisnya semakin menarik, rambutnya semakin membubuhkan kedewasaan, dan matanya membuatku menjadi gugup tak karuan.

"Permisi, apakah kalian telah selesai di tempat ini?
Boleh kan kami ambil alih untuk istirahat?, ucap Sanni kepada kelompok lelaki itu"

"Oh tentu tidak masalah"

Aku tak hentinya memandangi dirinya yang semakin menjauh dari tempat per-istirahatan itu.

"Ya Tuhan, mengapa engkau mempertemukan aku dengan dia yang mustahil menyukai aku, ucapku dalam hati"

Aku pikir kemarin adalah pertemuan pertama dan terakhir setelah dua tahun lamanya.
Ternyata satu minggu kemudian aku mendapat notifikasi dari nomor yang tidak aku kenal.

"Haii"

"Haii juga, ini siapa ya"

"Coba kamu tebak"

Aku tidak habis fikir dengan nomor asing ini, bukannya menjawab pertanyaanku justru malah menyuruhku untuk menebak siapa dirinya.
Ternyata di kontaknya ada nama
~SAMUEL REAL~
Yaa, dia adalah lelaki yang selama ini ku kagumi dalam diam.

"Ehh kamu dapet dari mana kontak aku?

"Boleh kan aku simpan?"

" Iya boleh, tapi kamu jawab dulu pertanyaanku
Dapet dari mana nomer aku?"

"Nanti suatu saat kamu juga bakalan tahu kok"

Singkat tetapi sangat bermakna.
Ini adalah awal pendekatanku dengan lelaki idamanku tertanggal 7 Agustus 2023.

Setelah melalui komunikasi via WhatsApp, ternyata dia sekarang tengah melanjut SMA Swasta Seminari di Pematang Siantar (bagi jemaat agama Katolik pasti mengerti)

Aku dengan perasaanku awalnya tidak terlalu memperdulikan hal itu dan tetap melanjutkan ke hubungan yang dibilang lumayan serius.
Persentase panggilannya pada saat itu sudah 50%, tetapi entah mengapa rasanya raga ini tidak begitu mementingkan akan hal itu.

Dear Raini,

Dirimu bagaikan mawar yang indah. Cantik tetapi memiliki banyak duri artinya tidak sembarangan orang bisa memetiknya. Manisku, kutuliskan pesan ini untuk mengutarakan seluruh isi hatiku. Aku telah jatuh cinta padamu sejak pertama kali aku memandangmu dan berusaha untuk menahlukkan duri-durimu. Aku pikir aku sudah cukup pantas untuk bisa memilikimu. Apakah kamu bersedia menjadi kekasihku? Aku berharap dirimu dapat menerima dan menjadi bagian dari hidupku.

Yang tertanda,

Samuel Real

Pesan yang sangat indah untuk diabadikan, tak banyak basa-basi sudah pasti aku menerima tawaran kebersamaan itu. Tepat di tanggal 28 secara resmi aku mencintai dan memilikinya.

Hari, minggu, dan bulan terus berlalu. Tak terasa sudah memasuki bulan dimana dia akan pergi merajut pendidikan dan panggilannya (Asrama lebih tepatnya).

"

Raa, jika suatu saat nanti ku telah tiada lagi untukmu apa yang akan kamu lakukan?

"Sam, ada apa?
Mengapa kamu bertanya seperti itu?

***BE CONTINUED***

Give Up for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang