Dia

2.3K 102 2
                                    

Roy sampai di apartmennya. Ia hanya memasukkan kopernya ke kamar tanpa menatanya di lemari pakaian. Ia merasa lelah dan merebahkan tubuhnya di sofa. Ia mengambil handphone di saku celananya. Menekan nomor ibunya.

"Halo bunda " Sapa Roy

"Halo abang, udah sampe? " Tanya ibunya di seberang sana

"Barusan banget ini bun. Capek " Keluh Roy

"Istirahat dulu abang sayang. Jaga kesehatan ya. Ingat kamu udah jauh dari ayah sama bunda. Harus bisa jaga diri" Nasihat sang ibu.

"Iyha bunda cantiik. Ya udah ya bun, tadi mau ngabarin aja kalau sudah sampek. Ini Roy mau istirahat dulu, capek bun. " Kata Roy

" Iyha sayang. Jangan lupa makan. "

" Siap bun. Titip salam buat ayah, bang glen sama dila"

" Oke anak bunda, udah gih. Ditutup telponnya buat istirahat dulu" Ujar sang ibu

"Oke bun. Bye bunda."

"Bye abang "

'Tut' sambungan terputus. Roy ingin membuka sebentar sosial medianya. Banyak yang meng-tag dirinya perihal mengapa tak lagi bernyanyi di cafe bang Neyl. Tapi sama sekali ia tak menggubrisnya.

Kemudian ia beralih searching cafe milik ayahnya, yang akan dia kelola. Ternyata cukup terkenal di kalangan anak muda. Sebelumnya ia sudah menghubungi pak Adrian, salah satu orang kepercayaan ayahnya untuk mengurusi cafe. Dan ia sudah membuat janji untuk besok bertemu di cafenya.

Roy beranjak dari duduknya. Ia menuju balkon apartmennya. Meskipun lama tak terpakai, tp apartment nya terawat, karena ayahnya menyuruh orang untuk merawatnya.

Ia melihat pemandangan malam di jogja lewat balkon apartmen. Rasanya sudah lama ia tak merasa senyaman ini. Setenang ini. Semoga setelah ini dengan ia menjauh dari jakarta, ia tak merasa terusik lagi.

Ia membuka handphone nya. Dan membuka chat orang yang telah mengusiknya. Ia membaca sekilas lagi, dan memblokir nomornya tanpa membalas chat

Dia adalah masa lalu Roy, yang sangat ingin Roy lenyapkan dari ingatannya.

***

'Tok tok tok '
"nandoo, Nandoooooo" Panggil Sasa didepan kamar Nando sambil mengetuk pintunya.

Tak ada sahutan dari dalam. Tapi Sasa yakin jika nando masih ada di kamarnya. Karena semalam ia liat nando sudah pulang dari kerjanya.

Sekali lagi ia mengetuk pintu kamar Nando. Tak ada sahutan lagi.

"Ada apa sa? " Tanya Rahman yang keluar dari kamar sebelah Nando. Ia sudah rapi dengan kemejanya.

"Eh bang Rahman, ini nih. Mau ngajakin Nando jogging. Mumpung gua ngga ada jam kuliah" Jawab Sasa

"Kayaknya masih tidur deh, soalnya pulangnya malem banget" Ujar Rahman.

"Iyha bang, biarin aja nih mau gue ganggu, masa tiap pagi bangunnya siang. Kebiasaan nih anak. Eh btw mau berangkat kerja bang? " Tanya Sasa

"Iyha nih, kalau gitu gue duluan ya sa, gedor aja terus tuh pintunya biar bangun" Kata Rahman sambil berlalu dari hadapan Sasa.

"Oke bang. Lu hati-hati ya"

Rahman menoleh dan hanya memberi hormat singkat disertai senyumnya pada Sasa. Tanpa menjawabnya dan ia berlalu.

Sekali lagi Sasa menggedor pintu kamar Nando sambil memanggilnya.

Nando yang mulai terganggu pun akhirnya membuka pintu.

"Sasaaaaa apaaan sih, masih pagi udah berisiiiik. Bisa nggak sih nggak ganggu gue sehari aja" Gerutu Nando

Senja dan Kamu _ End (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang