BAGIAN KESEBELAS

18 10 0
                                    

Announcement

Hallo semua, hari ini aku up bagian 11 yaww
Happy reading all:)

Rembulan manisku
Dimana lagi kutemukan gemilang sepertimu
Kemana lagi ku mencari kenyamanan setulus dirimu
Resah diriku rembulan,
Jika teringat akan kepergianmu
Resah hatiku rembulan,
Jika suatu saat nanti tiada yg seperti dirimu.
        ~ Raini ~


Di setiap sudut malamku, aku hanya bisa bercerita dan meluapkan seluruh isi hatiku ke dalam buku diary merah munggilku. Berbeda dengan wanita pada umumnya yang selalu menceritakan keseharian dan seluruh isi hatinya kepada kekasihnya.
Aku selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan dan memuaskan diriku untuk meluapkan seluruh isi hatiku dalam bentuk puisi-puisi yang indah.

"Haii Raini, maaf aku baru sempat menghubungimu karena aku tidak memiliki media untuk berkomunikasi denganmu. Bagaimana keadaanmu Raini? Jujur aku merindukan mu disini. Aku hanya bisa membayangkanmu lewat foto-foto yang sempat aku cucikan kemarin. Oh Iya aku sudah kembali ke asramaku ya. Aku baik-baik saja disini.
Jaga kesehatan kamu, dan maaf aku hanya bisa online sebentar saja." Notifikasi dari Instagram masuk di ponselku.

Aku terdiam sejenak dan takjub seberapa besar perjuangan Samuel untuk memberikan kabar kepadaku.
Aku mencintaimu Samuel, dan tolong berikan aku sedikit kejelasan. Jangan hanya memberi harapan jika nantinya suatu saat kamu akan pergi dan menghilang.

"Haii Samuel, aku baik-baik saja disini. Bagaimana dengan kabarmu disana? Jaga kesehatan yaa, jangan sakit, karna aku gak bisa jagain kamu disana. Iyaa aku bakalan selalu mengerti akan kondisi dan situasi kamu, intinya jangan pernah lupain aku Sam" balasku pada pesannya

Aku tidak akan pernah berhenti untuk mencintaimu sampai engkau memutuskan untuk pergi dari hidupku Sam.
~Raini~

Aku kembali menanti-nanti  kabar dari Samuel, pasalnya kemarin dia sudah berjanji bahwa di bulan 5 nanti dia akan menjelasnan dan memutuskan apa pilihan yang akan dia putuskan.
Aku sudah tidak sabar mendengar bahwa dia mengucapkan bahwa dia lebih memilih diriku dibandingkan itu semua.

Tetapi tidak sampai disitu, sahabatku  juga tidak akan lelah untuk menjelaskan bahwa jangan terlalu menaruh harapan lebih kepada Samuel.

"Haii raa, lagi ngapain? Ucap Nia dan Sartika tiba-tiba muncul di hadapanku

"Engga kok, lagi duduk santai aja"

"Raa, wajah lo udah keliatan tertekan gitu masih bilang gapapa. Udah ceritain aja sama kita, siapatau kami bisa Bantu Kan"

"Engga. Gapapa kok, aku baik-baik aja"

"Jangan lo anggap sahabat kalo lo gamau terbuka sama gue. Aku benci rahasia raa. Kamu macam baru kenal aku seminggu yaaa" ucap Sartika kesal

"Iya dehh ini aku cerita. Jadi ini semua yaa tentang dirinya. Dia udah janji sama gue  di bulan Mei dia mau menjelaskan dan memutuskan panggilannya
Gue takut banget kalo dia harus pergi Sar, Nia
Gue takut hati  gue bakalan hancur berkeping-keping"

"Raa, gue mau jelasin dan dengerin baik-baik.
Manusia gampang berubah raa, bisa aja hari ini dia bilang kamu seseorang yang paling spesial dalam hidupnya tetapi besok dia bukan nganggap kamu siapa-siapa lagi"

Kalimat itu yang selalu aku dengar ketika mereka tahu bahwa aku masih selalu menceritakan tentang panggilannya.

***BE CONTINUED****

Give Up for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang