12. Two People

312 69 14
                                    

•12•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•12•

Sebelum Suzy masuk ke kamarnya, Myungsoo mencegah perempuan itu. "hei, kau bisa memainkan iPadku ketika aku tidak ada. Di sana kau bebas me-download games sepuasmu atau nonton film, atau apapun. Yang penting kau jangan kabur-kaburan lagi ke luar apa lagi menemui ayahmu."

Suzy mengernyit, menatap tangan Myungsoo yang menyodorkan gadget berlayar besar yang sebelumnya tak pernah ia lihat. "aku butuh alasan untuk kalimat terakhirmu." Ia tetap mengambil iPad dari tangan Myungsoo.

Myungsoo membuang nafas malas, "Suzy, dengarkan aku baik-baik."

"oke." Suzy tak berpikir ada sesuatu yang salah antara dia dan ayahnya, atau Myungsoo dan ayahnya. Selama kemarin menginap di rumah orang tua Suzy, mereka--Myungsoo dan Ayah--terlihat baik-baik saja. Bahkan ketika tadi pagi hendak pulang ayah sempat memeluk Myungsoo akrab.

Myungsoo menelisik Suzy lekat-lekat, lihat betapa serius ekspresinya seolah ada hal paling penting yang akan dia berikan. "Suzy, sebenarnya.. ibumu..." pria itu menggantungkan ucapannya dan itu membuat Suzy gregetan.

"ibuku kenapa?" tanya Suzy tak sabar.

"ibumu..." Myungsoo mencoba lagi memberitahu Suzy apa yang sebenarnya terjadi pada ibunda Suzy. Kalimat itu sudah ada di ujung lidah, namun entah mengapa sulit sekali mengatakannya.

"iya, ibuku. Dia kenapa?" Suzy melangkah lebih dekat, memberi mata curiga dengan air muka yang tidak enak. Perasaannya mulai gusar, mungkinkah ada hal buruk yang belum Suzy ketahui?

Sementara Myungsoo berusaha meyakinkan diri bahwa Suzy berhak mengetahui yang sebenar-benarnya. Akan tetapi, ingatan saat ibu mertuanya meninggal dunia 10 tahun lalu membuat Myungsoo berpikir ulang. Itu adalah kejadian besar yang traumatis bagi Suzy.

Dimana ketika Suzy berubah menjadi Suzy yang sekarang. Suzy behrati dingin, Suzy pemurung, Suzy selalu serius dan Suzy yang keras kepala. Semua terjadi karena meninggalnya sang ibunda.

Kalau Myungsoo memberitahu kejadian sebenaranya, sama saja dengan membuat hidup Suzy hancur kedua kali. Suzy akan kehilangan jati dirinya lagi.

Pria itu menunduk sejenak sebelum menengadah melihat Suzy kembali. Wajahnya kelihatan tertekan, merasa gusar berada di posisi rumit begini. "aku hanya ingin bertanya, apa kau merindukan ibumu?"

Pada akhirnya Myungsoo tidak bisa. Semua terlalu sulit.

Dia tidak ingin kehilangan Suzy-nya yang manis. Myungsoo menggerutu dalam hati dengan pilihan egoisnya. Tapi, apa lagi yang bisa ia lakukan selain ini?

"kau sungguh bertanya seperti itu?" Suzy berdecak. Lalu ia bilang, "seharusnya kau tahu jawabannya. Tentu saja aku merindukan ibuku!"

Myungsoo memaksakan senyum.

Ia mengikuti pergerakan Suzy yang masuk ke kamar tidurnya dengan pintu terbuka lebar. Myungsoo hendak menyusul, namun kakinya tertahan di depan pintu. Ia meragu untuk melanjutkan. Bukan tanpa sebab, selama perniahannya dengan Suzy berada di ujung tanduk, Suzy tidak pernah mengizinkan Myungsoo masuk ke kamar tidurnya. Bahkan Suzy memasang pin smartlock untuk mengunci kamarnya secara ekstra seolah Myungsoo akan diam-diam masuk di tengah malam lalu memerkosanya saja.

Let's Go Back To Where We StartedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang